Part 23

1634 Words
Saat ini Dara ada di kamarnya, setelah makan malam ia langsung masuk ke kamarnya dan mulai membuka laptop. Di layar laptop yang menampilkan bangunan-bangunan mewah, membuat Dara berkeinginan suatu saat nanti bisa mendesain bangunan sendiri jika ia sudah menamatkan pendidikan S1 nya. Tok.. Tok.. Tok.. " Ra, di luar ada Nando nyariin kamu. " Sahut Nada dari luar. Dara menoleh dan ia baru ingat kalau hari ini Nando pasti mencarinya, salahnya sendiri karena tidak membalas pesannya tadi sore. Dara meraih ponselnya yang sedang di charger dalam mode nonaktif, setelah ponselnya aktif bunyi notifikasi beruntun masuk membuatnya cukup terkejut. " Iya kak, bentar." Jawab Nada setelah melihat pesan dari Nando. Dara kini sudah berada di ruang tamu, ia dapat melihat punggung Nando yang sedang menatap keluar jalan. Dara berdehem pelan, membuat Nando menoleh dengan cepat. " Lo pulang sama siapa tadi? " Tanya Nando penasaran. " Lo datang kesini cuma buat nanya itu.? " " Gue penasaran aja, soalnya pas gue mau jemput lo udah nggak ada." " Gue udah nunggu lo 30 menit yah, sampai gue harus jalan kaki keluar kampus buat cari taksi. Untungnya ada kak Haru yang kebetulan lewat, jadi gue bisa pulang bareng dia. " " Gue minta maaf, hp gue lowbat terus ada pertemuan mendadak dengan senior jadi gue nggak bisa jemput lo. " " Ya udah lah, nggak usah di pikirin lagi pula gue nggak kenapa-napa. " " Besok minggu, lo mau jalan bareng gue nggak.? " Dara menatap wajah Nando saat ini yang terlihat penuh harap, tanpa sadar Dara tersenyum dan menganggukkan kepala setuju. ** Dara bangun lebih pagi dari biasanya, padahal semalam ia tidak bisa tidur memikirkan rencananya hari minggu ini bersama Nando. Dara beranjak dari tempat tidur kemudian membuka lemari bajunya, ia mengamati satu persatu pakaian yang ada di dalam lemarinya dengan menghela nafas panjang. " Semuanya udah pernah gue pake. " Dari semua pakaian yang ada di dalam lemarinya, hampir semua sudah pernah di pakai Dara jika pergi bersama Nando. Ia bahkan tidak ingat kapan terakhir kali belanja pakaian, setelah perasaanya terhadap Haru kandas, Dara jarang memperhatikan soal itu lagi. " Well, kita mix and match aja kalau gitu. " Dara mengeluarkan stelan rok jeans selutut dengan kancing yang bersusun lurus di depan, serta kaos oblong berwarna putih dengan lengan yang oversize. " Oke, kita pakai yang ini aja. " Setelah menentukan pakaian, tiba saatnya menentukan sepatu apa yang cocok untuk di gunakan. Melihat sepatu-sepatunya yang juga pernah di pakai, membuat Dara lagi-lagi menghela nafas berat. " Kenapa baru kali ini gue ngerasa jalan sama Nando harus sesulit ini.?" Ucap Dara menunduk lesu. ** Pukul 9:00 tepat, Dara dan Nando bersamaan keluar dari rumah mereka masing-masing. Saat ini Nando tengah sibuk mengeluarkan motornya dari teras, sementara Dara yang baru saja menutup kembali pagar rumahnya. Mereka saling menatap dalam diam setelah melihat outfit yang mereka pakai sangat mirip, Nando juga memakai jeans denim dengan hoodie berwarna putih. " Lo ngintip gue pakai baju yah. " Lontar Nando sambil menunjuk Dara. " Hah? Enak aja, ngapain juga gue ngintip lo. " Balas Dara tidak terima. " Kebetulan yang aneh, orang-orang pasti bakal mikir kalau kita pacaran. " Gumam Nando kemudian. " Dari dulu juga orang udah mikir kaya gitu. " Sahut Dara datar. " Ya udah naik, " Ajak Nando bersiap untuk segera berangkat. Setelah Dara naik dan