Bab 42. Audrey adalah Penyihir

1136 Words
Megan sudah menelusuri hutan, tapi tak menemukan jejak dari pemimpin Organisasi Gelap. Bahkan para anak buahnya sampai kelelahan. Hutan dekat ibu kota tidak begitu luas, tapi bisa membuat orang hanya berputar-putar saja. Legenda mengatakan kalau hutan itu adalah hutan ilusi, tapi Megan tak percaya hal seperti itu. Tanpa gadis itu sadari, bahwa sebenarnya mereka hanya berputar-putar tidak jelas. Semua bandit yang dibawa Megan tampak kelelahan karena mencari buronan sepanjang hari. Mereka akhirnya memilih istirahat, sambil menunggu kabar dari ibu kota. “Tuan, kita harus kembali ke markas.” “Bawa sebagian orang pulang. Aku akan menunggu kabar dari ibu kota.” Pria itu mengajak sebagian orang untuk kembali ke markas. Tidak lama kemudian, pesan dari ibu kota sudah sampai. “Tuan, Tuan K dan gadis itu sudah di cari ke seluruh ibu kota, tapi para pengawal kerajaan tak menemukan mereka jejak mereka sama sekali.” “Aku yakin mereka bersembunyi di hutan ini,” geram Megan cukup kesal. Gadis itu juga lelah karena tak menemukan titik terang mengenai keberadaan mereka. “Kalian berdua, jaga tempat ini. Aku akan menemui Veto.” Gadis itu harus menyusun rencana untuk malam ini. Instingnya mengatakan kalau Tuan K akan bergerak saat malam tiba. Kerajaan Hazelmuth Eugene memijat kepalanya yang sakit luar biasa karena berita yang didapat tidka memuaskan. Padahal mereka sudah menggeledah Rumah Madu, tapi tidak ada hasilnya sama sekali. “Kemana mereka pergi?” Pria itu seperti tak punya tenaga sama sekali, terlihat putus asa. Tapi putus asanya pupus karena Derich yang tidak di undang datang. “Apakah raja tak ingin menggunakan kekuatan jenderal perak ini?” seru Derich dengan wajah gembiranya. Pria itu mendapatkan dua kabar begitu menyenangkan. Pertama kabar Keith pergi ke perbatasan, kedua adalah kabar raja sedang memburu Tuan K. Siapa yang tidak kenal dengan Tuan K? Semua orang kenal dia? Namun sedikit bangsawan yang menolak bekerja sama dengan pemimpin Organisasi Gelap itu. Kalau Derich tidak peduli sama sekali jiak berhadapan dengan Tuan K. Asalkan reputasinya bisa naik melebihi Keith. Mumpung dia tak ada, makanya pria itu akan maju menerima kesempatan yang tidak datang dua kali. Eugene menoleh sekilas, lalu menghela nafas panjang. “Jika kau berhasil membawa Tuan K dan Caroline, aku akan menaikkan pangkatmu.” Mendengar Caroline disebutkan, wajahnya tampak terkejut. Tapi buru-buru disembunyikannya. Derich hanya tak menyangka kalau gadis itu akan berani muncul setelah sekian lama menyamar. “Baiklah, tunggu kabar dariku.” Derich pergi meninggalkan Eugene yang terus menatap punggungnya. Pria yang ditatap malah tersenyum kesenangan tiada tara karena akan bertemu dengan Caroline. “Aku pasti akan mendapatkanmu.” Besar kemungkinan kalau Caroline akan menjadi milikknya. Untuk Tuan K, ia tak peduli sama sekali. Justru kalau pria itu meninggal, pasti Eugene akan puas dengan kinerjanya. Semnetara itu, Audrey yang sudah membuat kloning yang sama persisi dengannya. Bahkan sampai kloning itu sangat mirip. Lalu, bagaiaman dengan Keith. Pria tersebuat diam dalam waktu yang cukup lama. Dia terkejut atas tindakan Audrey. Dan tak mengira juga kalau gadis itu adalah seorang penyihir. Setelah semuanya, kenapa harus Audrey, seorang gadis belia? “Kenapa kau hanya bengong?” tanya Audrey membuat lingkaran sihir di pohon tak jauh dari mereka. “Jawab aku, siapa kau sebenarnya? Mengapa kau menjadi penyihir?” Keith tak bisa lagi membendung rasa penasarannya. “Audrey Banet, itulah namaku.” Audrey tak akan menanggapi Keith. “Jawab aku!” sentak Keith cukup keras. Audrey terus menggambar lingkaran sihir, meneteskan darah segar pda lingkaran itu. Sontak bersinar dengan warna merah darah. Tanpa menunda waktu, gadis tersebut