DUSTA BERSELIMUT CINTA

1048 Words
Hari ini aku lebih banyak diam, semua ku lakukan tanpa bertanya dan hanya menjawab. ku tutupi kenyataan dengan senyuman, ku tutupi segala banyak tanya dengan kenyamanan yang ku buat. yah terasa pahit tapi lebih baik ku pendam, mungkin saja mereka mabuk aku yakin Rey suami yang sangat bertanggung jawab dan mencintaiku. *** "Sayang, hari ini kita liat proses rumah kita yuk, sekalian kita beli beberapa perlengkapan isi rumah!" ajak Rey pagi ini dengan penuh semangat, aku pun hanya mengangguk dan tak banyak berbicara. Siang hari kita memutuskan untuk melihat pembangunan rumah yang katanya segera selsai, di perjalanan aku hanya diam dan banyak melamun, tapi Rey sama sekali tidak curiga kepada ku, dia hanya fokus menyetir dan menanyakan berapa hal saja. "kita makan dulu yuk" ucap rey sambil membelokan mobil, ke restauran all u can eat favorit ku, aku pun turun dari mobil dan mood ku berubah ketika mencium wangi dari restauran ini, gejolak lapar ku membuat bad mood ku seketika hilang dengan Rey, aku pun segera mengambil makanan kesukaan ku. selesai nya makan kami menuju perumahaan, di dalam perjalanan pun aku hanya diam kembali, tak selang berapa lama handphone Rey berdering tah siapa, dia hanya menjawab ya ya ya saja lewat saluran telepon nya, aku pun malas menanyakan siapa yang menelepon, iya mungkin itu sera ku pikir. akhirnya kami sampai di rumah baru, alhamdulilah sudah finishing ternyata tinggal loading interior, semua design sesuai yang aku harapkan. "jadi kapan tuan dan nyonya akan menempati nya?" ucap pak budi yang bertanggung jawab mengurusi segala bangunan "secepatnya kalau bisa mingu depan sudah kami tempati" ucap rey dengan tegas, aku pun kaget ketika rey ingin cepat cepat menempati rumah ini. kenapa? aku juga tidak tahu. ya sudah lah aku hanya bisa nurut. "baik pak barang barang siap untuk di tata besok" ucap pak budi. setelah selesai, Rey mengajakku membeli perabotan dan yang lainnya, aku pun menyetujuinya karena shoping adalah kesukaan ku, Rey selalu sibuk dengan gawainya ketika menemani ku belanja, sesekali aku memperhatikan Rey, menyebalkan tapi aku tetap berpikiran positif mungkin aku terlalu cemburu, mungkin dia memang membahas pekerjaan atau memang benar dia menjalin hubungan dengan sera! "kamu sibuk sekali, aku tanya hanya kya iya aja kamu ga mau memilih perabotan untuk rumah kita nanti?" tanya ku pada Rey, "eh kenapa?" jawab rey dengan polos jadi dia tidak mendengarkan aku ngomong dari tadi. akhirnya aku menyudahi perbelanjaan ku, lebih baik pergi sendiri dari pada di temani suami yang sibuk dengan dunianya. sesampai nya di rumah aku pun langsung pergi ke kamar, dan langsung mandi setelah itu aku dan bi nyai menyiapkan makan malam, Rey tetiba ada urusan di luar dan akan pulang larut malam. baiklah aku dan bi nyai membuat sedikit masakan untuk kami berdua. "non, bagaimana sera disana? apa dia menggodanya ?" pertanyaan bi nyai membuat kaget diriku! "kenapa bi? kok tanya seperti itu?" aku pun berbalik menanyakan ucapan bi nyai "ah engga non, lupakan saja ucapan bibi ya" bi nyai pun melanjutkan memasak. rumah ini terlalu aneh untuk ku, dari mulai papi dan mami yang tidak pernah terlihat harmonis, hubungan rey dengan kedua orang tuanya pun aneh apa mereka alien? apa aku salah memilih pria yang sekarang menjadi