Hujan menguyur kota ketika Dara dan Nando pulang, mereka kembali dalam keadaan basah kuyup. Ketika Nando memarkir motornya di depan rumah, buru-buru Dara turun untuk segera berteduh.
Dara melihat motor milik Haru sudah ada terparkir di rumahnya, itu artinya Haru ada di dalam rumah. Ekspresi wajah Dara seketika berubah sendu, ia masih penasaran kenapa Haru meninggalkannya tanpa alasan dan tidak mengabarinya sama sekali.
" Lo nggak apa-apa kan.? " Tanya Nando ketika ia sudah berdiri di sebelah Dara.
" Nggak apa-apa, " Balasnya pelan.
" Kayaknya gue balik duluan yah, udah dingin nih. "
" Ya udah sana. " Balas Nando dan Dara pun segera berlari kecil menuju rumahnya.
Nando melirik motor kakaknya dengan tatapan dingin, lalu ia masuk ke dalam rumah dalam keadaan basah kemudian bertemu dengan Mamanya yang kebetulan baru saja keluar dari kamar.
" Kamu dari mana sih? Cepetan ganti baju kamu nanti masuk angin. " Komentar Mama sambil mendorong Nando pelan menuju kamarnya.
" Haru mana mah.?" Tanya Nando penasaran.
" Dia keluar naik mobil Papa tadi sore belum balik, emang kenapa.? "
" Tumben banget keluar pake mobil, bukannya dia pergi naik motor.? "
" Katanya mau ngajak temannya jalan, nggak tau juga mama kenapa Haru tiba-tiba mau pake mobil. "
Nando manggut-manggut mengerti, lalu ia segera naik ke kamarnya setelah kembali mendapat protes dari mamanya untuk segera mengganti baju.
**
Dara baru saja selesai mengeringkan rambutnya, ia duduk di atas tempat tidur sambil melirik ponselnya berharap ada pesan dari Haru namun nyatanya tidak ada sama sekali.
" Kak Haru kemana sih, masa nggak balas pesan aku sebentar aja. " Keluh Darah memelas
Kali ini Dara mencoba melirik kamar Haru memastikan pria itu ada di sana atau tidak, tapi setelah di lihat ternyata kamarnya gelap yang membuat Dara kembali di buat bingung.
" Dia keluar naik mobil bokap gue. " Sahut Nando seketika membuat Dara terkejut.
" Sejak kapan lo ada di sana. "
" Sebelum lo buka jendela gue udah ada di sini. " Jawab Nando santai.
" Lo tau nggak dia kemana.? " Tanya Dara penasaran.
" Nyokap gue cuma bilang dia pergi keluar bareng temannya. "
Selang beberapa menit mereka mendengar suara mobil berhenti di depan rumah, Dara yang penasaran segera keluar untuk menemui Haru namun di cegah oleh Nando.
" Kenapa gue nggak boleh keluar.? "
" Lo di kamar aja, Haru bakal mikir yang nggak-nggak sama Lo kalo keluar sekarang. "
Entah kenapa Dara mengikuti apa yang di katakan Nando barusan, ia mencoba sedikit lebih tenang sampai Haru sendiri yang menjelaskan kepadanya kemana dia hari ini.
Dara segera menutup kembali jendela kamarnya, sedangkan Nando yang meninggalkan beranda kamarnya berniat untuk menemui Haru di luar.
**
Pukul 8:00 malam ketika Dara baru saja mulai belajar, tiba-tiba saja dering ponselnya membuat gadis itu sigap meraih ponselnya dan menjawab panggilan yang tak lain datang dari Haru.
" Halo kak.?"
" Ra, kamu keluar bentar bisa nggak.? "
" Keluar rumah.? "
" Iya, aku tunggu kamu di depan yah. "
" Oh oke kak. "
Panggilan barusan berakhir dengan cepat, Dara mulai beranjak dari kursi belajarnya dan segera menemui Haru di depan rumah.
Kini Dara sudah berada di luar, ia melihat sosok Haru yang berdiri di dekat pembatas anatara rumahnya dan Haru. Lalu Dara menegur Haru yang membuat pria itu menoleh dengan cepat, saat ini auranya terasa berbeda dan Dara merasa sedikit canggung berhadapan dengan Haru.
" Aku mau minta maaf untuk hari ini, aku salah karena meninggalkan mu tanpa kabar, aku benar-benar minta maaf Ra. " Ucap Haru seketika membuat Dara merasa tidak enak padanya.
" Jangan minta maaf kak, aku nggak apa-apa kok. "
" Kamu nunggu aku sampai kapan di sana.? "
" Aku langsung pulang selesai makan siang. " Dara terpaksa berbohong agar Haru tidak merasa cemas.
