Mau sehebat apapun lo. Lo gak bisa hidup sendiri karena manusia adalah makhluk sosial. Makhluk yang masih membutuhkan orang lain di hidupnya. Jadi, selalu hargai orang yang berada di samping lo meskipun lo tidak menyukainya.
-Author.
Author PoV On.
Setelah melakukan sarapan pagi yang penuh drama. Tim Kenzo dkk bersiap-siap untuk melakukan cek lapangan hari ini. Mereka semua masuk kedalam bis dan langsung pergi kelapangan. Sampai di lapangan mereka pun melakukan pemanasan dan lain lain. Setelah latihan Tim Putri Indonesia mereka duduk menggerombol di pinggir lapangan.
"Guys ntar ke luar yuk cari angin!" ajak Pitha.
"Ya hayuk aja Dek," ucap Ka Gel.
"Yuk lah! Masa jauh-jauh ke Paris cuma tidur di kamar tanpa jalan-jalan sedikitpun," seru Ribi.
"Padahal udah seringlah ke Paris masih aja dusun ahahaha," ledek Fadia.
“Ya, tetep beda aja atmosfernya kalau ke sini. Bawaannya pengen jalan-jalan terus gue kalau udan sampe sini,” ujar Ka Fat sambil tertawa kecil.
Mereka hanya menggelengkan kepalanya dengan pelan dan kembali berbincang santai di pinggr lapangan. Putri memilih berdiam diri dan tidak menanggapi apa yang mereka katakan sama sekali. Ia sibuk bergelut dengan pikirannya dan mengabaikan semuanya.
"Lo ngapa Put diem aja?" tanya Apri sambil menghampiri Putri yang tak jauh darinya.
"Gue gak papa Ka," ucap Putri seraya tersenyum palsu di hadapan teman-temannya.
"Gak papa gimana nya, 3 tahun belakangan ini lo aja sering melamun kalo di Paris. Mainnya kalo di sini ambisi banget, lo kenapa ?" tanya Ka Meli.
"Iya-iya setuju gue sama Meli, kalo misalnya ada masalah di sini ya lo cerita ke orang yang menurut lo bisa di percaya. Biar lo mainnya enjoy nantinya, lo taukan kalau lo mainnya ambisi banyak yang gak bisa lo gapai. Lo gak kasian sama Refandra yang udah susah payah latihan tapi, lonya malah kayak ambisi banget. Bisa fatal semuanya karena keegoisan lo Put," nasehat Ka Glo.
"Lo gak sendiri Put ada gue, Ka Gel, Ka Glo, Ka Meli, Ka Apri dan masih banyak lagi. Kita ini keluarga, lo bisa percaya sama kita," ucap Jeji.
"Terkadang gak semua masalah bisa di ungkapkan dengan kata-kata. Gue hanya manusia biasa yang bisa kapan saja rapuh dan menyerah karena keadaan. Gue butuh semangat dan pelita di hidup gue. Dan selama 3 tahun ini gue kehilangan itu semua," ucap Putri sambil menatap lurus ke depan dengan tatapan kosong.
"Maksudnya?" ucap mereka serempak.
"Ya gitu, suatu saat kalau kalian tau sebenarnya. Gue gak yakin apa kalian masih tetap mau di samping gue atau engga setelah ini. Gue juga beneran gak yakin kalian bisa dukung gue dan selalu menghibur gue nantinya setelah tahu kebenarannya?" tanya Putri sambil menahan tangisnya.
Oni yang melihat Putri dari kejauhan hanya menatapnya dengan tatapan iba. Banyak hal yang di sembunyikan selama ini. Oni tau apa yang di rasakan Putri selama ini, namun hanya diam yang bisa mereka lakukan. Karena setiap orang yang ada di dalam masa lalu mereka gak mau mengungkapkan semuanya. Oni pun langsung menghampiri mereka semua.
"Semua orang berhak untuk bahagia. Sekarang waktunya lo bahagia. Buat bangga Bubbi dan Ayah lo Put. Gue tau apa yang lo inginin dan gue bisa ngabulin harapan lo tahun ini. Tapi, jika lo loyo kek gini gue yakin lo gak bisa nunjukin kemampuan terbaik lo, Bubbi lo akan makin merasa gak berguna di dunia ini. Karena apa? Harapan yang dia miliki, tombak kehidupan, pelitanya hilang bersama bayang-bayang masa lalu. Bubbi lo udah mau bangkit dan mau keluar dari semuanya. Tinggal lo yang keluar. Lo jangan berfikir kalo lo sendiri. Kita gak akan ninggalin lo dalam keadaan apapun," ucap Oni di belakang Putri.
"Kamu sampai final Kokoh akan bawa Bubbi mu untuk menonton final," ucap Koh Edwin.
"Wake up! You can do it! Kamu naik podium om akan memberikan apa yang kamu harapkan. Namun jika kamu minta om bawa Ayahmu, maaf Om gak bisa. Tapi yakinlah, Ayahmu selalu ada untukmu di manapun kamu berada!" seru Ridwan dan di bales oleh tatapan berharap dari Putri.
