OLEH OLEH HONEY MOON

1241 Words
Matahari mulai menampakan sinar nya, terasa panas dan menyilaukan, pancarannya sampai memantulkan cahaya ke wajahku. Aku pun terbangun dengan kepala yang sangat berat, aku mencoba perlahan membuka mata dan ku lihat atap atap ruangan hotel, siapa yang membawa ku tadi malam mungkin Rey pikir ku, aku pun mencoba mengangkat kepala ku, dan membuka lebar mata ku, ku rasakan hal yang aneh pada badan ku, selimut tebal hotel yang sangat mengganggu menyebabkan keringat mengucur di tubuhku, serasa tak menggunakan pakaian pikirku, apa aku masih mabuk? apa yang terjadi semalam aku meraba badanku dan benar aku dalam keadaan telanjang. aki segera tersadar dan menyandar kan badan ku, tak terlihat Rey di sampingku. aku tak ingat apapun semalam masih terasa sakit sekali kepala, aku mencoba mencari ponsel ku, dan melihat jam sudah pukul 10 pagi. bagian sensitif ku pun terasa nyeri. Rey terlalu kasar sepertinya ketika ku mabuk menyetubuhi ku, tapi kenapa dia tidak ada disampingku? terasa heran menanyakan ini pada diriku yang tak sadar semalaman. ah sudah lah aku menyoba tertatih menggambil baju ku, dan menenggak segelas air putih lalu membersihkan wajahku, aku tak sanggup untuk mandi dan sengaja ku baringkan badan ku dan tidur kembali. di suatu tempat " Rey, bangun lah sudah siang nanti Cia mencari mu" ucap Sera yang berada di samping Rey di Hotel yang berada di sebelah club, "Hmm masih pagi baru juga jam berapa sayang" ucap Rey sambil merangkul Sera yang sama sama tak menggenakan sehelai benang pun "kenapa kamu tidak menceraikannya jika terus ingin bersama ku" gumam sera sambil meraba bibir Rey, "aku mencintai nya, berat jika harus meninggalkannya, sedari awal kan kamu tau aku hanya senang bercinta dengan mu hanya nafsu" rey pun mengangkat lengannya dan berhenti merangkul sera, " dia masih polos dia masih kaku kalau urusan ranjang" ucap Rey, Sera pun terdiam dia juga tidak cinta dengan Rey, Sera hanya ingin keburukannnya menjadi sugar baby di tutupi dengan menikah, "sebulan ini kita selalu melakukan tanpa pengaman loh, aku juga belum ada tanda tanda menstruasi, jika aku hamil bagaimana?" ungkap sera sambil memasang wajah yang sedih "aku tidak mau jika harus mengaborsi janin yang tidak berdosa apabila hamil" ucap sera sambil mengeluarkan air mata Rey pun memeluk nya kembali "iya belum tentu kan kamu hamil toh selama tanpa pengaman aku juga mengeluarkan di luar" ucap Rey sambil menghapus air mata sera "aku harus kembali k Cia, dia pasti mencari ku" *** suara pintu terbuka, Rey yang datang benar dugaan ku ternyata Rey yang membawa ku ke kamar bukan papi. "sayang sudah bangun, ga usah beranjak dari tempat tidur ya" ucap Rey sambil menghampiri ku, dia mengusap kepala ku dengan lembut, sesekali mencium keningku, serasa ada yang aneh tak biasanya dia seperti ini aku pun menanyakan kemana dia dan menanyakan kejadian semalam "papi yang menggendong mu, aku tak sanggup karena kamu berat dan aku juga setengah mabuk" ucapan Rey menenangkan ku, " dan ya ketika melihat mu terbaring dengan dress dan makeup cantik seperti itu ya membuat ku gila, jadi aku melakukannya pas kamu mabuk, maaf ya aku hanya menyelimuti mu dan langsung ku tinggal olahraga dan sarapan" ucap rey, "aku sudah memesan kan mu makanan, sebentar lagi juga datang sabar ya, mau mandi dulu aku gendong ya?" ucap rey yang terlihat agak kikuk, aku pun menolak dan memilih berbaring saja kepala ku masih sangat terasa sakit. kamar pun di ketuk pihak restoran hotel mengantarkan pesanan makan siang untuk ku, aku pun langsung menyantap makanan yang di pesan Rey menyuapi ku sampai makanan pun tak tersisa. "besok kita pulang yah, aku ada urusan di jakarta mendadak tapi kalau kamu masih mau stay, kamu disini dulu saja" ucap Rey, aku pun mengikuti tawaran Rey untuk pulang cepat, aku ga mau jika aku menolak nantinya Sera yang akan ikut pulang. "yang lainnya