" Aku tetap merasa nggak enak sama kamu. " Lanjut Haru kembali memelas.
" Kalau gitu kak Haru mau nggak besok jemput aku sekolah lagi biar nggak merasa bersalah. " Lontar Dara membuat Haru mengangguk dengan cepat.
" Kalau cuma itu aku siap Ra, makasih yah kamu udah mau maafin aku. " Ucap Haru sambil menarik tangan Dara dan menggenggamnya erat.
Dara yang merasa malu seketika di buat salah tingkah, jantungnya kembali berdetak tak karuan dan mungkin saat ini wajahnya pun sudah memerah bak udang rebus.
**
2 Minggu telah berlalu
" Malam ini lo mau malmingan sama kakaknya Nando lagi.? " Tanya Ayu melirik Dara yang sedang merapihkan buku-bukunya ke dalam tas.
" Exactly. " Jawab Dara dengan bangga.
" Kenapa nggak lo ungkapin aja sih perasaan Lo ke dia Ra. " Saran Cantika.
" Iya Ra, lo kan udah cukup lama dekat, sering jalan bareng, apa-apa bareng, pasti dia juga suka sama Lo. " Sambung Ayu kemudian.
" Tapi gue takut, kak Haru bakal nolak perasaan gue. " Ucap Dara seketika memelas.
" Dari pada nggak ada kemajuan? Lo nggak mau kan kalau sampai lo nyesel. "
" Nggak ada salahnya juga, lebih baik sekarang dari pada di tunda terus. "
Omongan dua sahabatnya membuat Dara kembali berpikir, sebenarnya ia juga ingin segera mengakui perasaan itu kepada Haru. Sikap Haru akhir-akhir ini bahkan lebih manis dari biasanya, tapi tetap saja masih ada perasaan takut akan tertolak jika ternyata Haru hanya menganggapnya sebagai seorang adik saja.
" Oke, hari ini gue mau coba kasih tau ke dia. " Ucap Dara terlihat mulai bersungguh-sungguh.
" Semangat ya Ra, kita selalu berusaha buat ngedukung Lo. "
**
Ketika Dara pulang sekolah ia tak sengaja mendengar suara tangis Nada di kamar cewek itu, Dara yang penasaran langsung masuk ke dalam tanpa mengetuk pintu terlebih dulu.
" Kak Nada kenapa nangis.?" Tanya Dara menatap kakaknya kebingungan.
" Ra, aku putus sama Bintang. " Jawab Nada seketika memanggil Dara untuk memberikan pelukan.
" Ada masalah apalagi? Kenapa kalian putus.? " Tanya Dara setelah berhasil memeluk kakaknya.
" Aku nggak tau kenapa dia tiba-tiba minta putus, padahal aku nggak salah apa-apa kali ini. " Isak Nada dalam tangisnya.
" Ya udah sabar kak, pasti dia akan menyesal karena mutusin pacar sebaik kak Nada. " Ucap Dara mencoba menghibur.
Dara tau betul kalau Nada sangat mencintai Bintang meskipun hubungan mereka dapat di katakan toxic, Bintang sangat posesif dan selalu mengatur Nada sesuka hatinya, sedangkan Nada lebih menurut karena sangat mencintai Bintang. Bagi Dara yang mengetahui hubungan keduanya berakhir adalah sebuah kesyukuran, dengan begitu Nada bisa lepas dari cowok itu.
" Hari minggu besok kita jalan-jalan yuk kak, udah lama aku nggak jalan sama kak Nada, sekalian kita cari hiburan yah. " Usul Dara setelah melepas pelukannya.
" Iya, aku mau. " Jawab Nada mulai tersenyum kembali.
**
Malam minggu kali ini Haru mengajak Dara ke tempat yang berbeda, hampir setiap tempat yang mereka kunjungi tidak ada yang sama dan sekarang mereka berada di tempat yang cukup tinggi. Di sebuah kafe yang menampilkan pemandangan kota Jakarta malam hari dengan gemerlap lampu yang terlihat sangat Indah, Dara benar-benar menikmati malam minggunya bersama Haru di tempat itu.
" Nada kenapa Ra? Dari kemarin nggak mau balas pesan dari aku? Padahal aku pengen ngasih saran ke dia. " Tanya Haru ketika ia selesai melihat ponselnya.
" Kasihan kak Nada udah putus dari kak Bintang. "
" Hah? Mereka putus.? " Haru terlihat sangat terkejut mendengar kabar yang baru di tahunya hari ini.
" Iya, kata Kak Nada dia juga nggak tau alasan Kak Bintang tiba-tiba mutusin, tapi baguslah soalnya aku nggak suka kalo kak Nada pacaran sama cowok b******k itu."
