Sein baru saja selesai dengan ritual mandinya, harum tubuhnya adalah harum bunga melati. Ya, Sein sangat menyukai harum bunga melati semenjak dirinya kecil. Tadi, ia dan Anton hanya berciuman dan tak berbuat lebih, karena perutnya yang berbunyi minta di isi. Sein malu? Tentu saja malu. Tapi Sein bersyukur karena Anton sama sekali tidak meledeknya. Mungkin Anton tahu kalau dirinya akan marah kalau sampai Anton berani meledeknya. Sein keluar dari kamar mandi hanya dengan menggunakan bathrobe. Senyum terbit di wajah Sein saat melihat banyaknya makanan yang sudah tersedia di atas meja. Tak butuh waktu lama sampai makanan yang tersedia untuknya habis tak tersisa. Sein benar-benar lapar, karena itulah ia tidak butuh lama untuk menghabiskan semua makanan tersebut. "Om mana ya?" S