Rusuh!

1572 Words
Semua teka-teki yang ada di dunia ini suatu saat akan terpecahkan di waktu yang tepat. Karena sepintar apapun kita menyembunyikan sesuatu pasti akan terungkap semuanya pada waktunya. - Kenzo Anarghya Reifiansyah. Gue keluar dari kamar mandi dan melihat Kelvin yang masih tertidur dengan nyenyak di atas kasur. Perlahan gue membangunkannya dan mengusik tidur tenangnya. Gue terus membangunkannya dengan pelan, namun nihil tidak ada tanggapan dan tidak ada pergerakan sang empunya. Kalau ngebangunin Kelvin dan Fajar tuh harus extra sabar, kalau gak sabar kitanya yang darah tinggi kalau bangunin mereka. "Vin bangun!" ucap gue sambil menepuk pelan tangannya. "Sumpah kebo banget ni bocah. Untung temen lo Vin kalo gak dah gue apain lu. Perasaan gue kalo gue tidur gak kek gitu amat dah," batin gue. "Vin bangun mandi. Udah siang ini kita mau cek lapangan!" panggil gue sambil membuka hordeng di kamar. Sang sinar surya pun masuk ke dalam kamar dan mengusik tidur Kelvin. Kelvin pun menggeliat pelan dan memutar tubuhnya ke arah tembok untuk menghindari cahaya yang mengusik tidurnya. "Tetep aja gak bangun-bangun, ni bocah! Sebenernya dia ini kebo apa manusia sih?" pikir gue. Seketika ide cemerlang gue berjalan untuk membangunkan Kelvin dari tidurnya. "Hahaha siap-siap aja lo Vin gue kerjain!" batin gue. Gue pun tersenyum misterius ke arah Kelvin yang sedang tertidur pulas. Drt! Drt! Drt! Kelvin pun mencari ponselnya yang berbunyi. Meraba meja nakas tanpa mau membuka mata. Drt! Drt! Drt! Lalu gak lama, dia mengangkat telfon tanpa melihat nama yang tertera. Gue pun tertawa kecil melihat Kelvin yang mulai mengangkat telponnya. Gue terus menelponnya sampai dia mengeluarkan suaranya dan menahan tawa gue agar tidak membuatnya curiga. "Halo!" ucap Kelvin serak khas habis bangun tidur. "Bangun woi dah pagi latihan gak lo!" seru gue. Kelvin pun terlonjak kaget ketika mendengar seruan gue. Gue langsung tertawa kencang melihat Kelvin yang terlonjak bangun dari mimpinya dan menatap gue dengan tatapan datarnya. "Sialan lo, Zo!" umpat Kelvin yang langsung terbangun dari tempat tidur dan gue bales dengan tawa kencang. "Dah lah, gue mau mandi bye!" ucap Kelvin kesal. "Pasti tu orang bete ke gue abis ini," pikir gue. Setelah drama membangunkan Kelvin yang memakan waktu sejam, gue pun teringat pas semalem gue minta nomor hpnya Anya gue belum ngechat dia. Gue langsung mengambil hp dan berniat ngechat Anya. Me : Assalamualaikum Nya. Save back ya ini Kenzo. Anya : Wa'alaikumsalam Kak Kenzo. Sudah ya Mas. Me : Terima kasih Nya :) Udah dulu ya. Ini Kelvin udah sibuk ngajak pergi ke bawah untuk sarapan. Anya : Sama-sama Kak. Iya, semangat. Good luck ya. Me : Makasih :) Anya : Sama-sama :) Read. Setelah selesai gue pun turun untuk sarapan bersama teman-teman yang lain. Sampai di lorong gue pun berpaspasan dengan Mb Widna yang sedang berjalan menuju lift. Gue hanya tersenyum kecil ke arahnya dan berjalan bersejajaran dengan Mb Widna. "Eh ada Kenzo Anar. Pagi Zooo," sapa Mb Widna ke arah gue. "Pagi juga Mb," jawab gue sambil tersenyum tipis. "Ko, lo dewekan Zo?" tanya Mb Widna heran. "Ya dewekan lah Mb, mau sama sapa lagi gue?" jawab gue seadanya. "Tengil mana?" tanya Mb Widna sambil mencari