Pusaka 9 Naga

1639 Words
"Cahaya terang menyinari tubuh pangeran arya, desiran angin sejuk berbembus dari balik pepohonan,ia berdiri menggenggam pedang sakti pemberian gurunya yaitu, resi samudra langit, bau darah yang menyengat di hidung, baginya tak seperti bau darah pada umumnya, itu adalah bau kemenangan pertama kalinya ia membunuh manusia yang biasa mengabdi kepadanya, ia langkahkan kaki menaiki kuda kesayanganya, berlalu pergi ia meninggalkan jasad sastro boyo tanpa kepala. " perasaanya berubah menjadi sedikit menyesal sesudah membunuh manusia, ia hanya mengikuti kata hatinya saja sambil berkuda, "cukup lama ia berkuda dan telah sampai ia di desa di mana desa yang telah hampir porak poranda akibat ulah panglima sastro boyo dan pengikutnya, "Para rakyat yang mengenalnya satu persatu keluar beserta ki jalu yang sedari tadi membantu mereka, "Segera mereka bersama - sama mengumpulkan mayat-mayat prajurit dan membakarnya jauh di pinggir desa. "pangeran arya gede berdiri bersama-sama melihat kobaran api yang membakar mayat-mayat itu, dalam hati pangeran berkata. "Aku sangat menyesal membunuh mereka, mereka mempunyai kelurga, "seandainya aku tau semua yang akan terjadi, pasti akan ku cegah dengan cara yang berbeda. "Pangeran arya gede memejamkan mata, merasakan apa yang telah di rasakan mereka yang telah tiada, dalam fikiranya ia terus berkata, "Maafkan aku". "Setelah semuanya usai, " Pangeran arya gede dan ki jalu,kembali berkuda menuju hunian pangeran arya, "perasaanya resah apakah mereka selamat yang sejak itu di tinggalkanya, sesampainya di depan huniannya ia dan ki jalu turun dari atas kuda, menggiring kuda itu mengaitkan pelana di samping gubuknya, ia kembali berjalan menuju ke depan rumah panggung, pintu rumahnya masih tertutup rapat segera ia mengetuk pintu. "tok.. tok.. tok.. ketukan pintu. "saras, "puncak.. panggil sang pangeran kepada istri dan anak lelakinya bernada sedikit tinggi, ki jalu hanya memperhatikan saja di belakang pangeran. " Greeg. "ngeek.. "pintu terbuka, terlihat putri saras kusumawati di depan pintu yang terbuka, raut wajahnya sedikit ketakutan. "Loh.. 'Kanda sudah pulang? kata saras menyipitkan matanya,terheran-heran,dan mungkin terjadi sesuatu yang ganjil dan tak seperti biasanya putri saras bergelagat seperti itu. " Ia aku baru saja pulang saras.. lirih sang pangeran bicara, menganggapnya biasa saja, pangeran dan ki jalu segera memasuki rumah dan duduk di ruang tengah, namun saras dan puncak satria masih berada di depan pintu memperhatikan pangeran dan ki jalu. pangeran memperhatikan kembali mereka berdua yang sedari tadi berdiri. "Ada apa saras? " kenapa kamu di situ saja? Ayo kesini. pinta sang pangeran. "Kamu benar Arya gede? ucap saras seperti mengintrogasi pangeran arya gede. " Hah.. kaget sang pangeran mendengar ucapanya, "Kamu kenapa bicara seperti itu saras, ada apa sebenarnya? "Tanya pangeran sangat bingung. "kamu baru saja pergi kanda, " aku dan puncak satria melihat kamu berkuda dengan ki jalu, cepat sekali kamu kembali, hanya 5 menit kamu sudah di sini. "terang putri saras mengatakan sejujurnya dan memang putri saras sangatlah jujur kepada suaminya, kejujuran baginya adalah sebuah nilai yang sangat mahal bagi dirinya. "Hah..! " kaget sang pangeran. "coba kamu kemari wahai istriku tolong kamu jelaskan semuanya. " pinta raden arya. "Baiklah.. " jawab sang putri lalu mengandeng puncak satria dan duduk di antara mereka, raut wajah sang putri yang cantik jelita itu mendadak enggan bicara seperti tidak ingin mengatakan yang sebenarnya. "Saras.. " aku kanda arya suamimu,aku meminta kamu menjelaskan ada apa sebenarnya. "lirih bicara pangeran di depan saras dan puncak satria. "Baiklah kanda, tapi sebelumnya saya ingin melihat tanda lahir yang ada