27. Pelampiasan (a)

1314 Words
"Ngelamun aja lo." Adel meletakkan sekaleng minuman di sebelah Ravano sebelum akhirnya ikut mendudukkan dirinya di sana. "Buat gue?" tanya Ravano. "Ya iyalah. Gue baik, mau beliin lo minum. Gak kayak lo yang cuma beliin buat Keanna. Dasar pilih kasih," cibir Adel dan mereka tertawa pelan. "Dalam rangka apa nih lo beliin gue minum?" Ravano menatap minuman yang berada di tangannya. Dia lalu menatap Adel. "Key cerita sama gue tadi. Katanya lo sama dia semalem bertengkar lagi. Bener?" Ravano terdiam sejenak. Lelaki itu menghela napas dan menganggukkan kepalanya pelan. "Hm. Dia marah pas gue bahas Tristan. Gue cuma khawatir sama dia. Masalah Tristan di sekolah lamanya pasti belom bener-bener clear, musuh-musuhnya itu pasti lagi nyari keberadaan dia sekarang. Atau lebih parahnya lagi, mereka ngira Key salah satu bagian dari Taruna karena dia ada di tempat kejadian. Lo bisa sebut gue mulai over protektive, gue cuma gak mau Key kenapa-kenapa." "Jujur sama gue, Rav. Lo cemburu kan tiap lihat Key sama Tristan?" Kedua mata Ravano berkedip dua kali. Dia baru saja hendak membuka penutup kaleng minumannya sebelum seseorang merebutnya dengan cepat. "Jelas dia cemburu lah. Dia sama Keanna aja masih suka tatap-tatapan tukeran perasaan. Oke, Rav. Lo emang gak sepenuhnya nunjukin itu. Tapi kita semua gak bodoh dan lo gak bisa bohongin diri lo sendiri," ucap Kinn yang entah datang dari mana. Lelaki itu duduk di bangku yang berhadapan dengan Ravano dan Adel. Dengan lancang dia meminum minuman milik Ravano hingga tersisa setengah. "Kalian tahu, gue nahan perasaan gue buat Key," lirih Ravano. "Gue sekarang kakaknya, gue harus pastiin dia bahagia sama orang yang tepat. Gue gak mau lihat dia kecewa lagi. Yang sekarang itu, cukup yang terakhir. Gue udah terlalu sering lihat dia nangis gara-gara gue." Adel dan Kinn menatap satu sama lain. "Rav, kita ngerti perasaan lo. Lo ngelakuin ini semua buat Key, buat nyokap lo, dan buat semuanya. Key juga gak sepenuhnya benci sama lo." Adel menepuk bahu Ravano pelan. "Gue benci ngakuin ini. Tapi lo sama Key itu sama-sama butuh orang baru. Kasarnya sih, kalian perlu pelampiasan. Bukan pelampiasan dalam arti buruk, tapi kalian emang harus belajar terbuka buat orang lain. Hilangin perasaan itu gak pernah gampang. Lo kalo mau move on, jangan maksain diri. Move on itu bukan hilangin kenangannya, tapi perasaannya. Semakin lo maksa, bakalan makin sulit," jelas Kinn. Adel tertegun antara yakin dan tidak yakin kalau orang yang didepannya itu adalah sosok Kinn Dhananjaya. Dia yang sekarang itu, berbeda drastis dengan sosok yang pernah membuat Key pingsan beberapa waktu silam, yang sering berdebat dengannya juga. "Gue emang belom bisa buka hati buat orang lain. Tapi ngelihat Key bahagia, itu udah cukup buat gue. Dia bahagia, gue juga bahagia. Gue seneng lihat dia bisa tertawa lagi, meskipun itu bukan karena gue," ucap Ravano. "Kalo gitu, bisa lo lepasin Keanna buat gue?" Ketiga orang yang berada di sana sontak menoleh ke sumber suara. *** "Kalo status drop out gue bikin lo sulit lepas dia, lo gak perlu khawatir. Gue bisa jaga Key. Gue bisa lindungin dia." Adel dan Kinn berpandangan, mereka lalu menatap Ravano. "Key mungkin bahagia sama lo, tapi gue gak bisa dengan mudah lepasin dia. Apalagi sama orang kayak lo." Salah satu alis Tristan naik. "Kenapa? Lo masih ragu sama gue?" "Lo bisa jadi ancaman terburuk buat Keanna. Apa lo lupa? Kejadian kemarin hampir bikin dia—" "Bukannya lo sendiri yang bikin dia ke sana? Lo pergi tanpa kasih tahu Key. Cewek itu pergi demi lo, karena dia khawatir sama lo. Dan apa lo lupa siapa yang bikin dia pulang sendirian naik angkot? Itu elo kan, Rav!" "Lo gak usah mancing-mancing keributan," tegur Kinn pelan. "Kenapa? Gue cuma ngomongin fakta. Gue sering lihat Key murung tiap sama lo. Kalo dengan liat Key bahagia juga bisa bikin lo bahagia, tolong lepasin Key." Adel langsung berlari dari tempatnya dan menahan Kinn yang sudah maju ke arah Tristan. "Kalian sama-sama egois. Gue gak bodoh, Rav. Kalian emang berusaha buat ngilangin perasaan, tapi kalian masih sama-sama nahan satu sama lain. Key belom sepenuhnya lepasin lo buat sama