Part 12

1593 Words
Cowok itu menelusuri jalan mencari sosok yang di carinya sejak kedatangannya di tempat itu, ia mencari satu persatu tempat namun ia tak berhasil menemukannya. " Lo dimana sih. " Keluh Nando masih terus mencari Dara. Di persimpangan jalan menuju tempat yang paling tinggi akhirnya Nando melihat sosok Dara yang duduk termenung seorang diri, ketika Nando tiba ia langsung menghampiri gadis itu dan membuatnya menatap wajah Nando lurus. " Lo kenapa.? " Tanya Nando kemudian. Sejak tadi Dara sudah menangis seorang diri dan sedikit lebih tenang sebelum Nando datang, namun entah mengapa ketika melihat wajah Nando rasanya ia kembali sedih dan menangis seperti anak kecil. " Jangan menangis, cerita ke gue ada apa.? " Dara tak bisa berhenti menangis, Nando yang kebingungan pun langsung menarik tubuh Dara ke pelukannya. Ia mengusap lembut punggung Dara berusaha menenangkan gadis itu, saat ini Nando benar-benar penasaran dengan sikap Dara yang tidak biasanya seperti ini. Setelah menangis beberapa saat akhirnya Dara dapat tenang kembali, ia melepas pelukannya dari Nando sambil menyeka air matanya nya yang masih membasuh pipinya. " Udah jangan nangis lagi, mata lo bisa bengkak nanti. " Ucap Nando lembut. " Terima kasih karena lo sudah datang kesini. " Lontar Dara menatap Nando lurus. " Gue nggak bakal datang kalo lo nelponnya nggak sambil nangis, sebenarnya ada apa sih? Lo jarang banget nelpon gue sambil nangis, ada apa.? " " Kak Haru…, ternyata dia suka sama Kak Nada. " Nando terdiam tak menunjukkan ekspresi terkejut seolah-olah dia sudah tahu soal itu, Dara yang menyadarinya melirik Nando tajam. " Lo udah tau soal ini.?" Tanya Dara menarik tubuh Nando agar cowok itu mau menatapnya. " Gue udah pernah bilang ke Lo, jangan pernah suka sama dia tapi lo nggak mau dengar. " Ucap Nando tetap tak mau menatap Dara. " Kenapa? Kenapa lo nggak ngasih tau gue, jadi selama ini gue cuma bersikap bodoh di depan lo yang tau kalau kak Haru lebih suka sama kakak gue. " " Gue nggak mau ngasih tau lo bukan karena gue sengaja, tapi gue nggak mau sampai lo terluka karena tau yang sebenarnya." Balas Nando seketika membuat Dara tercengang. Lagi-lagi Dara menangis di depan Nando, tangisannya kali ini berbeda dari sebelumnya. Nando segera mengambil sapu tangan untuk di berikan kepada Dara, gadis itu menggunakan sapu tangan tersebut untuk membersihkan hidungnya yang berair secara langsung. " Jorok banget sih. " Komentar Nando pelan. Dara sudah tidak banyak bicara lagi, ia tak menyalahkan Nando melainkan menjadikan semua ini sebagai pelajaran. Sore itu mereka masih di tempat itu beberapa saat sebelum akhirnya memutuskan untuk pulang, Dara harus mempersiapkan diri jika nanti bertemu dengan Haru di rumah. ** Rintikan hujan perlahan turun membasahi bumi, membuat orang yang berkendara motor terpaksa menghentikan perjalanan mereka mencari tempat untuk berteduh. Begitu pun yang dilakukan oleh Dara dan Nando, mereka berhenti di sebuah halte. Nando mendongak ke atas menatap langit yang semakin deras menumpahkan segala keluh kesahnya, berubah butiran-butiran bening yang mereka sebut hujan. " Lo nggak bawa jas hujan ya.? " Tanya Dara dengan suara yang di tinggikan agar Nando dapat mendengarnya. " Nggak. " Jawab Nando tak kalah kerasnya. " Perasaan tiap pulang bareng dia selalu turun hujan. " Keluh Dara menghela nafas panjang. Nando meliriknya