apa pulang juga?" tanya ku "mereka semua sesuai jadwal disini!, "sayang semoga setelah kepulangan kita, kita di beri buah cinta ya!" ucapan Rey membuat ku sedih, mungkin di lubuk hatinya dia ingin memiliki anak, aku jadi merasa bersalah membohongi jika dia sulit untuk memiliki anak, pasti di pikirannya Rey aku yang tidak bisa hamil. Ya Tuhan semoga keajaiban itu ada dan nyata aku percaya Rey akan segera memiliki buah hati. pagi pagi sekali kami pun berangkat menuju bandra kebetulan kami mengambil flight jam 05.00, Rey akan ada meeting jam 09.00 di jakarta, langit bali pun masi sangat gelap ketika kami cek out dari Hotel, ada beberapa barang ku di villa yang belum sempat ku ambil, mana mungkin mertua ku membenahinya, ya sudah lah mau gimana lagi. *** setiba nya kami di rumah, aku pun langsung menyiapkan keperluan Rey untuk meeting, bi nyai sangat lah baik aku baru tiba masakan pun sudah terhidang, setelah menyiapkan keperluan Rey, aku pun langsung menyiapkan sarapan untuknya, beberapa pakaian kotor sudah di tanganin oleh bi nyai, "aku rindu masakan bi nyai" ucap ku sambil melahap makanan yang telah di hidangkan. "aku sudah selesai, aku berangkat dulu ya sayang" setelah mencium kening ku Rey langsung pergi meninggalkan rumah. "non sudah selesai makannya" tanya bi nyai, "sudah bi, aku bantu membereskan nya ya" pinta ku sambil merapihkan bekas sarapan aku dan Rey, bibi pun melarang ku untuk melakukannya "sudah non, non capek istirahat dulu sana, nanti bibi buatin makan siang yang enak untuk non" ucap bi nyai sambil mengangkat piring piring kotor, bi nyai begitu baik, aku pun langsung izin ke kamar untuk untuk mandi, karena sebelum berangkat pulang aku tak sempat mandi. selesai mandi akhirnya aku bongkar 2 koper yang ku bawa waktu menginap di hotel, sisanya semoga ada yang membawa nya pulang. koper yang ku bongkar pertama adalah kepunyaan ku, baju baju yang rey belikan untung saja aku menaruhnya di koper yang ku bawa ke hotel, jadi bisa langsung ku cuci, sebagian lagi baju kotor ku dan langsung ku pisahkan semua, koper yang kedua koper Rey, baju nya masih bersih semua hanya beberapa pakaian kotor yang tersedia, sebelum ku cuci, aku memeriksa semua kantongnya, dan aku menemukan kertas bill pembayaran hotel dan restauran, aku pun mengecek lembaran kertas itu, dan betapa kagetnya hotel yang dia bayar ternyata namanya berbeda dengan nama hotel yang kami tempati. suasana hati ku pun berubah menjadi gelisah, aku pun langsung memeriksa lokasi dari hotel tersebut dan tidak jauh dari club yang kami singgahi waktu itu. hatiku sungguh tidak karuan, hati ku bertanya tanya apakah yang dia katakan pergi sarapan dan olahraga itu bohong? apa yang harus aku lakukan, ya apa dia pergi dengan sera, atau dia memesankan hotel untuk mami, ah tapi tidak mungkin buat mami toh sewaktu kami cek out mami masih satu hotel dengan kami, tapi tidak ada sera. Rasa penasaran ku semakin memuncak akhirnya aku pun memberanikan diri menelepon sera. "Ser, kamu dimana?" tanya ku "di Hotel lah, dimana lagi!" jawab sera dengan ketus, " Ada apa kamu menelepon ku? " tanya sera dengan curiga, "gak Ser, kalau masih di Hotel aku mau minta tolong cek kamar, tas kecil ku dan beberapa baju tertinggal disana" jawab ku dengan lantang, dan sudah ku pastikan sera pasti menolak permintaan tolong ku. "gila kalinya loe minta tolong gue, gue bukan di hotel tempat lu tinggal, gw dah cek out dari semenjak kita ke club" ucap sera. jawaban sera membuat ku terkejut, tanpa basa basi aku langsung menanyakan dimana hotel yang dia tempati sekarang, dan benar dugaan ku di hotel yang sekarang bill nya sedang ku pegang. Tuhan aku meminta hadiah untuk oleh oleh honey moon ku, ternyata ini hadiahnya! atau ini hanya permulaan kejutan untukku?
Free reading for new users
Scan code to download app
Facebookexpand_more
  • author-avatar
    Writer
  • chap_listContents
  • likeADD