orang lain. Begitu juga sama lo. Kalo kalian kayak gini terus, semuanya gak bakalan pernah berubah. Lepasin Keanna, Rav." "Rav!" Kini giliran Kinn yang menahan Adel ketika gadis itu hendak memisahkan Ravano dan Tristan. "Gue sayang sama Keanna," ucap Tristan. Lelaki itu masih tampak tenang meskipun Ravano sudah mencengkeram kerah bajunya kuat. Pernyataan itu membuat Adel dan Kinn cukup terkejut. Adel memang sudah merasa ada yang aneh saat Tristan dengan 'kebetulan' masuk ke kelasnya hingga satu kelas dengan Key, tapi dia tidak menyangka kalau Tristan akan mengatakan kalimat seperti itu. Dengan waktu begitu cepat. "Gue datang ke sini bukan tanpa alasan. Gue sendiri yang minta sama bokap gue buat mindahin gue ke sini. Dan gue sendiri yang minta dimasukin ke kelas Keanna Eirene, kelas adik lo." Bugh! "Ravano!" *** Key berlari menyusuri koridor tidak lama setelah Adel meneleponnya. Gadis itu dengan cepat menuruni tangga dan pergi menuju UKS. Sesampainya di sana, dia melihat Adel yang tengah mengobati luka Tristan. Salah satu sudut bibir lelaki itu tampak memar dan mengeluarkan darah. "Ada apa ini?" Key menatap orang-orang di sana bergantian. Termasuk Ravano yang duduk di salah satu kursi dan tengah menatap ke arahnya. "Lo bisa tanya sama mereka." Adel membuang napasnya pelan. Dia menyimpan kotak obat di salah satu laci. "Kinn?" Key menatap Kinn, berharap lelaki yang biasanya cerewet itu akan segera menjelaskan. Namun dia hanya mengangkat kedua bahu. "Gue gak mau kena pukulan Ravano kalo sampe salah ngomong." Kening Key berkerut. Dia lantas menatap Ravano. "Lo mukul Tristan?" tanya gadis itu. Dia sama sekali tidak melihat adanya luka di wajah Ravano. Itu artinya Tristan tidak membalas pukulannya, persis ketika Ravano memukul Andra beberapa waktu silam. Salah satu tangan Key ditarik pelan oleh Tristan. Lelaki itu membawanya keluar. Key menatap Ravano selama beberapa saat sebelum akhirnya pergi. "Sekarang jawabannya udah jelas," ucap Kinn tepat ketika pintu ditutup. "Yang bikin Tristan sama Keanna ketemu itu tidak lain adalah lo sendiri,Rav," lanjutnya. *** "Lo kenapa bisa berantem sama Ravano sih?" Key menatap wajah Tristan, memastikan tidak ada luka lebih banyak lagi di sana. "Lo itu belom lama ini berkelahi kan, kalo kepala lo kenapa-kenapa lagi gimana?" lanjutnya. "Gue bilang sama Ravano kalo gue sayang sama lo." Kedua mata Key berkedip dua kali. Gadis itu menatap kegiatan di bawah sana tidak fokus. "Lepasin Ravano, Key. Lo gak bisa terus-terusan nahan dia. Dia berhak bahagia, dan lo juga sama." "G-gue ... Gak bisa, Tris." Key mulai menunduk. "Gue gak tahu alasannya tapi gue masih gak rela, apalagi setiap kali Silvi deketin Ravano." "Itu karena lo masih ada rasa sama Ravano, Key. Bukan sebagai adik, tapi sebagai ceweknya. Kalian sekarang saudara, apa lo tega lihat dia kayak gini terus? Apa kalian gak capek?" "Tapi gue gak mau nyakitin siapa pun lagi. Apalagi kita belom lama kenal, Tris. Gue gak mau bikin lo—" "Gue bakalan bantu lo, Key. Gue gak akan jauhin lo dari Ravano. Gue hanya akan bantu lo hilangin perasaan lo ke dia. Lo tahu maksud gue, Key. Lo butuh pelampiasan untuk itu." Tristan lalu memutar tubuh Key agar benar-benar menghadapnya. Dia memegang kedua bahu gadis itu. "Tapi gue gak mau jadiin lo pe—" "Kalo dengan jadi pelampiasan bisa bikin lo baik-baik aja, gue gak masalah. Gue sayang sama lo dan gue gak bercanda. Gue datang ke Pelita, ke sini, ke hadapan lo, bukan tanpa alasan. Gue ke sini emang buat lo. Gue bakalan pastiin yang kemarin itu patah hati terakhir lo, Key." Key mendadak kehilangan kata-katanya. Dia bahkan masih tidak bereaksi saat perlahan Tristan memeluknya. "Kasih gue kesempatan," ucap lelaki itu. Key membuang jauh pandangannya. Dia menatap ke salah satu koridor yang ada di bawah. Di sana, Ravano menatapnya. Kedua tangan Key perlahan terangkat dan balas memeluk Tristan. Gadis itu memejamkan kedua matanya begitu sesuatu tampak merembes keluar dari sana. Dia menenggelamkan wajahnya di d**a bidang Tristan. Maafin gue, Rav. — To be continued
Free reading for new users
Scan code to download app
Facebookexpand_more
  • author-avatar
    Writer
  • chap_listContents
  • likeADD