“Sudah lebih baik?” tanya Ari mengulurkan segelas air putih pada Ellin yang baru bangun dari kasur. Ellin menyandarkan tubuh di pinggiran ranjang saat menerima uluran gelas itu dan menandaskan isinya. Ia tertegun sejenak. Pikiran random yang acap datang dan pergi membuat kepalanya sakit, maka ia memutuskan istirahat. “Ibu belum pulang?” tanyanya. “Sudah, kok.” Ellin mengawasi Ari yang tampak biasa saja, tidak ada yang berubah. Kedua sudutnya tertarik ke atas membuat lengkungan senyum yang menarik. Tangan Ellin menarik Ari ke dalam genggaman hangat. “Besok kita kembali ke Jakarta saja, ya?” ajak Ari. “Secepat itu?” tanya Ellin terkejut. “Doni meneleponku saat kamu tidur tadi.” Ellin tampak menimbang, lalu mengangguk setuju. “Jadi, kita tidak jadi ke Kota Gede?” “Apa boleh buat?