Nando berjalan santai menaiki anak tangga satu persatu menuju lantai dua dimana kamarnya berada, suara kaki bersentuhan dengan anak tangga terdengar cukup jelas. Bibirnya mengerucut karena bersiul ria, mengalunkan lagu favoritnya dalam siulan tersebut.
Di tangannya sudah ada sebotol jus jeruk dan dua bungkus keripik kentang yang dia ambil dari lemari es, hari ini Nando akan menghabiskan waktunya di kamar setelah penat dengan aktivitas di sekolah hari ini.
Nando melangkah memasuki kamar, lalu mengunci pintu kamar agar tak ada yang mengganggunya. Kemudian Nando duduk bersila di atas tempat tidur, keripik kentang dan jus jeruknya ia letakkan di atas meja sebelah tempat tidur.
" Welcome to mobile legend "
Suara dari ponselnya terdengar jelas bahwa ia tengah memulai permainan game online favoritnya, Nando sudah bersiap untuk main tapi tiba-tiba saja pintu kamarnya ada yang mengetuk.
" Nando ini gue, buka pintunya sekarang. " Sahut Dara di luar sana.
" Mau ngapain.? " Balas Nando masih malas untuk beranjak membuka pintu.
" Hari ini kan jadwal kita belajar, lo lupa. "
" Mampus, gue lupa, hadeuh bikin rempong aja. " Nando segera beranjak untuk membuka pintu dengan tatapan yang masih fokus pada layar ponselnya.
Cekerek..
" Lo nonton video yang nggak benar yah. " Tuduh Dara seketika membuat Nando menatapnya kaget.
" Gue lagi nge-game. " Nando menunjukkan layar ponselnya kepada Dara untuk membuktikan bahwa dia tidak menonton hal yang tidak benar.
" Terus kenapa pintunya pake di kunci segala. "
" Gue nggak mau di ganggu makanya ngunci pintu. "
" Ya udah belajar dulu baru main game. " Dara pun menerobos masuk kemudian duduk di karpet sambil menarik meja untuk di gunakan belajar.
**
Tanpa terasa sudah satu jam lebih Dara dan Nando belajar bersama, sejak tadi hanya Dara yang sibuk mencatat sedangkan Nando hanya membuka buku dan membacanya asal. Dara curiga Nando hanya asal melihat isi buku tanpa memahami apa yang ada di dalamnya, hal itu membuat Dara langsung mengeluarkan selembar kertas yang berisikan soal latihan.
" Lo jawab semua ini dengan benar, kalau lo berhasil jawab, lo boleh minta apa aja ke gue. " Ujar Dara seketika membuat Nando meraih lembar soal itu sambil tersenyum simpul.
" 20 menit dari sekarang." Lanjut Dara dan langsung menekan tombol stopwatch untuk mengetahui Nando menyelesaikan soal dalam waktu yang di berikan.
Sambil menunggu Nando menjawab soal, Dara kembali fokus menjawab soal latihan yang lain. Dan beberapa saat kemudian Dara ingin keluar kamar untuk mencari Haru. Karena tujuan Dara datang ke rumah itu bukan semata karena Nando melainkan memang hanya Haru dan Haru, Dara mencari pria itu di sekitar lantai dua hingga berada tepat di depan pintu kamar pria itu.
" Kak Haru ada di dalam nggak yah.?" Benak Dara hampir mengetuk pintu kamar tersebut.
" Ra, kamu ngapain di situ.?" Tegur seseorang berhasil membuat Dara terkejut bukan main.
" Kak Haru, aku barusan dari kamar Nando belajar bareng, terus mau ketemu kak Haru. " Jawabnya dengan nada yang grogi.
" Mau ketemu aku? Ada apa emangnya.? "
" Gue udah selesai. " Nando muncul dari kamarnya sambil menunjukkan lembar soal yang tadi, Dara segera menghampiri Nando karena bingung harus mengatakan apa kepada Haru.
