Jasad 9 Setan

2178 Words
"Kabut putih tebal telah sampai dari balik arah pepohonan, menyelimuti semua pohon yang sangat lebat di hutan itu, terlihat tanpa adanya sinar matahari sangat kecil-kecil dan sangat terasa dingin menyentuh kulit kabut itu, pangeran arya gede terus berjalan selangkah demi selangkah dan sangat berhati-hati, dalam fikiranya entah sampai kapan ia akan sampai di puncak gunung sukma ilang, mungkin sore,malam atau esok hari. " Tanpa bekal yang hanya ia pegang sebuah pedang dan keris terselip di pinggangnya, rasa haus datang ia berhenti sejenak meminum persediaan air yang terbuat dari bambu dan masih mengamati dengan perasaan was-was. "ia langkahkan kembali dan yang terdengar hanya suara langkah kaki dan sangat sunyi, deru serangga kecil mengerik seperti jangkrik,dan serangga kecil lainya,dan hanya itu teman dalam langkahnya. " telah sampai ia di tengah hutan,atau bukit,yang harus ia lalui adalah menembus bukit itu dan berada di puncak gunung sukma ilang,"terasa lama ia berjalan, fikirnya mungkin ia tersesat sudah setengah hari perjalanan tapi belum menemukan titik tembus mencapai arah yang ia tuju. "hawa dingin semakin terasa yang membuat tubuhnya bergetar,ia mulai mengunyah 2 butir pil untuk mempertahankan kehangatan tubuhnya agar ia tidak beku."terlihat cahaya obor remang-remang dari kabut tebal yang menyelimuti pandanganya. "ia mengusap wajahnya dan matanya yang hampir membeku, mengamatinya dan segera ia berlari menemui titik cahaya itu. "Cahaya itu meredup dan hilang, setelah ia sampai di mana cahaya itu datang, " dalam fikiranya mungkin itu suatu pertanda agar ia mengikuti titik cahaya dan dapat keluar dari hutan itu. "kembali ia langkahkan kakinya dan terus berjalan mengikuti jalan yang tak tentu arah, tercium bau bangkai yang menyengat terasa di hidungnya hingga ia menutup hidungnya dan tetap berjalan. "terlihat kembali sebuah cahaya api itu lagi dari kejauhan namun cahaya itu malah mendekatinya dan masih samar-samar tertutup kabut. "langkahnya terhenti dan bersiap menggenggam erat pedang di tangan kananya, dalam fikirannya itu adalah sebuah ancaman baginya. "sesaat cahaya api itu terhenti dan tampak besar dengan jarak 20 meter di depanya. "Siapa? teriak pangeran arya gede berkata. "namun cahaya itu hanya terdiam di tempatnya, pandangan pangeran arya gede sangat penasaran ia langkahkan kakinya selangkah demi selangkah, namun cahaya api itu mendekat saat ia langkahkan kakinya, pangeran berhenti dan cahaya api itu ikut berhenti. sangat membingunggkan bagi pangeran entah itu apa jin, siluman, manusia atau binatang buas. ia kembali melangkah 2 langkah, cahaya itu pun masih sama mengikuti langkahnya. "ia melihat sebuah batu sebesar kepalan tangan manusia di kakinya, segera ia mengambil batu itu dan melemparkanya ke arah cahaya. "wuzz.. sresek..! namun yang terjadi batu itu dengan cepatnya terlempar kembali tepat di depan kakinya. "ia melihat dan pastinya ini ulah penunggu hutan pikirnya. "Sangat kesal pangeran arya gede di buatnya sepertinya ia sedang di kerjai penunggu hutan. " hey..! "siapa kamu? kemarilah, Aku tidak takut padamu."bentak pangeran arya gede masih mengamati cahaya. "GRRRRRR...! "terdengar suara seperti geraman binatang buas. " namun pangeran arya gede tidak merasa takut, karna memang sudah niatnya datang ke gunung sukma ilang. "Cahaya itu mendekat bersama geraman yang terdengar di telinga beserta kabut yang tebal mempengaruhi pandangannya. semakin lama semakin terlihat jelas, bentuk sebenarnya dari cahaya itu, "kedua Mata pangeran arya membelalak dan sangat tak percaya yang di lihatnya, ia berupa mahluk yang berwujud Macan loreng,dengan kepalanya yang berapi-api, sorot matanya sangat tajam dengan taring yang menjulang ke bawah masih terselimuti api. "Mahluk itu masih menggeram dan selangkah demi selangkah mendekati pangeran dan