suami ku? lebih baik aku fokus kuliah saja, dan mencari pekerjaan kembali, daripada terbawa suasana yang aneh di rumah ini. *** Sera [aku sudah landing sayang,kamu nunggu dimana] Rey [di kafe biasa bandara] Rey terlihat duduk sambil mengaduk minuman yang terhidang di meja nya, dengan kaos berwarna putih dan celana jeans pendek, sera pun terlihat menghampirinya membawa 1 koper dan tas bermerk terkenal. Rey yang duduk pun di rangkul oleh sera dari belakang, "nunggu lama ya, makasih loh sudah jemput" ucap sera sambil mencium pipi Rey, Rey pun membalas ciuman sera, dan memeluk erat tubuh sera. "uuh jangan erat erat dung ga enak di lihat orang" ucap sera. mereka pun bergegas ke apartmen Rey yang berada di pusat kota. sesampai nya di apart, rey langsung menarik sera menuju sofa, gairah Rey membara, dia langsung mencium bibir sera dengan paksa, sera pun membalas ciuman dari Rey, Rey langsung membuka dan mej**t gunung kembar sera, sera mengerang dan menjambak rambut Rey. "kamu rindu sampai tak membiarkan ku lama lama di Bali" bisik sera ke kuping rey sambil menggigit manja daun telinga Rey, Rey yang merasa sensitif pun semakin membara, rey menghentikan dan menatap sera " ya, aku rindu sekali, sedangkan cia sedang haid, mau ga mau aku memangil kamu seksi" Ucap rey sambil mengecup bibir Sera. mereka semakin terbawa suasana rey dibuat gila oleh sera, tak memikirkan cia yang menunggu dengan setia dirumah, membuat cemilan untuk nya sepulang dari bekerja, ya pikiran cia, Rey pulang larut malam untuk lembur di kantor. "terima kasih kamu memuaskan ku malam ini, kamu tinggal saja di sini aku mau pulang kasian cia ku tinggalkan" ucap Rey sambil memasuki kamar mandi , "wah setelah aku membuatku senang kamu meninggalkan ku?" teriak sera, "ya itu kan pilihan mu menjadi simpanan ku" jawab rey dari balik pintu kamar mandi sera pun terdiam dan menyusul rey ke kamar mandi, "aku mau jadi satu satu nya di hati kamu" lirih sera dengan manja. Rey pun hanya diam mendengar ucapan sera, setelah selesai mandi, rey pun memberikan atm nya kepada sera. "besok kamu shoping aku ga bisa menemani mu" ucap rey sambil meninggalkan sera sendirian di apartemennya. rey pun buru buru menuju parkiran dan bergegas pulang. tepat pukul 00.30 rey pun sampai di rumah, dia pun langsung menekan bel pintu rumah, dan cia langsung membuka kan pintu untuk suaminya. "sudah sampai sayang" ucap sera sambil meraih tangan rey dan mencium nya, rey pun segera mencium kening sera. "kamu mau makan? makan apa? aku siapkan ya? ucap cia rey pun menggangguk dan meminta dibuatkan mie goreng favorit nya. "kamu belum tidur?" ucap Rey, "sudah tapi, kebetulan kebangun mimpi buruk" ucap cia "mimpi apa?" tanya rey "mimpi kamu, sedang berdua bersama wanita lain" ucap cia. Rey pun terdiam seolah dia merasa dengan prilakunya. "kamu jangan terbawa mimpi lah itu kan hanya bunga tidur" ucap rey "mimpi nya seperti nyata sayang, terlalu pahit seolah olah kamu berdusta mencintaiku, seakan itu benar sampai aku terbangun dari mimpi ku dan menangis, ya semoga itu mimpi, mimpi yang tak akan kamu ciptakan di dunia nyata. ucapan cia membuat rey tersadar bahwa itu bukan mimpi tapi kenyataan yang sedang ia rajut.
Free reading for new users
Scan code to download app
Facebookexpand_more
  • author-avatar
    Writer
  • chap_listContents
  • likeADD