sebentar tak mendengar dengan jelas apa yang di katakan oleh Dara, lalu Nando melirik ke kanan dan kiri memperhatikan suasana halte yang tidak hanya mereka berdua yang berteduh di sana, tapi ada beberapa orang lain juga. Di sebelah Dara ada segerombolan anak SMA yang fokus memperhatikan Dara, dan saat Nando melihat apa yang di lihat anak-anak itu membuatnya sadar kalau sejak tadi pakaian yang di gunakan Dara tembus pandang sehingga memperlihatkan pakaian dalamnya. " Geser, biar gue yang berdiri di situ. " Nando menarik tubuh Dara berganti posisi berdiri agar anak-anak SMA itu berhenti memperhatikannya. " Lain kali jangan pake pakaian tipis kaya gitu, daleman lo keliatan. " Bisik Nando seketika membuat Dara menutupi bagian atas tubuhnya. Nando kemudian melepas jaketnya dan memberikan jaket itu kepada Dara agar tubuhnya tidak lagi terekspos, Dara melihatnya dengan heran karena sejak kapan Nando bersikap semanis itu kepadanya. Nando berharap hujan segera berhenti agar mereka berdua bisa segera pulang ke rumah. Penantian selama dua puluh menit mereka tidak sia-sia, akhirnya hujan berhenti turun dan meninggalkan jejak basah di setiap jalannya, kini mereka pun bisa segera pulang ke rumah. ** Mereka akhirnya tiba di rumah dengan selamat, Dara baru saja turun dari motor Nando sambil melepas helm dan merapihkan rambutnya yang berantakan. " Jangan nangis lagi, air mata lo jangan di buang sia-sia kaya gitu. Kalau benar Haru lebih suka sama Nada harusnya lo dukung mereka, bagaimana pun juga mereka orang yang lo sayang. " Ujar Nando membuat Dara menunduk sedih. Tiba-tiba saja Haru keluar dan menyapa Dara yang di balas senyuman kaku oleh gadis itu, padahal ia tak ingin sampai bertemu Haru dulu tapi sayangnya pria itu sudah muncul duluan. " Aku masuk dulu ya kak, dingin soalnya. " Ujar Dara di balas anggukan pelan dari Haru. " Makasih ya Nan. " Sambung Dara pada Nando yang masih nangkring di atas motornya. Setelah Dara masuk ke dalam, Nando terlihat menatap Kakaknya dengan tatapan tajam. Hal itu membuat Haru kebingungan dan membuka pagar agar motor Nando bisa masuk, sikap Nando pada Haru sore ini terbilang cukup dingin dan semua itu akibat sikap Haru yang selama ini sok baik kepada Dara sehingga membuat gadis itu sampai salah paham. ** Pria itu sudah siap untuk mengakui perasaanya kepada wanita yang selama ini di cintainya, Haru beranjak dari kamarnya dengan membawa gantungan kunci berwarna pink untuk di berikan kepada Nada. Sebelumnya ia sudah mengirimkan pesan kepada Nada untuk menemuinya di kafe depan, di sana Haru akan mengungkapkan isi hatinya yang sesungguhnya kepada Nada. Ketika Haru melewati kamar Nando, pintu kamarnya terbuka dan Nando pun dapat melihat Haru yang sangat bersemangat yang membuatnya heran sekaligus bingung. Sementara itu Haru yang kembali meminjam mobil Papanya langsung meluncur menuju tempat pertemuan, Haru sengaja membawa mobil agar ia dan Nada nantinya bisa pergi bersama tanpa harus khawatir kedua orang tua mereka melihat. Hanya butuh waktu sepuluh menit untuk sampai di kafe depan kompleks, kini Haru sudah memarkirkan mobilnya dan segera masuk ke dalam kafe. Pandangan Haru mulai menelusuri seisi kafe dengan harap bisa melihat sosok Nada, setelah memperhatikan satu persatu pengunjung akhirnya Haru berhasil menangkap sosok Nada yang sedang duduk di pojok kafe. Langkah Haru tiba-tiba saja berhenti saat