Karena OSPEK telah di hapuskan di kampus UI, maka pihak kampus menggantinya dengan kegiatan lain sesuai dengan fakultas masing-masing. Setiap fakultas akan mengadakan pengenalan kampus untuk semua jurusan yang ada di bawahnya, dan hari ini semua mahasiswa baru tengah berkumpul di depan gedung fakultas masing-masing.
" Nando buruan, kita udah telat banget. " Keluh Dara sambil mengguncang tubuh Nando ketika cowok itu sudah berusaha melaju dengan kecepatan maksimum menuju kampusnya.
" Sabar, gue juga udah buru-buru. " Jawab Nando dengan suara yang lebih tinggi.
Jarak antara rumah dan kampus memang memakan waktu sekitar 2 jam, hal itu membuat mereka harus berangkat lebih cepat agar tidak terlambat. Tapi pagi ini Nando mengalami masalah dengan ban motornya, padahal mereka sudah berangkat cukup pagi tapi karena ban motor Nando bocor jadi harus di bawa ke bengkel dulu.
Macet melanda kota Jakarta pagi ini, bukan hal biasa jika Jakarta tidak macet. Kemacetan ini membuat Dara semakin takut, di hari pertamanya masuk kuliah ia harus terlambat dan apa kata para senior dan dosennya nanti.
Nando tidak ingin kalah dari macet ini, ia menerobos melewati sela-sela mobil dengan keahliannya dalam bermotor. Dan setelah beberapa saat ia berusaha melewati kemacetan itu, kini Dara dan Nando sudah terbebas dari kemacetan.
Mereka tiba di kampus sepuluh menit sebelum waktu yang di tentukan, karena gedung fakultas mereka berjauhan, Nando harus mengantar Dara ke gedungnya dulu sebagai balasan keterlambatannya hari ini.
" Makasih ya Nan," Seru Dara sambil berlari menuju kerumunan mahasiswa jurusan Arsitektur yang berkumpul di depan gedung fakultas seni.
Setelah mengantar Dara, tiba saatnya untuk Nando bergegas menuju fakultas kedokteran.
**
Setelah seharian melakukan aktifitas yang melelahkan, kini Dara bisa bernafas lega dan segera pulang ke rumah. Tak sabar rasanya untuk segera pulang dan berbaring di tempat tidur, di depan gedung fakultas ia terlihat menunggu kedatangan seseorang yang sudah janji untuk menjemputnya pulang.
" Hai, kenalin aku Anggun kita dari jurusan yang sama. " Ucap seorang gadis cantik yang tiba-tiba mendekati Dara yang sedang menunggu Nando menjemputnya.
" Oh hay, aku Dara. " Jawab Dara ramah.
" Kamu mau pulang? " Tanya Anggun kemudian.
" Iya nih, lagi nungguin teman datang jemput. "
" Kamu emang tinggal di mana.? " Tanya Anggun penasaran.
" Aku di Tangerang. "
" Jauh juga, kalau aku deket sini cuma 10 menit dari kampus. " Jelas Anggun.
Peep.. Peep
Suara klakson motor Nando membuat Dara langsung menoleh, ia pun langsung pamit pada Anggun dan di balas ramah oleh gadis itu.
" Teman baru.? " Tanya Nando ketika Dara sudah naik di motor.
" Dia tiba-tiba datang ngajak kenalan, anaknya sopan banget. " Jawab Dara sambil melambaikan tangan pada Anggun yang masih berdiri menyaksikan kepergiannya.
" Nggak kaya lo dong. " Balas Nando setelah ia melaju meninggalkan kampus.
" Maksud lo.? "
" Lo kan bar-bar. " Seloroh Nando kemudian.
Nando berhasil mendapat cubitan dari Dara yang membuatnya meringis kesakitan, dan Nando pun sengaja menggoyangkan motornya agar Dara takut di belakang.
" Bawa motor yang bener dong. " Protes Dara kembali memukul pundak Nando dengan keras.
**
Satu minggu telah berlalu, masa pengenalan kampus juga sudah berakhir. Hari ini adalah hari pertama masuk kelas, pembagian kelas pun sudah di bagikan dan bisa di lihat melalui website yang di bagikan setiap jurusan.
Sore itu Dara mendapat pesan w******p dari seseorang dengan nomor baru, ia melihat foto profil akun itu dengan wajah keheranan.
" Dara save nomor aku yah. "
" Maaf, kamu siapa.? "
" Aku Anggun, kita satu kelas makanya aku japri kamu. "
" Dia polos banget, baru kali ini dapat teman nggak se-ferekuensi sama gue." Ucap Dara setelah menyimpan nomor Anggun dengan nama Anggun Ars018.