terhenti dengan jarak 5 meter darinya. "Hey mahluk.! " mau apa kamu? kata pangeran arya dan bukan berarti itu sebuah sapaan,namun gertakan. "Mahluk itu hanya terdiam dan sepertinya bersiap ingin menyerang pangeran arya. "GRRRRR..! " GRRRRRR..! "geraman mahluk itu. "Mau apa kamu siluman?.gertak pangeran arya gede menggenggam erat pedang di tanganya. aku tidak mengganggu, aku hanya ingin lewat saja.terang pangeran kepada mahluk itu yang masih saja menggeram. "Tratap..tratap..tratap." Mahluk itu berlari 3 langkah dan melompat tepat ia sudah berada di atas pangeran arya gede, dengan mulutnya yang terbuka lebar siap menggigit, "tak kalah cepat pangeran arya menghindar ke arah kanan dan menebaskan pedang di tubuh siluman macan itu, "Mahluk itu terpental cukup jauh dan menabrak pohon, terjatuh dan bangkit kembali. "Cukup lelah pangeran arya gede, saat menebaskan pedang itu sepertinya tenaga dalamnya terhisap oleh mahluk itu. "pangeran arya gede menancapkan pedangnya ke tanah dan terjongkok dengan lututnya, menahan lelah, namun pandanganya masih terfocuskan dengan mahluk yang ingin menyerangnya kembali. " Bersiap siluman itu berlari dan menyerang kembali,kali ini sungguh brutal,seranganya tak terlihat tiba-tiba sudah berada di belakang pangeran arya ingin menggigit lehernya."Crap..! "Craaap..! dua kali gigitan namun mahluk itu tidak mendapatkanya, " cukup lihai  pangeran arya menggunakan ilmu menghilang, (teleportasi ) dan sudah berada melayang di atas mahluk itu siap menancapkan pedangnya ke arah tubuh macan itu. "Crazzz..! namun kali ini pangeran arya tidak mendapatkanya, pedangnya hanya tertancap ke tanah dan mahluk itu sudah berada di depanya terdiam. "Mata siluman itu berapi-api. " belum ada pergerakan, tapi kali ini malah berjongkok menyinggahkan ekornya ke tanah dan masih menatapnya tanpa suara. "Cukup hebat juga kamu pangeran." "Hua ha ha ha ha ha...! terdengar suara yang sangat besar saat mahluk itu bicara. " pangeran arya terkejut dan masih menatapnya. "Bisa bicara juga siluman ini. "Gumam pangeran arya gede dalam hati. "Hua ha ha ha ha ha ha..! " Bangsa manusia memang sangat rakus, haus akan kekuasaan, dan itu juga termasuk kamu pangeran. "Hua ha ha ha ha ha ha...! ejek mahluk itu. "Aku sudah tau tujuanmu kemari pangeran, Akhirnya kamu datang kemari, ketahuilah ingatlah kutukanmu. "Hua ha ha ha ha ha ha..! "Kata mahluk itu semakin melecehkan, pangeran terhenyak dan merasa tersinggung dengan kata kutukan yang di lontarkan siluman itu. " Apa magsudmu mahluk tak sempurna? "Kutukan? "Aku tidak pernah di kutuk. " Aku adalah manusia pewaris kerajaan tirtosari. "Ucap pangeran arya membela diri. "Hua ha ha ha ha..! Kamu masih membela diri pangeran,Terimalah takdirmu hingga sampai kau mempunyai 9 keturunan. ucap mahluk itu penuh tanda tanya di benak pangeran. " Ia menggenggam erat pedang yang masih tertancap di tanah, ingin sekali ia mencabut pedang itu dan menebaskanya ke tubuh siluman itu. "Kamu banyak bicara mahluk bodoh, " Sudah aku katakan aku tidak pernah di kutuk, kamu jangan membodohiku lewat perkataanmu, atau ku bunuh kau mahluk. "Kata pangeran arya gede bernada tegas mengancam.  "Hua ha ha ha..!" Dasar manusia tak tau diri, sudah aku beri tahu masih saja membela diri. "Baiklah, mungkin kamu belum faham tentang semua ini. "kata mahluk itu mencoba menjelaskan, "Dan tak percaya mahluk itu nyala api di kepalanya mulai meredup dan dia berubah seketika menjadi sosok yang lain, yang tak lain adalah sosok manusia, dan pastinya berpakaian seperti ksatria, namun semua serba hitam, dari celana, baju yang hampir mirip kimono, dan ikat kepala melingkar di kepala, wajahnya putih selingkar matanya menghitam, namun matanya tidak berubah tetap saja mata macan. mirip seperti tokoh limbad. "Pangeran mulai berdiri mengamatinya,namun ia cukup kaget, keluarlah satu persatu dari balik pepohonan