melihat seorang pria ada di sebelah Nada, melihat sosok pria itu membuat Haru cukup terkejut dan ia tahu betul siapa pria yang bersama Nada saat ini. " Oh jadi Lo udah datang. " Suara itu membuat Haru kembali mengangkat wajahnya menatap lurus ke arah Bintang. " Haru. " Nada terlihat bangkit dari tempatnya dengan ekspresi sendu yang selalu di lihat Haru ketika Nada bersama Bintang. " Hey, lama nggak ketemu. " Ucap Haru berusaha terlihat santai. " To the point aja lah, lo ngapain ngajak Nada ketemuan.? " Sahut Bintang ketus. " Aku sama Haru cuma mau bahas soal Dara dan Nando kok. " Lontar Nada tak ingin membuat situasi semakin kacau. " Bahas adik kalian? Kenapa harus di kafe.? " Tanya Bintang tetap terdengar menakutkan bagi Nada. " Apa urusan lo kalo gue ketemu sama Nada? Kalian udah putus kan, kenapa masih ngatur kehidupan Nada.?" Haru yang terbawa emosi pun mulai angkat bicara. " Kata siapa kita udah putus? " Bintang meraih Nada ke dalam rangkulannya sambil menatap Haru dengan senyuman kecil. " Kita udah balikan. " Jawab Bintang lagi. " Benar apa yang di katakan sama Bintang, Nad.? " Tanya Haru masih tak percaya. Nada terlihat kebingungan sebentar lalu akhirnya mengangguk mengiyakan apa yang di katakan oleh Bintang, saat ini Haru tidak bisa melakukan apapun jika keduanya sudah memutuskan untuk kembali bersama. " Kita pergi. " Bintang kemudian mengajak Nada meninggalkan kafe itu dengan Haru yang masih mematung di tempatnya sambil menggenggam erat gantungan kunci yang ingin di berikan kepada Nada. Sampai beberapa saat telah berlalu dan Haru masih berada di kafe itu, ponselnya berdering menandakan ada pesan yang masuk. Haru segera membuka isi pesan yang datang dari Nada, sekilas ia menyadarkan dirinya agar lebih fokus dalam membaca pesan tersebut. From : Nada " Aku minta maaf banget, hari ini Bintang mendadak datang dan ngajak aku balikan. Maaf aku nggak sempat ngobrol sama kamu tadi, dan maaf juga karena sikap Bintang yang berlebihan. Nanti kita lanjut kalau di rumah ya, jangan marah ya Haru. " " Bagaimana mungkin aku bisa marah padamu. " Ucap Haru menatap layar ponselnya dengan sendu. ** Nando memberikan tiket nonton film Avenger infinity war yang baru tayang hari ini, melihat hal itu sontak membuat Dara langsung bersorak gembira. Ia sudah menantikan film itu tayang dan ternyata Nando sudah lebih dulu membeli tiket, kebahagiaan Dara membuatnya mengucapkan terima kasih banyak kepada cowok itu. " Pulang sekolah kita langsung berangkat, karena filmnya di mulai jam 2 kita bisa pergi makan siang dulu sebelum nonton. " Sahut Nando di balas acungan jempol dari Dara. Dara kembali duduk di kursinya, ia menyimpan tiket miliknya di dalam phone case agar tidak hilang. Sementara itu Ayu dan Cantika terlihat memperhatikannya dengan seksama, membuat Dara yang sadar langsung ikut melirik mereka. " Kencan nieee. " " Apaan sih, gue udah biasa jalan bareng dia. " " iya iya deh, terserah neng Dara aja. " Seloroh Cantika mengundang gelak tawa dari Ayu. Pelajaran jam terakhir pun di mulai, tak sabar rasanya untuk segera ke bioskop menonton film favoritenya, selain bola, Dara dan Nando memang menyukai semua serial Marvel dan hero andalan mereka tak lain adalah Thor yang di perankan oleh Chris Hemsworth.
Free reading for new users
Scan code to download app
Facebookexpand_more
  • author-avatar
    Writer
  • chap_listContents
  • likeADD