" Daraaaaaaa.!!!!" Suara teriakan Nando dari halaman terdengar sangat jelas membuat Dara segera membuka jendela kamar dan menengok ke bawah.
" Apaan.? " Tanya Dara malas.
" Jalan-jalan sore yuk. " Ajak Nando lantang.
" Kemana.? "
" Kemana aja, bentar lagi Lo pasti sibuk kuliah dan gue pun sama, sebelum itu kita jalan-jalan yuk. "
" Tunggu gue bentar, mau ganti baju dulu. "
" Nggak usah dandan, kita bukan mau ke pesta. "
" Iya bawel. " Balas Dara menutup jendela kamar dan segera bersiap-siap.
**
Kota tua Jakarta menjadi pilihan Nando untuk jalan-jalan bersama Dara, sudah lama mereka tidak ke tempat itu. Sekitar sepuluh tahun yang lalu ketika kedua keluarga mereka memutuskan untuk jalan-jalan ke tempat itu, sekarang suasananya sudah berubah dan pengunjungnya jauh lebih banyak.
Dara dan Nando tertarik untuk naik sepeda ontel, hanya dengan membayar 75 ribu mereka bisa berkeliling naik sepeda ontel dengan durasi 1,5 jam.
" Nan, kita foto dulu yuk. " Ajak Dara yang sudah siap menyiapkan kamera ponselnya.
Dalam hitungan 3 2 1 mereka berpose di depan kamera, Dara segera memposting foto itu untuk di jadikan story w******p dengan caption.
" Naik sepeda ontel with cowok norak. "
Dara terkekeh melihat caption nya sendiri, setelah selesai dengan postingannya ia pun menggowes sepedanya mengejar Nando yang sudah jalan lebih dulu.
Setelah cukup puas dengan bermain sepeda, tiba saatnya mereka ke Batavia kafe untuk mengisi perut. Di sana lagi-lagi Dara diam-diam memotret Nando dan menjadikannya story w******p, namun kali ini tidak dengan caption yang aneh.
" Di kelas lo kebanyakan cowok atau cewek.? " Tanya Nando tiba-tiba.
" Belum tau, tapi kayaknya sih banyak cowoknya. Arsitektur kan emang banyak yang cowok, emang kenapa kalau di kelas gue banyak cowoknya. " Lontar Dara menatap Nando penasaran.
" Lo harus hati-hati, jangan sampai pacaran sama mereka. "
" Gue nggak salah dengar.? " Tanya Dara berusaha menahan tawanya.
" Cowok jaman sekarang banyak yang b******k, jangan karena dia teman kelas lo nanti sampai pacaran salah satu dari mereka. " Lanjut Nando kemudian fokus menyantap makanannya.
" Ya enggak lah, sampai saat ini gue masih trauma jatuh cinta sama seseorang. " Balas Dara menunduk sayu.
" Pokoknya kalo lo mau pacaran, lo harus lapor ke gue oke. "
" Idih sok penting banget lo. "
" Gue sayang sama lo makanya gue peduli soal cowok yang berusaha dekat sama lo. " Tiba-tiba saja ekspresi Dara berubah saat Nando mengatakan hal barusan.
" Udah ah jangan bahas gituan. " Lontar Dara berusaha mengembalikan suasana yang lebih nyaman dari saat ini.
**
Hari pertama memulai kelas di bangku perkuliahan membuat Dara sangat nervous, pagi ini ia bersama Nando ke kampus mereka dan datang lebih awal tanpa mengalami kemacetan seperti sebelumnya.
" Ingat, jangan sok centil. " Ucap Nando ketika Dara baru saja turun dari motornya.
" Hehe lo cemburu kalo gue dekat sama banyak cowok.? " Seloroh Dara dengan wajah liciknya.
" Udah masuk sana. " Balas Nando mengibaskan tangannya seakan mengusir Dara untuk segera masuk ke dalam.
Dara menjulurkan lidahnya pada Nando dan segera berbalik meninggalkannya, ia sempat menoleh kembali dan masih mendapati Nando yang memperhatikannya hingga ia masuk ke dalam gedung perkuliahan.
Kini Dara sedang berjalan di koridor seorang diri mencari ruang kelasnya, sesuai informasi ruangan itu berada di lantai dua tepat di sebelah anak tangga.
Dara melihat plang kelas sesuai dengan informasi yang masuk, ketika ia membuka pintu kelas tersebut semua mata langsung tertuju pada Dara.
