Anya Putri Vania
Seorang gadis berhijab duduk menatap pemandangan alam yang indah dari balkon apartemen miliknya. Melihat rintik hujan turun membasahi bumi untuk kesekian kalinya. Tanpa sadar ada yang menepuk pundaknya dengan pelan. "Mau sampe kapan lo begini terus?"
"Astagfirullah, lo ini ngagetin gue aja."
"Udah 2 tahun lo menghilang. Lo harus sadar bukan begini cara lo melupakan dia, Nya. Ada anak kecil yang butuh lo. Lo harus sadar kalau dia butuh dukungan lo dan butuh kasih sayang lo. Bukan hanya lo yang ngerasa kehilangan tapi 170 orang lainnya juga merasa kehilangan. Kami kehilangan pelita kami, tujuan hidup, api semangat mereka dan Ashley pun butuh lo untuk selalu mendukung dia pas dia tanding," ucap wanita berambut sebahu tersebut.
"Dia bukan anak kecil lagi Li. Ashley sudah remaja, dia tau dia akan kemana, dan dia juga sudah bisa menentukan pilihannya sendiri. Dia sudah memiliki tujuan hidupnya. Gue gak bisa selalu ada buat dia Li. Sudah waktunya dia belajar mandiri tanpa dukungan orang lain," ucap wanita berhijab itu.
"Bukan gak bisa. Namun, lo masih belum bisa berdamai dengan masa lalu. Lo hanya bisa ikhlas dia pergi. Namun, lo gak bisa berdamai dengan keadaan lo. Lo selalu menyalahkan diri lo, karena kepergian dia. Lo gak salah, lo itu orang hebat, orang yang sangat tegar, orang yang selalu berkorban untuk orang banyak. Sudah saat nya lo bahagia."
"Udah berapa kali lo bilang kayak gitu Li, gue kan udah bilang sama lo, gue akan bahagia pada waktunya. Lo tenang aja."
"Gue gak akan bosen ngingetin lo untuk keluar dari keterpukan ini. Wake up! Sadar, kalo masih banyak yang sayang sama lo di sini. Lo hanya perlu buka mata lo serta hati lo untuk berdamai Anya! Ashley, gue, Zeky, Ridwan, Cyndy, dan yang lainnya selalu sayang sama lo, karena lo keluarga kita. Bangkit yuk, jangan nyalahin diri lo sendiri lagi. Lo gak salah!" ucap wanita itu sambil menangis.
"Li hati gue mati, mata gue tertutup. Karena gue dia pergi ninggalin kita semua. Karena gue dia gak ada. Karena gue kalian menderita. Seandainya gue ikut dia ke sana pasti gue juga akan ikut dia. Pasti gue gak akan ngerasa kayak gini Li kalau ikut dia! Gak akan!" ucap wanita berhijab itu sambil menangis.
"Sudah, hari senin lo wajib temenin gue nonton turnamen badminton bareng gue. Gak ada penolakan pokoknya wajib!"
"Lo maksa gini Li. Males lah gue ikut nonton Kakak K gak turun hahaha."
"Heh! Kakak K mulu lo mah. Gak usah Kakak K mulu ngapa, banyak juga tim dia yang cakep-cakep, gak cuma dia aja."
"Ah dah lah gak kelar ntar kalo bahas kehaluan lo mah ahahaha."
"Tau aja lo. Dah sana, masuk terus mandi gak usah ke balkon mulu dingin ogeb."
"Lo yang ogeb gue mah pinter ahahaha!"
"Gc mandi gua tunggu di ruang tengah kita makan di luar!"
"Asik di bayarin lo kan? Ahahaha."
"Iye, gue yang bayarin tapi pake duit lo ahaha."
"Dasar gila!"
"Au ah gue masuk bye!"
"Yaudah sono. Kalo bisa gak usah balik lagi ahaha."
"Sialan lo!"
"Hahaha."
***
Anya Putri Vania. Seorang gadis cantik dan manis,di balik parasnya yang cantik dan manis dia adalah seorang yang misterius. Banyak hal yang gak pernah orang lain ketahui selama hidupnya. Dia sering disebut warkaholic oleh teman-temannya. Banyak orang yang ingin mencari tahu sifat aslinya. Di balik sifatnya yang dingin, dia memiliki sisi yang sangat rapuh. Orang banyak mengira dia seorang gadis yang sombong dan tidak mau berbaur dengan orang lain, itulah yang membuatnya selalu di nilai negatif oleh orang banyak. Anya adalah seseorang multitalenta, dia bisa semuanya. Tetapi, Anya tidak mau menunjukkan kepandaiannya di depan khalayak ramai. Dia akan menunjukkan semuanya jika keadaan urgent. Jika tidak jangan harap dia mau ngelakuin itu semua.
