Bab 49 Nyi Rembulan Putih

1878 Words

Dewi Selendang Merah meningkatkan kewaspadaannya. Ia merasa tak sendirian di tempatnya beristirahat. Rasanya memang agak canggung berada di dalam bangunan terbengkalai itu seorang diri. Diam-diam ia merindukan Damar Andaru, yang selalu menolongnya dalam kesulitan. Namun, ia tak boleh larut dalam perasaannya. Suara tapak kaki di atas genteng menyadarkan ingatannya, bahwa kini posisinya tidak aman. Ia harus segera menyiapkan diri. Tak ingin menunggu diserang, Dewi Selendang Merah segera keluar dari bangunan itu, melesat ke atas genteng untuk melihat siapa sosok yang diam-diam mengintainya. Sayangnya, ia tak melihat siapa pun di atas genteng. Yang ada hanya kegelapan dan kesunyian, tak ada apa-apa di sana. Jadi suara apa yang jelas terdengar tadi? Tak mungkin ia berkhayal. Ia masih melayang

Free reading for new users
Scan code to download app
Facebookexpand_more
  • author-avatar
    Writer
  • chap_listContents
  • likeADD