Setelah Dara menjelaskan keadaan Nada pada Haru, atmosfir di tempat itu seketika berubah. Haru lebih banyak diam dan tak memulai percakapan seperti biasanya. Bahkan makanan yang ada di depannya sejak tadi hanya di aduk tanpa di santap, minumannya yang hangat sudah menjadi dingin kembali.
" Kak Haru."
Haru tersadar dan memandang Dara yang duduk di depannya, " Ya.? "
" Kak Haru kenapa? "
" Kenapa maksud kamu.? " Tanya Haru terlihat bingung.
" Sadar nggak sih dari tadi Kak Haru lebih banyak diam dari pada ngomong sama aku, ada apa kak? Kak Haru ada masalah.? " Sambil memandang Haru lurus.
Haru menghembuskan nafasnya pelan, " Aku nggak apa-apa kok. " Balasnya kemudian.
Dara tersenyum tipis mendengarnya, ia tak tau apa yang terjadi pada Haru beberapa menit setelah mereka membahas soal Nada sikapnya mulai berubah. Padahal hari ini Dara ingin memberitahu Haru soal perasaanya, tapi entah mengapa ia merasa minder duluan.
Dan pada akhirnya malam minggu kali ini berakhir seperti biasa, setelah itu mereka pulang tanpa membahas apa-apa lagi. Dara gagal menyatakan perasaannya, dan Haru yang terus saja bersikap aneh membuat Dara masih bertanya-tanya dalam hati.
**
Hari minggu ini di jadikan Dara sebagai hari dimana ia menikmati waktunya bersama Nada, sudah lama mereka tidak jalan-jalan bareng karena aktivitas Nada yang sibuk di semester akhir ia kuliah. Dan karena hari ini Nada tidak sibuk dan Dara yang ingin menghibur kakaknya, keduanya memutuskan untuk shopping bersama di mall yang ada di Jakarta.
" Kita beli baju couple yuk. " Ajak Nada ketika mereka melewati toko pakaian yanga di mall tersebut.
Jika berada di toko pakaian, Dara selalu ingat bagaimana Nada membantunya untuk menjadi lebih feminim. Selera pakaian Nada memang sudah sangat feminim sejak dulu berbeda dengan Dara yang lebih suka pakaian yang terlihat keren di pandang, tapi akhir-akhir ini ia menjadi lebih feminim dan lebih suka memakai dress dari pada celana.
" Ra yang ini lucu yah. " Nada memperlihatkan sebuah dress berwarna biru denim dengan corak kotak-kotak yang sangat fashionable.
" Bagus kak, aku juga suka. "
" Kamu kan akhir-akhir ini sering jalan bareng seseorang, kamu harus lebih sering pakai yang seperti ini biar dia makin suka sama kamu. " Saran Nada sukses membuat wajah Dara merah bak udang rebus.
" Kak Nada nggak boleh tau kalau cowok itu adalah Kak Haru, bisa malu aku. " Benak Dara sambil tersenyum ke arah Nada.
" Kita beli yang ini aja." Ucap Nada setelah memutuskan untuk mengambil dua stel dress tersebut.
Begitu selesai belanja pakaian, mereka merasa lapar dan haus hingga akhirnya mengunjungi toko roti di mall itu. Di toko roti yang mereka kunjungi ada menu favorit Dara dan Nada, dimana Dara sangat suka donat rasa strawberry sedangkan Nada yang lebih suka donat rasa cinnamon sugar.
" Sayang sekali donat kesukaan aku nggak ada. " Ucap Nada setelah melihat varian rasa donat yang ada di etalase.
Donat rasa cinnamon sugar memang cepat habis, tapi Nada mengaku ia merasa senang jika Haru datang membawakan donat dengan rasa favoritnya waktu itu.
" Kak Haru emang paling baik, dia bawain donat kesukaan kita hampir setiap minggu. " Seru Dara ikut senang karena Haru yang selalu membawakan donat ke rumah untuk mereka.
" Ya udah aku pesan yang green tea sama vanilla aja. " Lontar Nada setelah memutuskannya baik-baik.
" Kak Nada duduk aja duluan, biar aku yang pesan. " Sambung Dara di balas anggukan mantap dari Nada.
Hari ini keduanya benar-benar menikmati waktu bersama seharian, banyak tempat yang mereka kunjungi selain toko pakaian dan toko roti. Tanpa terasa waktu berlalu sangat cepat, sudah waktunya mereka pulang sebelum mendapat semprot dari Mama Papa mereka yang sudah menelpon sejak tadi sore untuk menyuruh mereka pulang.