Lili syafika. Dia mahasiswa semester akhir. Dia seorang gadis yang baik dan ramah pada sekitarnya. Dari sifatnya banyak laki-laki yang mengejar ngejarnya. Dia tipikal orang yang setia.
***
Anya PoV On.
"Udah 2 tahun lo menghilang. Lo harus sadar bukan begini cara lo melupakan dia, Nya. Ada anak kecil yang butuh lo. Lo harus sadar kalau dia butuh dukungan lo dan butuh kasih sayang lo. Bukan hanya lo yang ngerasa kehilangan tapi 170 orang lainnya juga merasa kehilangan. Kami kehilangan pelita kami, tujuan hidup, api semangat mereka dan Ashley pun butuh lo untuk selalu mendukung dia pas dia tanding," ucap dia.
"Dia bukan anak kecil lagi Li. Ashley sudah remaja, dia tau dia akan kemana, dan dia juga sudah bisa menentukan pilihannya sendiri. Dia sudah memiliki tujuan hidupnya. Gue gak bisa selalu ada buat dia Li. Sudah waktunya dia belajar mandiri tanpa dukungan orang lain," ucap gue sambil nahan nangis.
Gue orang paling sensitif untuk bahas kejadian 2 tahun yang lalu dan lo ngungkit lagi. Kenapa lo harus ngungkit lagi Li!!! Gue tahu ini semua memang kenyataan yang harus gue hadapi tapi, please biarkan gue di zona nyaman saat ini. Gue beneran gak sanggup kalau harus terus seperti ini.
"Bukan gak bisa. Namun, lo masih belum bisa berdamai dengan masa lalu. Lo hanya bisa ikhlas dia pergi. Namun, lo gak bisa berdamai dengan keadaan lo. Lo selalu menyalahkan diri lo, karena kepergian dia. Lo gak salah, lo itu orang hebat, orang yang sangat tegar, orang yang selalu berkorban untuk orang banyak. Sudah saat nya lo bahagia," ucap dia.
Bukan sekali dua kali lo ngomong kek gini sama gue Li. Lo udah sering ngomong kek gini, kenapa kalian gak pernah ngertiin gue? Dengan kalian ngungkit ini semakin gue terpuruk. Memang gue terlihat menyedihkan di depan orang lain saat ini. Di balik itu semua gue beneran sangat yakin dan percaya kalau gue akan mendapatkan kebahagiaan gue lagi.
"Udah berapa kali lo bilang kek gitu Li, gue kan dah bilang Li, gue akan bahagia pada waktunya. Lo tenang aja," bales gue.
"Gue gak akan bosen ngingetin lo untuk keluar dari keterpukan ini. Wake up! Sadar kalo masih banyak yang sayang sama lo disini. Lo hanya perlu buka mata lo serta hati lo untuk berdamai Nya! Ashley, gue, Zeky, Ridwan, Cindy, dan yang lain selalu sayang sama lo karena lo keluarga kita. Bangkit yuk, jangan nyalahin diri lo sendiri lagi. Lo gak salah!" ucap dia sambil menangis. Gue paling benci orang yang gue sayang nangis. Li maafin gue yang udah jadi beban bagi lo dan yang lain. Maafin gue.
"Li hati gue mati, mata gue tertutup. Karena gue dia pergi ninggalin kita semua. Karena gue dia gak ada. Karena gue kalian menderita. Seandainya gue ikut dia ke sana pasti gue juga akan ikut dia. Gua gak akan ngerasa kek gini Li! Gak akan!" ucap gue sambil menangis.
Kata-kata itu selalu terngiang di otak gue. Bener apa yang Lili bilang gue harus bangkit dari semua ini. Udah 2 tahun gue kek gini. Jadi warkaholic, penggila belajar, pokoknya jelek banget dah gue selama 2 tahun ini. Hidup selalu gak tenang ngerasa gimana gitu gue selama ini. Di hantui rasa bersalah itu pasti, tapi gue harus bangkit dan buka lembaran baru lagi buat kedepannya.
Gue terlalu bodoh udah nyia nyiain apa yang udah di kasih Allah sama gue. Gue nyia-nyiain orang-orang di sekitar gue. Gue ngaku salah. Gue harus bangkit! Bangkit dan bangkit! Gua harus buka lembaran baru untuk orang-orang di sekitar gue. Pokoknya gue harus bisa! Gue harus keluar dari semua ini. Selamat datang lembaran baru dan selamat tinggal lembaran lama.
Anya PoV Off.