Anton baru saja sampai di kediamannya setelah menempuh perjalanan yang memakan waktu lebih dari 1 jam lamanya. Jalanan sangat macet karena ada kecelakaan yang melibatkan banyak sekali kendaraan roda empat. Anton memakirkan mobilnya tepat di depan pintu utama, melepas seltbelt yang dikenakannya, lalu bergerak mendekati Sein, mensejajarkan wajahnya dengan wajah Sein yang kini sedang tertidur pulas. Anton menepuk ringan wajah Sein, membuat Sein merasa terganggu dengan sentuhan-sentuhan yang terus Anton berikan. Anton hanya terkekeh, dan menghentikan aksinya saat merasa kalau Sein mulai kesal padanya. "Kalau di bawa ngamuk atau enggak ya?" gumamnya, bertanya pada dirinya sendiri. Kini Anton tengah bimbang, dan ia bimbang karena, lebih baik membawa Sein pergi bersamanya ke Bali