di pundak kirimu. " pinta putri saras kusumawati. "Baiklah saras.. jawab pangeran arya lalu dengan cepat ia membuka setengah pakaianya dan memperlihatkan tanda lahir itu di hadapanya, dan semua pun melihat, tidak ada ke janggalan karna di zaman raden arya gede rupa siluman yang bisa menyerupai seseorang sangatlah biasa dan bukan hal yang tabu di telinga mereka. " Pangeran arya gede lalu kembali merapihkan pakaiannya, terlihat raut wajah sang putri berubah sangat senang melihatnya. "Perasaan senang masih berada di hati putri kusumawati, karna dia benar adalah pangeran arya gede, hela nafasnya sesaat menenangkan, lalu berkata. " maaf kanda, tadi aku telah di minta olehmu masuk ketika sedang ada peringatan bahaya, "Aku bersama puncak satria menuruti perkataanmu, kami berdua masuk ke dalam tempat persembunyian di ruang bawah tanah, dan kanda pergi dengan ki jalu ke desa sebelah, "aku dan puncak satria menunggu di dalam ruangan itu, lalu kanda muncul membuka pintu persembunyian, "Kanda berkata sudah tidak ada apa-apa, Kanda mengajak aku adan puncak satria duduk di ruang ini, kita berbicara seperti biasanya, di tengah pembicaraan kanda mengajak pergi namun puncak satria tidak mau dan entah mengapa dia mengatakan itu. "terang putri saras kusumawati. "Lalu seterusnya bagaimana ras? tanya pangeran arya gede merasa terkejut. " Kanda terus mengajak kami ke bukit sukma ilang, dan pastinya kanda tau jika bukit itu tidak sembarang manusia bisa memasukinya, puncak satria sangat tidak ingin terus menolak ajakan kanda, karna aku juga merasa ada yang aneh tentang diri kanda. maka aku juga menolaknya. "iya persis seperti ini kita bicara bersama ki jalu. terang berbicara putri kusumawati dengan polosnya, "Lalu arya gede dan ki jalu sama - sama menoleh dan bingung, fikir arya gede ada yang tidak beres dan ada seseorang atau mahluk yang menyerupai dirinya dan ki jalu. "Lalu bagaimana seterusnya ras?.. lirih tanya pangeran arya gede. "Aku dan puncak satria semakin merasa curiga, kami hanya terdiam, dia terus berbicara membicarakan bukit sukma ilang, lalu ia mengajak ki jalu pergi menuju bukit sukma ilang, di tengah pembicaraan mereka, kanda membahas sebuah keris, sedikit yang ku dengar keris itu bernama keris 9 naga. hanya beberapa saat kanda dan ki jalu lalu pergi, aku dan puncak satria sudah sangat curiga dan membiarkan kanda beserta ki jalu pergi. " Dan tak lama kemudian ternyata kanda muncul kembali dan ki jalu. "perasaan terkejut pangeran arya gede mengernyitkan keningnya tentang semua penjelasan istrinya, yang membuat lebih terkejut yaitu tentang keris 9 naga, pusaka yang teramat sakti mandraguna yang di nyatakan hilang, cara membuatnya saja sangat berbeda dari keris lainya, harus di tempa dengan 9 empu yang mengorbankan nyawanya di gunung sukma ilang, yang tak lain 9 empu itu adalah pengikut dari empu pamungkas. " pangeran arya gede menghela nafas panjang. "ini sebenarnya petunjuk. "kata pangeran arya gede. " tampaknya aku harus mengambil keris itu di sana. dengan lirihnya ia bicara. "Maaf raden.. " kata ki jalu di sampingnya. "bukanya kita tidak bisa menembus gunung sukma ilang itu, dan pastinya sangat angker berbeda sekali dengan bukitnya, kita berada di lerenengnya saja hal-hal ganjil pasti selalu terjadi. "Memang benar ki jalu. " Tidak sembarangan manusia yang bisa masuk kesana, "tapi ini sebuah petunjuk bagiku agar aku kesana bisa mengambil pusaka itu. "Jawab pangeran arya gede. "lalu bagaimana raden? tanya ki jalu. " Besok pagi kita kesana ki, sebentar lagi malam, kamu cukup menemaniku di lereng bukitnya saja, selanjutnya kamu pergilah ki. "terang pangeran arya gede. "Baik raden.. jawab ki jalu dan memang ia merasa tidak akan sanggub memasuki bukit itu, " menurut cerita yang terdengar, siapa