" Makasih ya, lo udah nolongin gue. " Ucap Dara ketika ia sudah berada di dalam kamar Nando.
" Maksud lo. ?"
" Lupain, sini gue lihat jawabannya. " Dara meminta lembar soal itu kemudian mengecek jawabannya dengan teliti.
Setiap jawaban yang di jawab oleh Nando semuanya hampir benar, hal itu membuat Dara takjub sekaligus salut dengan kepintaran Nando padahal hanya melihat buku sebentar dan bisa mengerjakannya dalam waktu yang cukup singkat.
" Kayaknya gue udah berhenti ngerjain tugas lo lagi. " Lontar Dara kemudian.
" Loh kenapa.? "
" Pertama, gue nggak mau ngerjain tugas orang yang udah pintar, kedua gue udah mau kasih tau kak Haru kalau gue suka sama dia dengan begitu lo nggak bisa mengancam gue lagi. "
" Ya udah silahkan, nggak ada masalah buat gue. "
Dara meraih buku-bukunya dan hendak keluar dari kamar Nando, cowok itu mengira kalau Dara tidak serius dengan ucapannya namun ternyata Dara benar-benar akan mengatakannya kepada Haru dengan kembali menemui pria itu.
" Lo serius Ra. " Cegah Nando sebelum Dara mengetuk pintu kamar Haru.
" Serius lah masa bercanda. "
" Mending jangan dulu deh. "
" Kenapa.? "
" Soalnya, " belum sempat Nando melanjutkan kalimatnya tiba-tiba saja pintu kamar Haru terbuka.
" Kalian ngapain di depan pintu kamar ku.? " Tanya Haru kebingungan.
" Ah anu kak, itu.. " Dara terlihat grogi untuk menjawab.
" Lo mau kemana. ?" Tanya Nando mengambil alih.
" Mau keluar bentar. "
" Kemana.? "
" Ada urusan bentar, udah dulu yah kalau nggak ada yang penting, aku cabut. " Lanjut Haru dan segera pergi meninggalkan mereka berdua.
" Yah dia pergi deh. " Ucap Dara dengan raut wajah memelas.
" Syukur deh Haru pergi duluan. " Benak Nando menatap Dara sendu.
**
Dara baru saja keluar dari kamarnya setelah mandi sore, ia menuruni anak tangga dengan langkah kecil menuju dapur untuk menghilangkan rasa laparnya saat ini.
Seperti biasa rumah terlihat sepi, kedua orang tuanya sibuk bekerja sampai malam tapi yang membuat Dara tiba-tiba heran adalah keberadaan Nada yang sejak tadi menghilang entah kemana.
" Kak Nada…, Kak, kakak ada di kamar.? " Sahut Dara namun tak ada jawaban.
" Kak Nada kemana yah? Kalau keluar biasanya bilang, kok sekarang pergi nggak bilang apa-apa. " Ucap Dara kebingungan.
Selang beberapa menit Nada muncul dari ruang tamu, membuat Dara langsung menghampirinya dan bertanya kemana dia hari ini.
" Nggak biasanya kakak keluar dengan dandanan kaya gini, habis dari mana hayoo.? " Tanya Dara benar-benar penasaran.
" Abis jalan sama Haru. " Jawabnya seketika membuat ekspresi wajah Dara berubah.
" Jalan-jalan? "
" Iya, semenjak putus dari Bintang aku nggak ada yang larang lagi buat dekat sama pria lain, karena Haru kosong makanya aku ngajak dia jalan-jalan sekaligus nonton pameran. "
Dara nampak tak senang mendengarnya, ia baru sadar kalau alasan Haru tadi pergi ternyata untuk pergi bersama Nada.
" Aku ke kamar dulu ya, mau mandi. " Lanjut Nada di balas anggukan pelan dari Dara.