langsung menyeret Keith untuk masuk ke dalamnya. Dalam waktu singkat, mereka muncul di hutan lewat lingkaran sihir yang dibuat Audrey. Keith pun menatap gadis itu dengan tatapan tajam. “Karena kita sudah keluar dari mansion. Kau bisa menjawabku, siapa kau sebenarnya?” geramnya tertahan, meraih leher Audrey. “Aku bukan orang jahat. Kau bisa percaya padaku.” Audrey berusaha membuat Keith yakin dengan identitasnya. “Kau penyihir! Dan kau mendekati Caroline! Apa tujuanmu?” Keith sudah tak bisa membendung amarahnya. “Keith! Lepaskan aku! Uhuk! Gadis itu menendang tubuh Keith dengan kuat sedikit melayang di udara. “Kau sudah di luar akal sehat!” Audrey hendak mengeluarkan tongkat sihirnya, tapi di urungkan. Sedangkan Keith langsung terduduk di tanah. “Bagaimana kau bisa mengetahui identitasku?” Padahal ia menyembunyikannya dengan sangat baik. “Kita ada diperahu yang sama. Jika kau melepaskanku, maka aku akan melepaskanmu. Suatu hari nanti, kau akan tahu siapa diriku.” Audrey turun menyentuh tanah dengan pelan, mengambil tas disamping Keith. “Ayo pergi..., Caroline pasti menunggu.” Situasi semakin rumit membuat Keith masih dalam kebingungan. Pikirannya kacau karena identitas Audrey. Setelah Sarah meninggal, tak ada penyihir satu pun muncul. Kondisi kerajaan juga tidakbbegitu baik. Dan mau tak mau keluarga Griffin dan Issac menjadi penopangnya. Sungguh sebenarnya mereka sudah lelah, mengabdi di bawah kaki raja. Tapi karena sumpah, akhirnya mereka tetap menjalankan tugas itu dengan baik. “Jika penyihir masih ada, setidaknya beban kami sebagai jenderal berkurang.” Keith tertawa miris, mulai bangkit meskipun dirinya enggan. “Aku akan terus berada disamping Caroline, sekaligus mencari tujuan Audrey. Sampailah Keith di gubuk tempat Caroline bersembunyi, dan Audrey sudah duluan di dalam gubuk itu. Bahkan suara mereka terdnegar jelas ditelinganya. “Aku senang kau mau ikut denganku.” Caroline mulai memakai topeng yang diberikan oleh Keith. “Malam ini, kita akan pergi dari ibu kota.” Gadis itu memberikan catatan milik Jason kepada Caroline. “Aku akan pergi ke Gunung Suci,” finalnya sambil tersenyum. Audrey hendak membuka suaranya, tapi Keith sudah lebih dulu membuka pintu dengan kasar. “Apa kau sudah gila? Jangan pergi ke Gunung Suci! Aku tak akan mengijinkannya.” Memang benar Gunung Suci adalah tempat aman, tapi tahukah gadis itu kalau tempat aman adalah tempat yang paling berbahaya. Hanya segelintir orang yang bisa kembali dari gunung itu. Audrey yang mendegar teriakan dari Keith langsung menyeretnya untuk bicara di luar. “Aku akan bicara dengannya. Nona berkemas saja dulu.” “Eh..., tunggu!” teriak Caroline tak didengar oleh Audrey Begitu agak jauh dari gubuk itu, Audrey melepaskan tanga Keith. “Jangan menghalanginya. Biarkan dia pergi ke gunung itu.” “Audrey, apakah kau sudah gila? Kenapa kau membuat nonamu dalam bahaya?” Keith cemas, dan takut secara bersamaan karena ras dargon tinggal di tempat itu. “Apa sebenarnya tujuanmu, Audrey?” tanya Keith sekali lagi. Audrey diam membisu, balik badan menatap matahari yang sudah kelelahan. “Hanya ingin memberikan bukti kepadanya, bahwa semua yang dilakukan disini hanya sia-sia saja.” Sekelibat bayangan Sarah terlihat dimata Keith membuatnya mengusap penglihatan beberapa kali. “Dia sangat keras kepala. Jika kebenaran tidak diperlihatkan secara nyata, maka akan dikira kebohongan belaka. Cepat atau lambat, dirinya akan bertemu dengan Jason. Dengan membantu Caroline mencari keberadan pria itu, gadis tersebut akan tahu, siapa sejatinya Jason. Apakah dia layak sebagai seorang ayah atau tidak? Semua jawaban tergantung dari gadis itu sendiri. Bersambung
Free reading for new users
Scan code to download app
Facebookexpand_more
  • author-avatar
    Writer
  • chap_listContents
  • likeADD