pun yang memasuki bukitnya saja tidak akan tau arah jalan pulang karna di sesatkan oleh penunggu hutan, bagi manusia yang sudah mengetahui, bukit itu di jaga oleh siluman atau prajurit gaib. petani yang melihat pasti selalu muncul kabut tebal berhawa sangat dingin yang sanggub membuat manusia yang memasukinya mati seketika. *** "Ke esokan harinya. di pagi itu, dengan tetesan embun yang masih belum hilang, matahari sudah menampakan wujudnya, cahaya terang menyinari pagi yang teramat cerah, pangeran Arya gede dan ki jalu sudah bersiap - siap ingin segera pergi, " Di depan pintu rumah panggung itu pangeran arya, putri saras kusumawati dan puncak satria berdiri saling menghadap, "Perasaan cemas pastinya sangat terasa kepada putri saras kusumawati dan raden puncak satria. "Kalian tunggu aku pulang, Mohonlah kepada dewa agar aku di beri keselamatan. " Kata pangeran arya sambil mengusap kepala puncak satria. "istriku, Kamu di sini saja tunggu aku pulang, jika terjadi sesuatu ingat apa yang harus kamu lakukan nantinya. " pinta Pangeran arya dan itu adalah sebuah rahasia antara mereka berdua. "Pangeran arya gede membalikan tubuhnya, dan mulai ia melangkahkan kaki beralaskan sandal kulit hewan menuruni anak tangga. " Hati-Hati kanda. "terdengar suara putri saras kusumawati yang sedari tadi tampak cemas,se saat pangeran arya terhenti mendengar ucapannya, tanpa menoleh ia segera menuruni anak tangga dan menunggang kuda bersama ki jalu. "Heah.. "seruan pangeran arya gede melaju dengan kuda hitamnya,bersama ki jalu. " perasaan gusar di fikiran pangeran arya gede pasti ada, tapi menurutnya itu adalah suatu jalan agar ia nantinya dapat menandingi kehebatan ilmu sang pangeran Bayu aji strio yang tak lain adalah kakanya sendiri. "Dia cukup terkenal hebat, karna memang ia cukup brutal dan ambisius. "Terik Matahari masih menyinari tubuh pangeran arya gede dan ki jalu, kini mereka telah sampai di kaki bukit sukma ilang, terhenti langkah kuda sang pangeran karan kuda hitam miliknya meringik mengangkat kedua kaki depannya, serasa ingin menjatuhkan pangeran arya, dan pastinya insting kuda itu lebih tau jika ada yang tidak beres di depanya. " Pangeran arya gede menenangkan kuda, menepuk leher kuda hitamnya dan membelainya hingga sampai kuda itu tenang, setelah di rasa tenang segera pangeran arya gede turun dari kuda itu. "Ia mengamati sekitar dan memang sangat berbeda sekali, terlihat kepulan kabut tebal masih menghiasi pepohonan. "Ia membalikn tubuhnya dan berbicara kepada ki jalu yang masih berada di atas kuda. "pulanglah ki jalu, biar saya di sini. " Pinta pangeran arya gede kepada ki jalu. "Ki jalu sangat ketakutan dan tak biasanya ia seperti itu, memang yang boleh memasuki bukit sukma ilang itu hanya orang-orang pilihan dan ber ilmu tinggi dari keturunan raja resi, atau guru pesilat sakti. "Baik pangeran arya, jawab ki jalu sembah menunduk. " Sampaikan kepada istriku, bahwa aku sudah sampai, dan sampaikan pula jika aku belum kembali, lakukanlah yang mesti ia lakukan. "Baik pangeran semua akan saya sampaikan pesan pangeran,saya pergi dulu. jawab ki jalu dan ia segera membalikan kuda dan melaju pergi bersama kuda sang pangeran, Dari kejauhan pangeran masih mengamati hingga ki jalu dan kudanya tak terlihat. " sedikit ia menghela nafasnya dan membalikan tubuhnya mengamati bukit angker itu. "Berjalan ia selangkah demi selangkah, "Sreeek.... tarikan pedang yang di tarik dari selingkar pinggangnya. "Perasaan was-was pangeran arya menyelimuti dirinya, sampai ia di jalan setapak yang hampir hilang menuju ke dalam hutan. "dari kejauhan datanglah kabut tebal menerpa bukit itu.
Free reading for new users
Scan code to download app
Facebookexpand_more
  • author-avatar
    Writer
  • chap_listContents
  • likeADD