Dara masih memikirkannya, jika benar seperti itu kenapa Haru tidak mengatakannya sejak awal kalau dia akan pergi bersama Nada. Semua itu benar-benar membuat Dara terganggu, ia merasa sangat iri dengan Nada yang bisa pergi bersama Haru namun di satu sisi ia juga paham kalau keduanya memang sudah berteman sejak kecil.
" Gue mikir apa sih, nggak mungkin juga mereka jadian, Kak Nada bukan tipe cewek yang mencari pelampiasan ke cowok lain. " Benak Dara meyakinkan dirinya untuk tidak memikirkan hal yang tidak-tidak.
**
Alis Ayu saling bertaut tatkala melihat sahabatnya yang sedang merebahkan kepala di atas meja, sebenarnya bukan hari ini saja Dara terlihat seaneh ini, tapi kemarin dan kemarin nya lagi ia lebih sering merebahkan kepala dan sesekali menghela nafas berat.
Lain halnya hari ini, Dara terlihat lebih bermuram durja dan wajahnya sudah seperti zombie yang sangat membutuhkan otak untuk di makan. Ayu dan Cantika kompak menatapnya sambil melirik satu sama lain.
" Dia kenapa sih.? " Tanya Cantika rada berbisik.
" Nggak tau gue. " Balas Ayu pelan.
" Lo habis di tolak kakaknya Nando yah.? " Lontar Ayu akhirnya membuat Dara mengangkat kepalanya dan menatap dua sahabatnya dengan tatapan sendu.
" Bukan di tolak, gue bahkan belum nyatain perasaan ke dia. "
" Terus kenapa muka lo kaya kanebo kering gitu.? "
" Gue merasa kalau sikap Kak Haru akhir-akhir ini beda aja, dia udah jarang jemput gue dan ngajak gue jalan-jalan lagi. "
" Lo sih kelamaan ngomong, coba dari kemarin pasti kalian udah jadian. " Sambung Ayu kemudian.
" Kemarin gue nggak berhasil dapat waktu yang pas, sampai sekarang pun rasanya sangat susah buat ketemu sama dia. "
" Kalau gitu minta bantuan Nando aja. " Cantika kemudian melirik Nando yang saat ini sedang asyik mengobrol dengan teman-teman kelasnya.
" Gue nggak yakin Nando bakal nolong Dara. " Ucap Ayu ragu.
" Bagaimana pun juga Nando kan adiknya kak Haru, dia yang paling tau soal kegiatan kak Haru setiap hari. "
" Tapi Nando bukan adik yang peduli dengan kakaknya, gue berani taruhan. 100% dia nggak akan tau soal kak Haru." Ujar Dara semakin memelas.
" Ya udah kalau gitu hari ini kamu hubungi kak Haru, terus ajak ketemuan di mana kek terserah lo, nah di situ lo harus manfaatin waktu lo buat nyatain perasaan ke dia." Usul Cantika mendapat respon baik dari Dara dan Ayu.
Kehebohan tiga cewek itu mengundang perhatian Nando dan yang lainnya, mereka melirik ke arah mereka bertiga dengan tawa kecil sambil menyebut mereka sumber gosip kelas yang sedang ngerumpi bareng.
**
Jarum jam sudah menunjukkan pukul 16:45, dan hampir tiga puluh menit Dara berada di tempat itu menunggu kedatangan Haru seorang diri. Sebelum pulang sekolah Dara menghubungi Haru untuk datang menemuinya di tempat mereka pertama kali jalan bareng, dan janji temu mereka seharusnya tepat pukul 16:00 namun sampai saat ini Haru belum menunjukkan Batang hidungnya.
" Dia nggak mungkin lupa kan. " Ucap Dara sekali lagi melirik ponselnya berharap ada pesan dari Haru.
Beberapa saat kemudian Dara bergeming setelah mendengar suara motor yang tak asing, dan benar saja itu adalah Haru yang kini melambaikan tangan ke arahnya.
