chapter : 9

2608 Words

"Tumben banget Sa," ucap Hana. Aku mengangkat dagu, bingung. Lalu ber-o ria saat Hana menunjuk ke gelas berisi kopi ditanganku. Ya, biasa-nya aku tidak minum kopi. Tidak sama sekali. Tapi sekarang aku memang butuh ini. "Tadi liat tidak?" Tanya Hana. Aku mengerutkan kening. Tidak ngerti dia bicara apa. Lihat apa? Duh, kenapa lola sekali otak-ku hari ini? "There's a woman. Datang ke kantor. Lagi di ruangan bos." "Cewek? Siapa?" "Tidak tau," Hana mengendikkan bahu. "Cantik banget. Modis tapi tidak berlebihan. Cuman, jalannya ya jalan orang kaya." Hana menyesap kopinya. Apa maksudnya jalan orang kaya? Oh, mungkin kepala terangkat dan membusung d**a. Jalan orang kaya = sombong. Sudah aku katakan otakku sangat lola hari ini. Entahlah. Sepertinya Javier sudah berhasil membuat bebera

Free reading for new users
Scan code to download app
Facebookexpand_more
  • author-avatar
    Writer
  • chap_listContents
  • likeADD