Dara benar-benar menjadi pusat perhatian karena parasnya yang cantik, terlebih lagi di kelas itu hanya ada lima mahasiswi cewek dan selebihnya adalah mahasiswa cowok.
" Dara. " Sahut Anggun yang mengangkat tangannya agar Dara lihat.
Rupanya gadis itu sudah menyiapkan tempat duduk untuk Dara, tanpa menunggu waktu lama Dara pun segera menghampiri Anggun untuk duduk di sebelahnya.
" Terima kasih yah udah ambilin tempat buat aku. " Ucap Dara merasa tersentuh.
" Kita kan teman. " Balasnya tersenyum manis.
**
Dara berdecak kesal untuk kesekian kalinya, entah sudah berapa jam ia menunggu di parkiran. Sekarang sudah hampir pukul enam sore, dan Nando belum juga menampakkan dirinya.
" Nando mana sih, udah mau maghrib gini kok belum datang.? " Ucap Dara sambil memijit betisnya yang terasa pegal sudah berdiri sejak tadi.
Langit senja sudah semakin menggelap, awan hitam menunjukkan hari semakin maghrib. Merasa di kerjai, Dara memasang wajah kesal dan mencoba untuk menghubungi Nando sekali lagi. Setelah di hubungi nampaknya ponsel Nando sedang dalam keadaan tidak aktif, masa bodoh soal Nando yang terpenting saat ini ia ingin segera pulang.
Dara memutuskan pulang seorang diri, ia terpaksa harus berjalan kaki meninggalkan area kampus untuk dapat menemukan taksi. Sepanjang perjalanan keluar dari area kampus, Dara terus menggerutu kesal. Wajahnya ia tekuk sebal dengan tas yang ia jinjing di tangan kirinya, dan kini Dara sudah tiba di halte kampus untuk menunggu taksi yang lewat.
" Kok nggak ada yang lewat dari tadi.? " Keluh gadis itu semakin sebal.
Dara mengusap lengannya yang mendingin setelah duduk beberapa lama di sana, ia lupa membawa cardigan seperti biasanya sehingga cara satu-satunya hanya mengusap lengannya agar tetap hangat.
" Dara.? " Seseorang berhasil membuat Dara menoleh.
" Kak Haru.? " Dara spontan bangkit dari tempatnya dan menatap Haru tak percaya.
" Kamu ngapain.? "
" Aku nungguin taksi lewat kak, mau pulang. "
" Nando mana.? "
" Nggak tau, di telpon susah, padahal udah janji mau pulang bareng. "
" Ya udah kalau gitu bareng aku aja. "
Dara bersyukur bertemu Haru di tempat itu, dengan begitu ia bisa pulang bersama Haru. Soal Nando saat ini Dara tidak ingin memperdulikannya, Dara tidak peduli cowok itu nanti mencarinya atau apa, ia sudah sangat marah pada Nando.
**
Dara tidak langsung pulang setelah bertemu Haru, mereka mengunjungi salah satu tempat yang dulu pernah mereka kunjungi sebelumnya.
Di depan mereka sudah ada menu lalapan ayam yang super menggoda, Dara seakan tak sabar untuk menyantapnya dan ia pun sangat suka dengan menu di warung makan tersebut.
" Gimana kuliahnya Ra, enakan mana waktu SMA.? " Tanya Haru menatapnya lurus.
" Kuliah sama SMA beda kak, waktu SMA kaya lebih banyak serius kalau sekarang lebih santai. "
" Untuk awal-awal emang masih santai Ra, tapi nanti kalau udah di semester 4 kamu pasti bakal ngerasain susahnya kuliah itu seperti apa. "
" Bentar lagi kak Haru sama kak Nada bakal lulus yah. "
" Iya nih, mungkin minggu depan aku udah ujian meja doain yah. "
" Pasti dong."
" Aku pengen cepat-cepat dapat kerja biar bisa lamar Nada. " Lontar Haru seketika membuat Dara membeku di tempat.
" Kak Haru udah suka sama kak Nada sejak kapan.?" Tanya Nada tiba-tiba.
" Sejak kapan yah? Udah lama banget sih, tapi aku mencoba sabar pas Nada lebih milih Bintang dari aku. "
Dara terlihat sendu saat mendengar Haru mengatakan hal barusan, ia merasa malu pada dirinya sendiri pernah mengira kalau Haru menyukai dirinya. Tapi anehnya saat ini tidak ada kesedihan lagi, tidak seperti waktu itu hatinya bahkan terasa sakit seperti di tusuk oleh ribuan pisau.
" Semangat ya kak, kak Haru pokoknya harus bisa jadi kakak ipar aku nanti. " Lontar Dara di balas anggukan senang dari Haru.