"Gak ada alesan yang kuat untuk kami ninggalin lo sendirian. Lo adik kecil kami semua. Di umur lo yang masih belia lo bisa tembus 4 besar dunia. Itu adalah pencapaian terbaik yang lo miliki. Lo itu hebat, lo keren, lo yang terbaik saat ini. Kita akan tetap bersatu meskipun terpisah oleh apapun," jawab Ka Glo dan yang lain langsung berhamburan meluk Putri.
"Gak perlu seseorang yang sempurna untuk menjadi sahabat, karena sahabat yang baik akan selalu melengkapi sahabat nya yang memiliki kekurangan. Begitu pula keluarga. Keluarga adalah kehidupan, pelita, arah jalan, tempat mendengar, tempat bersandar dan tempat untuk menangis. Maka kami siap untuk menjadi keluarga kedua untuk mu karena kita itu satu," ucap Ka Gel.
"Kita sama-sama jauh dari keluarga kita. Dan dari kalian aku merasakan menjadi sangat berharga lagi terima kasih," ucap Putri sambil menitihkan air mata.
"Tidak ada kata terima kasih dan maaf bagi seorang sahabat dan keluarga. Karena keluarga dan sahabat itu saling melengkapi satu sama lain," ucap Tania sambil memeluk Putri dari samping.
"Dan karena kesederhanaan, kesetiaan bermula maka kita akan menjadi-------" ucap Fadia.
"Gila ahahahaha!" teriak semua tim putri dan di akhiri dengan tawa mereka semua. Oni, Koh Edwin, dan Ridwan yang melihat kebersamaan mereka menjadi terbawa suasa haru.
"Terima kasih Allah, engkau telah memberikan orang-orang yang sayang padaku tanpa mau melihat siapa aku sebenarnya," batin Putri.
"Bub aku harap kau datang di setiap pertandinganku dan selalu mendoakanku dari jauh. Aku rindu Bubbi. Bubbi itu pelita hidupku dan almarhum Ayah adalah kompas yang menunjukkan jalan di setiap langkahku. Mau seperti apapun Bubbi sekarang, bagaimana keadaanmu sekarang aku selalu menyayangimu. Jika orang lain melihatmu bersamaku orang itu selalu bilang,
'Itu cuma orang lain di hidupmu, kenapa kamu menyayanginya selayaknya Ibumu?'
'Wanita tidak berguna seperti dia tidak pantas untuk menjadi Ibumu'
'Wanita gak bener kek dia juga gak pantes kau tiru'
Masih banyak yang lainnya. Aku tidak pernah mendengarkan perkataan orang. Kau tetap lah Ibuku meskipun aku bukan darah dagingmu tapi bagiku kau adalah ibu ku. Ibu kandungku. Terima kasih bubbi untuk segalanya," batin Putri sambil tersenyum melihat kegilaan teman-temannya.
"Nanti malem jadi pergikan guys?!" seru Fadia.
"Jadi dong!" ucap mereka serempak. Tak lama banyak orang yang menghampiri mereka.
"Gue mau ikuttttt!" ucap Mb Widna heboh.
"Hayuk lah Mb kita jalan-jalan ntar malem di Paris," ajak Apri.
"Lorang gak mau ikut?" tanya Ka Gel ke Tim Putra yang sedang duduk bergerobol tak jauh dari mereka semua.
"Ngikut aja lah Ka kita mah ya gak?" tanya Vito kepada teman-temannya yang lain.
"Yoi!" ucap mereka semua.
"Kayaknya makan di La Crystal lagi kane nih!" seru Fajar.
"Woahhhh boleh juga dah, nanti siapa tau ketemu ewewe cakep lagi!" timpal Kelvin sambil tertawa dengan pelan.
"Hayuk lah gaskeun kita ke sana, biar gue dapet cewe juga di sini!" sindir Bang Ucok.
"Iya, bener siapa tau di traktir Kak Kenzo lagi!" seru Rifaldy.
"Ha! Gila lo Zo kita gak dapet traktiran masa. Wah pilih kasih lo, Zo!" ucap Mb Widna heboh dan di bales tatapan jengah oleh Kenzo.
"Lo ini kalo traktiran cepet bener gendutttt!" ledek Kelvin.
"Heh ini tuh Paris semuanya mehonggg bo, jadi sobat miss queen kek gue ini mencari-mencari traktiran dari para krezi rich seperti kalian," ucap Mb Widna dengan nada alaynya.
"Kenzo tekor ngajak makan lo mah Mb, aca dia ngajak gebetannya makan. Ya gak guys?" kompor Fajar. Kenzo hanya memutar bola matanya dengan malas.
"Bener tu Jay, gebetannya Kenzo makannya di itung ya Jay, masa satu porsi itu kita kurang dia malah gak abis. Malahan sisa dong makan di restoran. Padahal di restoran itu makanannya dikitlah. Dia malah gak abis," ucap Kelvin dengan nada tengilnya.
"Apasih kalian ini gosip mulu!" ucap Kenzo malas.
"Ko lo diem-diem aja sih Zo punya cewe? Gak gentle banget lo ini," tanya Mb Widna.
"Gua jomblo Mb gak usah dengerin para lambe kek mereka," jawab Kenzo santai.
"Ya gue lebih percaya sama mereka sih karena mereka tau seluk beluk lo ahahaha," ledek Mb Widna sambil tersenyum misterius.
"Nanti malem jam 7 di lobby ya guys!" teriak Apri.
"Oke!" seru mereka semua.