yang berkabut tebal, yaitu sosok yang serupa, seperti sosok saat masih menjadi macan yang berapi-api. "Semua ada 8 macan yang serupa, mendekati sosok macan yang telah berubah wujudnya menjadi manusia. "Dan seketika itu 8 macan jadi-jadian, berubah menjadi sosok manusia persis seperti sosok manusia yang pertama. "Mereka berbaris bersampingan berhadapan dengan pangeran arya gede, "Dalam fikiran pangeran arya gede. "Apa lagi ini?.. "Hua ha ha ha ha ha.. " Ha ha ha ha ha ha... hua ha ha ha ha ha.. tawa 9 mahluk berwujud manusia yang menggelegar. "pangeran arya gede sampai menutup telinga mendengar tawa itu, sangat bising hingga sampai ke otak pekik kan telinga. "Sudah lama kami menunggumu pangeran, kata salah satu mahluk. " Kau sudah cukup besar sekarang, sahut mahluk berikutnya. "Ingat takdirmu pangeran. "kemabali biacara mahluk yang lain. " Diam. Diam kalian semua.! teriak pangeran arya gede dengan geram, bibirnya gemetar karna ia sudah merasa mual mendengar suara mereka. fikirnya mendengar suaranya saja sudah membuatnya sangat mual. "Huahahahahahaha.pangeran arya gede,baiklah." Akan aku tunjukan siapa dirimu sebenarnya. kata mahluk yang telah berseteru sebelumnya dengan pangeran arya gede. "Mahluk itu mengangkat tangan kananya pandanganya mendongak ke atas lalu ia membaca mantra, sungguh ajaib kabut tebal yang berada di lereng itu lenyap begitu saja. "Matahari mulai terlihat, langit cerah menyinari di tengah hutan itu. "ikutlah dengan kami pangeran, akan aku tunjukan sebuah rahasia. "kata mahluk itu yang telah ia selesai membaca mantra. " 9 mahluk itu berjalan selangkah demi selangkah, lalu pangeran arya gede mengikuti nalurinya berjalan di belakang mereka. ajaibnya lagi tanpa bersusah payah ia harus mendaki gunung yang jauh menjulang tinggi, tak terasa hanya beberapa saat mereka sudah berada di depan goa yang cukup membuat bulu kuduk pangeran arya berdiri. "Kedua Mata pangeran arya membelalak, mengernyitkan keningnya. " Tempat apa ini, auranya sangat luar biasa, "Gumam pangeran arya dalam hati. "Masuklah pangeran. pinta salah satu mahluk," Tanpa ragu pangeran melangkahkan kakinya melewati mahluk-mahluk itu yang sedari tadi berdiri,telah sampai ia di mulut goa namun langkahnya terhenti. "Apa magsud kalian sebenarnya menyuruhku masuk datang kemari? " Kata pangeran arya tanpa menoleh. "Masuklah pangeran arya gede, dia sudah menunggumu. pinta mahluk itu kembali. "Di Dalam fikiranya, "aku sudah di tunggu,siapa yang menungguku, "Siapa dan siapa?. " Kembali pangeran arya gede melangkahkan kakinya menuju ke dalam mulut goa, "Goa itu sangat lembab gelap, tetesan air terdengar senada menjadi temannya, hanya dari cahaya kunang-kunang yang hinggap di dinding menjadi peneranganya, Namun lama ia berjalan suhu yang semula lembab dan dingin, kini berubah menjadi lebih hangat, dan langkah kakinya pun sudah merasakan pasir hitam menjadi landasan. terlihat titik cahaya putih dari belokan goa, dengan cepat ia berjalan ingin segera sampai menemui cahaya itu berada. Samar-samar ia semakin dekat dan sekilas melihat seseorang sedang bersila di atas petilasan menunduk, namun ia belum yakin dan masih berjalan, "Dan akhirnya. "Haah..! kaget sang pangeran dengan langkah terhenti, melihat seorang manusia. "Terlihat sebuah ruangan berdinding batu, dengan nyala obor di semua sudut ruangan, " Cukup luas ruangan itu, "Ia langkahkan kakinya selangkah demi selangkah mencoba mendekati sosok manusia yang sedang bertapa, "Dalam fikiranya apakah aku mengenalnya, tapi baru pertama kali aku melihatnya, sosok petapa itu mengenakan jubah putih, rambut terurai mencapai pinggang dan memutih, kulit yang menua namun beraura putih, ia sedang tapakkan kedua tanganya saling bertemu di titik tengah d**a miliknya, perasaan pangeran arya cukup membingungkan, apakah dia harus membangunkannya atau tidak. ruangan itu kosong