" Yes, akhirnya dia datang juga. " Seru Dara tak sabar.
Kini Haru sudah berada di depan Dara, ia meminta maaf karena datang terlambat dan Dara memaafkannya sambil tersenyum lebar.
" Jadi kamu mau ngomong apa Ra, kayaknya serius gitu.? " Tanya Haru menatap Dara lurus.
" Itu, "
" Bentar Ra, aku mau minta saran kamu. " Haru tiba-tiba menghentikan Dara yang hampir mengatakan sesuatu.
Haru mengeluarkan dua gantungan kunci berbentuk kelinci dan beruang, keduanya imut dan menggemaskan namun saat ini Dara bingung kenapa Haru tiba-tiba mengeluarkan benda itu.
" Kira-kira kamu suka yang mana.? " Tanya Haru kemudian.
" Hmmm.., aku cewek tapi aku nggak begitu suka sama pink jadi aku pilih yang beruang biru aja. "
" Jadi yang warna pink ini cocok sama Nada dong."
" Kalau kak Nada pasti suka, soalnya dia suka warna pink dengan benda yang berbentuk bulu lembut kaya gantungan kunci itu. "
" Ya udah kalau gitu yang biru punya kamu, dan yang pink punya Nada. " Ucap Haru menyodorkan gantungan biru untuk Dara.
" Maksud kak Haru apa? Kenapa tiba-tiba dia minta gue pilih gantungan kunci? Terus maksudnya yang pink buat kak Nada apa. ?" Benak Dara benar-benar tidak paham dengan situasi ini.
" Kak Haru, kakak punya cewek yang kakak suka. ?" Tanya Dara akhirnya.
" Kamu ini ngomong apa, tentu saja ada." Jawabnya dengan senyum yang justru membuat Dara semakin kacau.
" Aku boleh tau siapa orangnya.? "
Haru menunjukkan gantungan kunci berwarna pink itu di depan Dara dengan senyum merekah, " Yang bakal menjadi pemilik gantungan kunci ini. " Jawabnya sukses membuat Dara sangat terkejut.
" Kak Nada ? Jadi kak Haru suka sama Kak Nada.?"
" Iya Ra, aku udah lama suka sama Nada dari kita SMA tapi sayangnya Bintang duluan yang jadian sama Nada, dan waktu itu aku nggak sempat nyatain perasaan ke dia sampai hari ini akhirnya Nada putus sama Bintang, jadi aku punya kesempatan buat nembak Nada. "
" Hmm kak, kayaknya aku ada urusan mendadak deh. " Dara tiba-tiba ingin pergi setelah mendengar jawaban dari Haru barusan.
" Loh kok buru-buru? Katanya kamu mau ngomong sesuatu.? " Tahan Haru kemudian.
" Nggak jadi, aku harus pergi kak. "
" Biar aku antar Ra. "
" Nggak usah kak, " Dara pun berlari meninggalkan tempat itu sejauh yang ia bisa.
Setelah meninggalkan Haru cukup jauh, perlahan langkah Dara melambat di diiringi tangis yang tersedu-sedu. Hatinya sangat sakit menerima kenyataan pahit tentang perasaan Haru yang sesungguhnya, semua sikap baik Haru ternyata tidak lebih untuk mengetahui Nada dari dirinya. Bodohnya Dara yang baru menyadari semua itu, tangisnya semakin menjadi-jadi hingga membuatnya kesulitan untuk berdiri tegak.
" Halo, Nan… Jemput gue sekarang. "
" Suara lo kenapa? Lo nangis? "
" Gue di bukit harapan 2, di pinggir jalan dekat pohon mangga, lo buruan kesini Nan. "
Dara mengakhiri percakapannya dengan Nando barusan dan kembali menangis sejadi-jadinya, pada akhirnya hanya Nando yang menjadi pelampiasannya dalam menumpahkan segala kesedihannya tentang Haru.