keberadaan Kelvin di belakang gue. "Tumben lo nanyain Kelvin Mb. Kangen?" tanya gue. "Ya gak juga, kan aturan lo turun bareng dia, Kenzo! Kenapa sekarang malahan turun sendirian? Gak setia kawan amat lo," ucap Mb Widna malas. "Dia baru bangun Mb, masa gue tungguin ke buru mati kelaperan gue. Kalau nungguin sih tengil mah matekan ketinggalan jauh sama yang lain gue Mb," ucap gue sambil memutar bola mata malas. Setelah menjawab pertanyaan Mb Wid gue pun berjalan mendahuluinya ke depan lift. Tringg! Pintu lift pun terbuka dan menampilkan Fajar sama Jojo ada di dalam lift itu. Bukan Fajar dan Jojo namanya kalo gak julid. Dari awal lift terbuka mereka udah bahas orang mulu, padahal masih pagi. Gak abis pikir gue sama mereka gak ada abisnya apa ya tu topik pembicaraan di antara keduanya. "Oh ya Zo, thanks ya buat semalem!" ucap Jojo. Mb Widna langsung menatap gue dengan tatapan bingungnya dan meminta penjelasan. "Waduh Jojo ngucapin makasih mana ada Mb Wid disini, auto kena kepo ini mah." Gue pun langsung meringis pelan dalam hati dan menggaruk tengkuk gue yang tak gatal. "Makasih buat apa Jo?" tanya Mb Widna kepo. "Tuh kan apa gue bilang juga pasti tu orang nanya dan pastinya kepo!" dumel gue dalam hati. "Kepo amat lo Mb," jawab Jojo dengan nada santainya. "Fix kalian jahat sama gue, karena kalian gak ngasih tau gue apa-apa!" ucap Mb Wid ngambek. Gue, Fajar, dan Jojo langsung menatap Mb Widna dengan tatapan jengah. Bisa-bisanya pagi-pagi kayak gini gue udah di suguhi drama Korea yang sering di tonton Oni. Gue mendengus sebal dan menatap mereka semua dengan jengah saat ini. "Iya Jo, sama-sama." Setelah menjawab pertanyaan dari Jojo gue langsung diam dan mengabaikan drama yang ada di depan gua. "Ada apaan sih sebenernya Jay, Zo?" cecar Mb Widna ke arah gue dan Fajar. Gue pun langsung mengkode Fajar untuk tetap diam, tapi di luar dugaan gue Fajar malahan tersenyum tengil ke arah gue dan meledek gue di belakang Mb Widna. Gue langsung menatap Fajar dengan tatapan datar. "Kepo amat lo gendut sama urusan anak cowo," ucap Fajar santai. Gue pun langsung membelaklakan mata mendengar jawaban Fajar dan meminta penjelasannya. "Belum waktunya Zo, Liat aja lo kalau dah waktunya. Palingan lo gue teror awkwkwkwk," ucap Fajar lewat matanya. "Sialan!" desis gue pelan. "Lah tumben si Fajar gak julid sama Kenzo. Biasa seneng banget liat Kenzo menderita. Apa salah makan ya semalem?" pikir Jojo. "Gak ada apa-apa Mb," jawab gue. "Boong ni pasti kalian semua ama gue. Kalian kemarin kemana ko gak ada pas makan malem?" cecer Mb Widna. "Astaga kan kalo udah ketemu Mb Wid gak aman dunia ini, bisa-bisa semuanya terbongkar karena ke kepoan dia," gerutu gue dalam hati. Belum sempat terjawab pertanyaan Mb Widna pintu lift pun terbuka. "Huftt selamat," gumam gue. Gue pun langsung jalan mendahului mereka bertiga. Fajar sama Jojo di tahan Mb Widna gak boleh pergi jauh dari lift sebelum menjawab pertanyaan dia. "Selamat menikmati Mb Wid paling lo di bully sama mereka berdua hahahaha. Maaf ye Mb gue jahat dulu hari ini karena lo kepo bat sama kehidupan gue dan buat kesel gue pagi-pagi ahahaha," batin gue senang melihat Mb Wid di bully. Baru ngambil piring mau ngambil nasi, terdengar suara bising terdengar di