tanpa adanya air atau makanan. maka pangeran memutuskan menunggu berdiri memegang pedang di hadapanya. "pangeran arya gede terus memperhatiakanya tanpa ia harus bergeming, sekilas ia merasa bosan dan cukup lama ia menunggu, maka ia putuskan untuk berjalan mengelilingi ruangan yang cukup besar, dari pandanganya samar-samar ia melihat sebuah coretan dengan aksara jawa kuno lengkap dengan ukiran gambar. "Gambar pertama ia amati yaitu menandakan jatuhnya bola api besar bisa di sebut meteor menabrak bumi. " Gambar kedua yaitu sebuah gunung yang tertabrak meteor meledak, memisah pulau-pulau yang tadinya menyatu kini terpisah-pisah menjadi 9 bagian. "Gambar ke tiga,10 manusia mengangkat batu meteorit itu lalu menempanya menjadi sebuah logam padat yang cukup keras. " Gambar ke empat,sebuah tragedi, seorang pembuat pusaka menusukan sebilah keris ke masing-masing jantung dari 9 manusia. "Dan gambar yang terahir, semua menggambarkan di ruangan ini, tapi hanya sosok bayi di atas petilasan sendiri. " Dalam benaknya kenapa bayi? "Bayi siapakah ini. " Dan aksara itu, bertuliskan. "KEMATIAN HANYA SEBUAH AWAL" "Tulisan itu sangat singkat, dan pastinya sebuah teka-teki bagi pangeran arya. " Sudah mengertikah tentang apa yang kau lihat dan kau baca itu. "terdengar suara di belakang pangeran arya gede, spontan pangeran arya cepat membalikan tubuhnya, dan mundur selangkah ke belakang karna kaget. "sosok manusia itu masih menatap, yang tak lain adalah sosok petapa yang telah terbangun dari tidur panjangnya. " Si..siapa kamu?tanya pangeran arya gede raut wajah sinis, namun sosok pria itu hanya tersenyum dan berkata. "Hehehe.. " Kamu tidak perlu tau namaku, di sini aku hanya menunggu kedatanganmu, aku hanya bertanya, apakah kamu cukup mengerti tentang apa yang kau lihat dan kau baca itu?. jawab sosok petapa itu bertanya dengan wibawanya. "Aku tidak mengerti, Apa magsud dari semua ini. " Spontan saja pangeran arya gede menjawab. "Mungkin kamu belum paham, dan sedikitnya akan aku jelaskan. "Kata sosok petapa yang belum menunjukan namanya, "Ia membalika tubuhnya, lalu melangkahkan kakinya menuju petilasan, di balik petilasan itu ia menekan sesuatu seperti tuas yang sengaja di pasang di belakang petilasan, "Greek.. "Gregeg.. " Gregeg.. "Gregeg.. "Brugh.. " Brugh.. "Brugh.. "Terdengar suara bergetar di balik dinding berbatu itu,sebanyak 9 kali. menjatuhkan sebuah peti yang terkubur di balik dinding, " Dinding itu sendiri seperti ada sebuah pintu terbalik hingga menjatuhkan peti-peti itu ke tanah yang berpasir. "debu-debu bertaburan hingga menyempitkan pandangan, setelah mereda pangeran merasa kaget seketika, peti itu bukan sembarang peti, ia berwarna kuning yang tak lain di lapisi emas murni. "semua ada 9 peti yang pastinya berisi jasad 9 manusia. " Pangeran arya cukup mengerti degan semua ini. "Ia mendekati petapa yang sedang berdiri di depan petilasan yang selama ini ia duduki. "Siapa jasad yang ada di peti-peti itu? tanya pageran arya di depan petapa. " Hehe.. "Kamu cukup mengerti dan tau jika di dalam peti itu ada jasad manusia. "kata petapa itu tersenyum. "Baiklah pangeran,mungkin kamu masih banyak bertanya tentang semua ini.bukalah salah satu peti itu. Pinta petapa kepada pangeran, perasaan sedikit ragu untuk membuka, namun pangeran beranikan diri untuk membukanya. " ia menggeser penutup peti itu kesamping yang cukup berat dengan mencongkel, menggunakan pedangnya. "Brugh.. suara penutup peti itu terjatuh ke lantai. "terlihat jasad yang masih utuh tidak membusuk, wajahnya persis seperti sosok siluman yang bertarung di kaki bukit sukma ilang. "Hah.. Inilah.? terbelalak mata pangeran melihatnya,lalu menoleh ke arah petapa itu yang sedari tadi hanya tersenyum.
Free reading for new users
Scan code to download app
Facebookexpand_more
  • author-avatar
    Writer
  • chap_listContents
  • likeADD