"Nih, silakan masuk dan ganti pakaian kamu. GPL, nggak pakai lama!" Elang sudah memberikan ultimatum pada Sora di awal.
"Iya-iya .... siapa juga yang mau lama-lama di sini. Aku cuman berkebutuhan pinjam baju, nggak lebih. Sebagai bentuk pertanggung jawaban kamu."
Sora menerima pakaian yang diberikan oleh Elang, kemudian menyelinap masuk dengan cepat ke dalam kamar Elang. Tak lupa, Sora mengunci pintu dari dalam, takut kalau Elang ternyata adalah seorang predator. Ya, siapa tahu saja kan. Biar bagaimana pun, mereka kan baru kenal. Segala kemungkinan bisa saja terjadi.
Sora menyalakan lampu, karena situasi di dalam kamar Elang lumayan gelap. Sora sebenarnya agak terkejut, karena kamar Elang begitu rapi.
Beda jauh dengan ekspektasi Sora sebelumnya. Bisa dibilang, kamar Elang ini bahkan jauh lebih rapi dari pada kamar Sora sendirii.
Bagian kasur, sprei tertata dengan sangat rapi, terorganisir. Sementara sprei di kasur Sora, asal masuk saja, tidak terorganisir sama sekali.
Ada beberapa buku di rak. Tidak banyak pakaian kotor yang tergantung di balik pintu. Tidak banyak perabotan pula di dalam sini.
Sora segera membuka lipatan pakaian yang dipinjamkan oleh Elang. Penasaran sekali dengan pakaian macam apa itu. Apakah sesuai dengan ekspektasi Sora, atau Elang justru sengaja mengerjainya.
Dan Sora dibuat terkesan dengan pakaian yang ia bawa. Sebuah kaos oblong lengan panjang dengan warna cokelat muda. Serta celana training warna kombinasi hitam dan putih. Semuanya panjang dan menutup aurat, seakan Doang sudah paham kebutuhan wanita berhijab seperti Sora.
Ini benar-benar melebihi Ekspektasi Sora.
Emang ternyata juga sudah tahu jika Sora mengikutinya, tapi ia sama sekali tidak mengusir Sora. Elang benar-benar baik, bukan?
Eh, tapi Sora tidak mau terlalu husnuzon alias berbaik sangka. Tadi saja Elang mood-nya naik turun. Bisa jadi sekarang baik, tapi nanti tiba-tiba dia marah-marah lagi.
Sora segera mengganti pakaiannya dengan baju Elang itu. Sebenarnya Sora khawatir jika pakaian Elang ini tidak cukup untuknya. Mengingat body Sora lumayan bohay. Berbeda dengan perawakan Elang yang tinggi kurus.
Rapi setelah dikenakan, ternyata pakaian Elang ini muat untuknya. Bahkan cenderung kedodoran alias oversize. Sora melihat pantulan dirinya di cermin. Ia terlihat menggemaskan mengenakan pakaian ini. Sora harus menggulung bagian lengan karena kepanjangan. Kalau trainingnya tidak perlu digulung, karena modelnya adalah joger yang memiliki kerut di bagian bawahnya. Sehingga meski sebenarnya kepanjangan, tapi celananya tidak nglengsreh sampai ke lantai.
Untuk hijab, tentu saja mengenakan hijab milik Sora sendiri. Sama tidak ganti. Meski bagian bawahnya basah. Suda agak kering karena lama terangin-anginkan.
Mau pinjam Elang juga tidak bisa. Mana ada Elang koleksi hijab. Kan dia laki-laki. Kecuali jika Elang memang memiliki kecenderungan menyimpang.
***
"Siapa sih itu cewek Lang? Pacar lo ya?" tanya Mas Reyhan pada Elang.
Elang langsung menyanggah. "Bukan lah, Mas. Aku aja nggak tahu namanya. Tadi gara-gara dia tuh aku sampai harus nyebut ke sungai Brantas."
"Hah? Dia kecemplung duluan, terus kamu berusaha tolong gitu?"
"Bukan gitu. Ah, ribet lah ceritanya. Pokoknya dia biang kerok lah intinya."
Mas Reyhan lalu tersenyum. "Jadiin pacar aja lah, Lang. Dia cantik lho. Meskipun kelihatannya agak judes sih."