belakang gue. "Gue dulu Jay!" ucap Mb Widna sambil berdiri di depan Fajar. "Apasih Mb Wid gue duluan!" ucap Fajar gak mau kalah. "Jay, Mb gue duluan yang sampe jadi kalian minggir," ucap Jojo sambil mendorong pelan Mb Widna dan Fajar ke belakang. Gue yang sedang ngambil nasi hanya bisa ngegelengin kepala doang. Dan tiba-tiba Kelvin datang ngambil piring dan langsung antri di belakang gue. "Kelvinnnnnn!!!!!" teriak Mb Widna. Semua orang yang ada di meja makan langsung menoleh ke arah kita-kita yang sedang mengambil makan. "Vin gue duluan yang dateng, ngapa lo yang di belakang Kenzo!" seru Fajar heboh. "Apa-apaan lo Vin, minggir gue duluan belakang Kak Kenzo. Lo mah baru dateng udah nyelip aja pamali Vin!" seru Jojo. "Karena Kenzo adalah roomate kesayangan gue jadi gue harus di belakangnya," jawab Kelvin enteng. Gue pun yang ngerasa di bawa-bawa langsung menoleh ke arah mereka dengan muka datar gue. "Gak ada hubungannya Bambank. Lo ini ya Vin, gak di lapangan, gak di hotel, gak di Indonesia, gak di Paris selalu aja gangguin orang. Lo itu sebenarnya kurang kerjaan apa gimana? Apa lo mau cari perhatian sama kita semua?" tanya Mb Widna kesal. “Dih sok tahu bener emang si gendut satu ini,” cibir Kelvin dengan kesal. "Kalian mau makan atau mau ribut?" tanya gue dengan datar. "Ya mau makanlah Kenzo!" ucap Mb Wid ngegas. "Kalo mau makan diem, gak malu apa di liatin banyak orang itu!" ucap gue sambil nunjuk beberapa orang yang melihat perdebatan kami di meja makan. "Roomate lo itu, Kenzo yang duluan. Coba kalo dia gak nyari masalah ya gak ribut Kenzo ganteng," dumel Fajar. "Yaudah tinggal antri lagi," ucap gue enteng. "Ya gak bisa gitu dong Kak, lo kok belain si tengil ini sih!" seru Jojo. "Vin pindah ke belakang Mb Wid!" suruh gue ke Kelvin. "Moh lah Zo, engko ra kebagen lauk kalo belakang Mb gendut mah!" dumel Kelvin. "Heh ekstrak melinjo! Gue juga ogah di depan lo, yang ada nanti gue di gangguin mulu tau gak!" tolak Mb Widna. "Dih aca gue gak makan dari pada harus belakang lo gendut!" ucap Kelvin dengan nada tengilnya. Gue pun cepat-cepat ngambil makan agar bisa cepat pergi dari perdebatan unfaedah mereka ini. Kalo bisa gue enyahin dah mereka berempat dari sini berisik banget. Mau ngenyahin tapi temen hadeh serba salah. Setelah ngambil makan gue pun gabung bareng Koh Edwin, Babah, sama Koh Ricard. "Kenapa gue pilih duduk deket mereka?" Karena menurut gue hidup akan aman kalo bareng mereka. Makan menjadi aman dan nyaman ahahaha. "Ngapa tadi Zo? Muka lo juga kusut banget sekarang udah kayak cucian yang belum di setrika?" tanya Babah. "Biasa Bah drama ngambil makan," ucap gue kesel. "Hahaha lo kek gatau mereka aja Zo kalo ketemu, gak akan bisa diem," ucap Koh Ricard sambil tertawa pelan. "Iya, perasaan gue kalo mereka kumpul pasti ada aja yang di ributin. Entah apapun itu," ungkap Koh Edwin. "Iya bener Win, perdebatan kek gini yang selalu gue rinduin dalam setiap pertandingan," ucap Koh Ricard. "Ya memang bener itu Cad," ucap Babah santai. Gue pun nikmatin makanan gue dengan nikmat sambil mendengarkan obrolan ringan mereka bertiga. Kenzo PoV Off.
Free reading for new users
Scan code to download app
Facebookexpand_more
  • author-avatar
    Writer
  • chap_listContents
  • likeADD