Tubuh gadis itu pun jatuh, akan tetapi lelaki bertubuh tegap itu pun segera berlari dan masih menangkap tangan Anissa dalam genggamannya. Bahkan, tubuh Refal pun sudah tiarap di samping jembatan tua yang hanya memiliki pembatas dan tidak ada pagar yang menghalanginya. “Anissa! Bertahanlah!” teriak Refal dengan sekencang mungkin. Perempuan berwajah oval itu pun sudah mengambang di bawah jembatan itu, kedua bola matanya tidak mampu untuk membukanya saking ketakutan jika dirinya benar-benar jatuh ke bawah. “Pak Refal, saya takut ….” “Anissa, pegang tangan saya yang kencang. Saya akan berusaha menyelamatkanmu!” Lelaki itu pun mencoba untuk berbangkit dengan tangannya yang masih memegang tangan perempuan itu. Dia sangat berambisi untuk menyelamatkan Anissa, entah bagaimana caranya walaupun