memegang erat jaket Nando, cowok itu pun langsung melaju dengan kecepatan sedang meninggalkan kompleks. Di perjalanan mereka tidak banyak bicara, Dara nampak diam seribu bahasa tidak seperti tadi yang terkesan lebih cerewet. Beberapa saat kemudian Dara dan Nando tiba di salah satu bioskop yang ada di Jakarta, rupanya Nando berinisiatif mengajak Dara pergi nonton. " Gue jarang update soal film lagi, emang ada film apa yang tayang sekarang.? " Tanya Dara setelah ia turun dari motor Nando. " Hehe lo bakal tau nanti. " Jawab Nando membuat Dara penasaran. Setibanya di dalam, Nando meminta Dara untuk memesan minuman dan pop corn sementara dirinya yang memesan tiket. Hal itu di lakukan Nando agar Dara tidak tau film apa yang akan mereka nonton hari ini, sementara itu Dara melihat poster film yang tayang untuk hari ini ada berjumlah 5 film. " Dia mau nonton film apa sih, awas aja sampai film horor. " Benak Dara menengok Nando yang sedang mengantri tiket. Setelah semua beres, Mereka pun masuk ke ruang bioskop dan duduk sesuai kursi yang mereka pesan. Dara masih belum tau film apa yang akan di nontonnya bersama Nando, sementara itu Nando terlihat sangat puas entah karena apa yang membuat Dara semakin bertanya-tanya melihat tingkah cowok itu. Terlihat layar yang mulai menampilkan judul untuk film yang akan di tayangkan, Dara langsung kaget dan menatap Nando dengan tatapan tajam. " Lo kan tau gue nggak suka nonton horor. " Ucap Dara sambil mencubit Nando kesal. " Tapi gue penasaran mau nonton, dari pada lo nggak ada kerjaan kan mending temenin gue. " Balas Nando masih dapat terkekeh di atas penderitaan Dara. Sepanjang film di putar, Dara tidak ingin menatap layar dan lebih memilih untuk menutup telinganya meskipun hal itu tidak berhasil. Suara keras yang datang secara tiba-tiba membuatnya terkejut, Sementara itu Nando terlihat tertawa dengan ekspresi Dara saat ini. ** Film pun berakhir dan Dara keluar lebih dulu dari Nando, ia menyesal kenapa tidak sejak awal saja dia meninggalkan tempat itu. Nando mengejar Dara sambil tertawa puas, sementara itu Dara terlihat berdiri membelakangi Nando dengan wajah menunduk ke bawah. " Ra, lo kenapa.? " Tanya Nando penasaran dengan Dara yang terlihat bergetar. Nando terkejut mendapati Dara yang menangis, ia tidak bermaksud membuat gadis itu menangis dengan film barusan. Tak ingin orang lain sampai melihatnya, Nando pun segera menarik Dara meninggalkan tempat itu. Tibalah mereka di parkiran, Dara masih menangis dan Nando merasa bersalah telah mengajak Dara menonton film horor. Dulu saat mereka SMP, Dara punya phobia dengan film horor, dan sampai sekarang rasa takut itu membuatnya tidak berani menonton lagi. " Gue minta maaf, nggak lagi-lagi deh. " Lontar Nando sambil menggoyangkan tangan Dara agar gadis itu mau menatapnya. " Gue mau pulang. " Ucap Dara ketus. " Tapi kita belum selesai, gue masih mau ngajak lo jalan-jalan. " " Pokoknya gue mau pulang.!!! " Nando terpaksa menuruti permintaan Dara, mood Dara sudah rusak karena film itu. Dan Nando tidak ingin semakin merusak moodnya, sepanjang perjalanan pulang Dara tidak banyak bicara bahkan tidak memegang jaket Nando seperti sebelumnya. ** Pagi keesokan harinya, Dara terbangun setelah mendengar seseorang mengetuk pintu dari luar. Ia melirik jam yang masih menunjukkan pukul 5:40, mau tidak mau Dara segera bangkit dari tempat tidur untuk membuka pintu. Duaarrrr… Sebuah ledakan confetti warna-warni