"Bukan agak, sih. Memang judes banget kalau kata aku mah. Aku harus brifing dia habis ini. Awas aja kalau baju aku nggak dibalikin nanti. Baju aku cuman dikit, kalau nggak dibalikin bisa susah aku."
Mas Reyhan tertawa. "Ya elah, Lang ... Lang ...."
"Biarin, bukannya pelit. Tapi aku emang lagi hidup prihatin. Dia harus ngerti, lah."
"Iya, iya. Astaga ...."
***
Sora buru-buru keluar dari kamar Elang setelah selesai merapikan diri. Ia teringat ultimatum dari sang pemilik kamar yang sepertinya pelit itu, bahwa ia tidak boleh terlalu lama berada di dalam kamar. Mungkin dia menyimpan bongkahan emas dan berlian di dalam kamar ini, takut dicuri oleh Sora jika gadis itu terlalu lama berada di dalam sini
Tak lupa Sora menenteng pakaian basahnya yang sudah ia lipat rapi.
Ketika Sora Keluar, Elang sedang ngobrol asyik dengan Mas Reyhan.
Elang seketika menatap Sora tak berkedip. Tak menyangka Sora akan terlihat begitu cantik dibalut pakaiannya. Ia pikir tad Sora tampak cantik karena ia mengenakan baju yang feminin. Ternyata dengan style tomboy pun ia tetap terlihat sangat cantik
Tapi Elang berusaha menutup ketersimaannya. Gengsi lah. Padahal tadi Elang baru saja marah-marah pada gadis jutek itu.
"Aku nau sekalian minta tas kresek. Ada nggak? Bekas juga nggak apa-apa, buat wadah baju basah aku nih." Baik Sora atau pun Elang, sama-sama sudah tidak mau sok baik. Keduanya kalau bicara sama-sama sok jutek, gengsi saling baik, karena tadi sudah telanjur bertengkar saat masih di taman Brantas.
"Iya, iya. Bentar aku ambilin dulu di dalam. Kamu geser, biar aku bisa lewat."
"Iya! Ini juga udah mau geser!" jawab Sora sambil cepat-cepat geser.
Elang pun langsung masuk ke kamarnya lagi. Tidak lama ia keluar lagi dengan memberikan selembar tas kresek. Sepertinya memang tas kresek bekas. Tapi karena Slang sepertinya adalah penganut kerapian tingkat tinggi, tas kresek bekas itu ia lipat dengan sangat rapi. Sora benar-benar dibuat Heran karenanya.
Sora segera membuka lipatan tas kresek itu, dan kemasukkan baju basah ke Dalamnya.
"Kamu jangan lupa balikin bajunya ya. Bukannya aku pelit. Tapi aku lagi hidup prihatin. Aku belum punya kerjaan yang jelas. Baju aku cuman ada tiga stel. Yang pertama yang basah tadi. Yang kedua yang aku pakai ini. Dan yang ketiga adalah yang kamu pakai itu. Kalau baju aku ngga kamu balikin, baju aku tinggal dua stel. Apa kamu tega? Kalau bisa agak cepet balikinnya. Biar aku nggak keseringan nyuci. Nanti bisa diomelin ibu kost gara-gara boros air."
Sora tertegun mendengar ucapan Elang. Kasihan sih sebenarnya karena hidupnya benar-benar prihatin. Tapi karena Elang Bicaranya nge-gas, Sora menjawabnya juga jadi nge-gas.
"Astaga ... iya, Elang. Siapa juga sih yang mau ambil baju kamu. Dari awal aku udah niat mau balikin. Nggak ada niat mau ngutil sama sekali."
Elang hanya diam mendengarkan penjelasan Sora.
"Ya, udah. Aku balik dulu. Mungkin besok aku balikin baju ini. kamu ada kan?"
"Iya. Agak sorean tapi, soalnya pagi sampai siang aku ada giliran kerja."
"Oke. Pokonya besok kalau kamu lagi nggak ada, aku langsung nitip sama Mas Reyhan aja. Atau siapa pun yang lagi ada di sini."
"Iya, deh. Gitu juga bisa."
"Ya udah."
Sora kemudian langsung melanjutkan niatnya untuk pergi. Sambil diantar oleh tatapan Elang dan juga Mas Reyhan.