Sebuah Alasan

1081 Words
Tania semakin merasa muak setiap melihat ekspressi Randy yang seakan terlihat bak laki-laki baik yang juga bertanggungjawab. "Sandiwara sih sandiwara! Tapi gak usah curi-curi kesempatan juga!" desis Tania. "PD banget sih lo! Gue cuma gak mau dicurigai ya sama keluarga lo!" bantah Randy. "Cih! Terserah lo deh ya. Mending sekarang lo pulang sana! Udah males gue liat tampang lo!" ejek Tania seraya menatap Randy dengan tatapan yang merendahkan. "Najis! Tanpa lo suruh juga gue udah mau pergi kali dari sini! Siapa juga yang bisa tahan deket-deket sama cewek urakan kayak lo!" ucap Randy seraya memasuki mobilnya. Dan menutup pintunya dengan kasar. "iiiiiish ni orang bener-bener ya!" umpat Tania namun Randy sudah lebih dulu menancap pedal gas mobilnya. Kini Papa Randy kembali dengan wajah yang cukup kebingungan. Ketika melihat ekspressi wajah Tania yang kembali muram juga kedua tangan yang mengepal. "Lho Tania kamu kenapa lagi? Randy mana? Dia sudah pulang?" tanya Papa bertubi-tubi. "Eh enggak kok Pa gak apa-apa. Iya pa Randy baru saja pulang. Dia titip salam ke Papa juga tadi. Kalau gitu Tania masuk duluan ya pa," jelas Tania seraya berlalu pergi. Sedangkan Papa nya masih belum dapat percaya sehingga masih bergeming disana. Tania berlarian menaiki anak tangga, kembali dengan perasaan yang kecewa. Baru saja Tania merasa jika Randy dapat bersikap baik padanya. Namun ia sudah kembali menyakiti hati Tania dengan segenap kata-kata juga perlakuan kasar dari Randy. Sehingga membuat Tania semakin sulit untuk dapat menerima Randy didalam kehidupannya nanti. *** Malam ini adalah malam terakhir Tania dan Randy menyandang status lajang. Sebelum pada akhirnya besok mereka akan resmi menjadi sepasang suami istri. Tania sedang menikmati secangkir coklat panas dibalkon rumahnya seraya memandangi langit malam yang begitu kosong tanpa sang bulan dan bintang yang menghiasinya. Bagai menggambarkan hatinya yang begitu gelap juga kosong. Sedangkan Randy, kini ia tengah merebahkan tubuhnya di roof top dengan segala pikiran yang melayang entah kemana. Masih berusaha untuk menelaah setiap perjalanan hidupnya hingga kini dengan konyolnya ia hancurkan hidupnya sendiri. Dinginnya angin malan mulai menusuk kesekujur tubuh Tania. Namun baginya tiada yang lebih dingin melainkan perasaan dan hatinya malam ini. Begitu pun dengan Randy yang mulai dihujani setiap perasaan takut juga was-was jika nantinya ia tak akan mampu menahan dirinya untuk dapat bersikap normal mengingat perasaan juga hatinya yang selalu saja berubah drastis secara tiba-tiba yang entah karena apa. Tak terasa, airmata itu mulai meleleh kembali dari kedua pelupuk mata indah milik Tania disaat tanpa sengaja kembali ia temukan foto kebersamaannya bersama dengan Jack satu minggu yang lalu. Sebelum hatinya terasa begitu hancur yang juga karena disebabkan olehnya. "Ya Allah, Aku mohon kuatkanlah hati dan jiwaku. Dan aku mohon jangan kau biarkan aku terbelenggu tanpa pertolonganmu," monolog Tania seraya menatap nanar kesembarang arah. *** Juga Randy yang kini mengingat perpisahan terakhirnya dengan Syakilla disaat pertunangan mereka digagalkan malam itu hanya karena sebuah hijab. Keluarga Randy begitu membenci hijab bukan semata-mata ingin menentang peraturan Allah SWT. Namun kala itu, memang ada sebuah kejadian yang menyeramkan kepada keluarga mereka dikarenakan sebuah hijab. "Andai peristiwa itu tidak pernah terjadi. Mungkin masih ada kesempatan bagiku untuk dapat bersanding dengan Syakilla." Monolog Randy dengan airmata yang mulai mengalir dipipinya. California 2003 Kala itu usia Randy baru genap delapan tahun. Adilla Nur Shofwa, yakni Ibu dari Mommy Randy adalah seorang muslimah yang begitu taat akan agama. Bahkan dahulu, Mommy Randy juga mengenakan hijab setiap harinya. Namun pada suatu