Cincin Kawin Baru

878 Words

Hanya sehari di Jogja, tapi perasaan Ellin lebih baik dari kemarin. Memang ia sudah menemukan fakta terbaru bahwa ia dan Aruna berteman sejak kecil. Bukan berarti rasa yang pernah ada bisa kembali lagi sebab ia sudah bertekad untuk menguburnya dalam-dalam. Tidak akan ada laki-laki lain, kecuali Ari. “Kamu sudah selesai beres-beres?” tanya Ari yang memakai kaos putih dengan celana pendek selutut yang agak basah. “Belum. Aku memilah beberapa barang yang kuberikan pada anak-anak di panti. Ada beberapa kaos dan batik khas Jogja, sih. Oh ya, gudeg untuk Ibu harus kita pisahkan sama punya Mbok Lastri.” Mendadak wajah Ari agak memerah, lalu ia pura-pura melirik ke arah lain. Suaranya agak canggung saat berkata, “Gudeg disimpan Ibu di kulkas. Kamu bisa ambil sendiri, ya!” Ellin melenguh. “Ka

Free reading for new users
Scan code to download app
Facebookexpand_more
  • author-avatar
    Writer
  • chap_listContents
  • likeADD