Ya ampun, ngomong apa aku tadi? Kenapa, jawaban aku sama Pak Refal bisa sama begitu? Perempuan itu pun membuang wajah saat Refal berhasil membuat dia menjadi pusat perhatian dari pihak keluarganya. Jemarinya begitu gemetar, dia sangat ketakutan dengan apa yang sudah diucapkannya tadi dengan refleks. “Anissa, ayo duduk! Kita, makan malam dan bahas pernikahan kalian,” ujar Rosa yang membuat kedua bola matanya melebar dengan sempurna. “Perlu saya tuntun?” bisik Refal. Anissa pun segera melangkah kaki dengan gemetar ke arah kursi yang ditarik oleh Refal. “Terima kasih.” “Sama-sama.” Sementara perempuan paruh baya itu pun dapat mengembangkan senyum di bibirnya yang sedikit memucat. Saat ini posisi duduk Rosa tepat di hadapan Anissa, sehingga dia dapat menyentuh kedua tangannya. “Anissa,