hari, dikala Oma Dilla yang tengah berbelanja bersama dengan Randy juga Mommynya di pasar swalayan bersama Randy, menolong seorang muslimah lain yang kakinya tertembak hingga darahnya mengalir kemana-mana. Saat itu Mommy Randy tengah sibuk berbelanja kebutuhan sehari-hari mereka. Sedangkan Oma Dilla yang menemani Randy melihat-lihat mainan bertemu dengan wanita itu. Wanita itu sedang hamil besar. Hal itu semakin membuat Oma Dilla begitu iba padanya. Hingga Oma Dilla membantunya dengan menghambat luka itu agar tidak semakin mengeluarkan darah segar juga memberikannya perban. Tanpa Oma Dilla tahu jika perempuan itu adalah seorang istri dari teroris yang baru saja tertembak. Saat Oma masih berusaha mengobatinya, ada segerombolan pria juga polisi menghampiri mereka. Dengan segera Oma Dilla meminta pertolongan, namun mereka menghakimi Oma dan menuduhnya sebagai salah seorang anggota dari teroris itu. Dengan segera mereka memborgol tangan wanita itu seraya membawanya. Dan kini giliran mereka yang berusaha untuk memborgol tangan Oma. Dengan keras Oma berusaha menjelaskan juga membantah untuk diborgol. Bahkan hingga Randy kecil memekik begitu keras karenanya. Namun mereka tak mengindahkannya dan tetap berusaha untuk membawa Oma Dilla. Hingga Mommy Randy yang datang dan menjelaskan jika ia adalah istri dari seorang pengusaha kaya dan cukup terkenal disana. Sehingga dapat dengan mudah mereka percaya. Namun tak dapat disangka oleh keluarganya sedikit pun. Karena pada malam harinya kelompok bersenjata itu menyerang rumah Randy. Bahkan pengawal disana yang jumlahnya cukup banyak, dapat dilumpuhkan begitu saja. Dan kini mereka semua mulai menyerang kamar Oma Dilla. Ada yang mengikatnya ada yang menembaknya hingga melepaskan hijabnya lalu menggunakan hijab itu untuk menggantung Oma Dilla dikamarnya. Seteahnya mereka gantung Oma Dilla dengan hijab itu. Lalu mereka pergi begitu saja. Randy yang lebih dulu terbangun karena suara tembakan itu segera mencari dimana sumber suaranya. Hingga ia dapati pintu kamar Oma Dilla yang terbuka lebar. Akhirnya Randy memberanikan diri untuk menghampirinya. Matanya pun membulat seketika melihat mayat sang Oma yang tergantung juga mengenaskan. Omaaaaaaaaaaaaaaaaaaaa Pekik Randy dengan lantangnya sehingga kedua orangtua Randy mulai terbangun dari tidurnya dan menyaksikan kejadian yang sungguh menyeramkan itu. Sejak saat itu keluarga Randy membenci hijab. Terutama Mommynya. Bahkan peristiwa itu juga membuat keluarga mereka mulai lalai atas kewajibannya kepada Allah SWT. Hal itu juga yang membuat Randy tumbuh menjadi seorang pemuda yang lalai dan jauh dari ajaran Islam. Kembali lagi ke Masa kini, Oktober 2020 Menceritakan kejadian menyeramkan mengenai keluarga Randy membuat Tania tak mampu menahan airmata kepedihannya. Dan sungguh, saat ini Syakilla baru saja mengerti mengapa keluarga Randy sebegitunya membenci Hijab. Pantas saja mereka sangat gak suka waktu melihat aku berhijab Tan, ucap Syakilla. Iya Killa. Karena memang Trauma yang berat itulah yang membuat mereka kesulitan untuk dapat melupakannya, jawab Tania. Tapi Alhamdulillah ya Tan, semua itu telah terlalui, ucap Syakilla lagi. Iya Killa Alhamdulillah. Oh iya udah waktunya anakku pulang Killa, aku pamit ya. Insyaallah besok di jam yang sama aku akan datang lagi. Gak apa-apa kan? pamit Tania. Ya gak apa-apa dong Tan. Aku seneng banget kok, jadi aku gak kesepian juga dirumah. Aku tunggu kedatangan kamu besok, jawab Syakilla dengan ramah. Alhamdulillah. Pulang dulu ya Killa, Assalamualaikum, salam Tania seraya bercipika-cipiki dengan Syakilla. Iya Tan Waalaikumussalam. hati-hati ya, jawab Syakilla dan Tania hanya mengangguk seraya tersenyum.
Free reading for new users
Scan code to download app
Facebookexpand_more
  • author-avatar
    Writer
  • chap_listContents
  • likeADD