baru saja membuat Dara terkejut, saat ini kedua orang tuanya dan juga Nada memberi kejutan selamat ulang tahun. Dara lupa kalau hari ini adalah hari ulang tahunnya, jika bukan karena kejutan dari keluarga ia mungkin sudah melupakannya. " Selamat ulang tahun ya Ra, semoga umurnya berkah dan bisa jadi Dara yang membanggakan keluarga. " Lontar Papa sambil mengusap kepala Dara. " Mama senang punya Putri seperti Dara, selamat ulang tahun ya sayang. " Kali ini Mamanya memberikan pelukan hangat yang membuat Dara hampir menangis. " Selamat ulang tahun ya adik kakak yang cantik, baik, pengertian, terima kasih sudah menjadi adik terbaik untuk aku. " Gumam Nada sambil memeluk Dara dengan penuh kelembutan. " Siapa yang naro bawang sih. " Ucap Dara sambil mengibas-ngibaskan tangannya ke arah mata yang sebentar lagi akan meneteskan air bening. " Jangan nangis dong, kan udah 19 tahun. " " Terima kasih atas kejutannya, Dara senang banget punya keluarga seperti kalian. " Setelah memberikan hadiah untuk Dara, mereka pun kembali melakukan aktifitas pagi. Begitu pun Dara yang hendak ke kampus, ia terkejut setelah melihat ternyata kotak hadiahnya ada empat sementara di keluarganya hanya ada Papa, Mama, dan Nada. " Yang ini dari siapa? " Tanya Dara heran. Karena penasaran Dara pun mencoba untuk membuka kotak berwarna merah muda itu, di dalamnya ada sebuah gantungan kunci kelinci berwarna biru muda. " Ih lucu banget. " Komentar Dara gemas. Selain gantungan kunci, ada juga surat yang terselip di dalamnya. Dara pun kembali membuka isi surat tersebut, ia terkejut mendapati nama Nando di sana. Selamat ulang tahun Dara. Maaf karena kemarin udah buat lo nangis, sebenarnya kemarin gue mau ngajak lo jalan karena hari ini lo ulang tahun. Tapi karena kebodohan gue, kita jadi nggak pergi jalan. Maaf yah, selamat ulang tahun sekali lagi, gantungan kuncinya sesuai yang lo suka kan.? Dara baru ingat kalau gantungan kunci itu pernah di lihatnya di sebuah tempat permainan capit, ia dan Nando sudah berusaha waktu itu untuk mengambilnya tapi gagal. Dan tidak di sangka Nando berhasil mendapatkannya, bahkan di jadikan hadiah ulang tahun yang membuat Dara sangat tersentuh di buatnya. " Hari ini juga ulang tahun Nando, kok gue bisa sampai lupa kaya gini sih.? " Untuk dapat bertemu Nando, ia pun segera bersiap-siap. Setelah ia siap, Dara langsung ke rumah Nando untuk memanggilnya. " Eh Dara, mau berangkat kuliah yah.? " Tanya Mama Nando yang kebetulan sedang menyiram tanaman. " Iya tan, Nando mana yah.? " Tanya Dara penasaran. " Emangnya Nando nggak bilang ke kamu.? " " Bilang apa tan.? " Tanya Dara sekali lagi. " Kemarin Nando kan pergi jalan sama kamu, masa dia nggak bilang apa-apa. " Ucap Mama Nando semakin membuat Dara penasaran di buatnya. " Nando pergi penelitian lapangan selama satu minggu di Bandung, masa dia nggak ngomong ke kamu.? " Dara sangat terkejut mendengarnya, dia tidak menyangka kalau kemarin Nando menyempatkan mengajaknya pergi jalan-jalan, jika dia tau akan seperti ini kemarin dia tidak akan memaksa Nando untuk pulang. " Ya udah kalau gitu nanti aku yang hubungin Nando aja tan. " Lanjut Dara dan bergegas pergi ke kampus. Hari ini dia terpaksa naik taksi, untuk pertama kalinya selama ia kuliah di UI, Dara harus berangkat dengan taksi dan tanpa Nando.
Free reading for new users
Scan code to download app
Facebookexpand_more
  • author-avatar
    Writer
  • chap_listContents
  • likeADD