bc

Menikahi Papi Mertua

book_age18+
19.9K
FOLLOW
204.3K
READ
family
love after marriage
body exchange
second chance
friends to lovers
pregnant
first love
friendship
secrets
affair
like
intro-logo
Blurb

Anastasia, kutanya satu kali lagi, apakah kamu mau dimadu atau kamu ku ceraikan langsung talak tiga" ucap Rey suami ku dengan nada tinggi dan bergetar ku tatap tajam sorot matanya yang begitu menjijikan, ku lihat butiran air mata pun menetes keluar dari matanya.

Pandangan ini menatap setiap wajah yang tampak di sekeliling, mereka seolah meledek ketika suamiku mengucapkan talak itu, terutama mami mertua ku yang berhasil menghasut Rey dengan air mata liciknya.

Aku pun bamgkit dari kursi, ku tegakan badan ini sambil menahan emosi yang selama ini ku pendam, ingin rasanya sebelum menjawab talak dari suami, aku mencakar wajah wanita munafik itu, tapi dalam batin ku berteriak jangan.

"Hmm kalian sudah tahu jawabanku sesuai dengan yang mami mau lantas harus ku jawab apa lagi? Harus aku teriak di halaman rumah?" sambil tersenyum tenang aku menjawab pertanyaan Rey yang sebentar lagi menjadi mantan suami. Dan tanpa terasa butiran air mata menetes beberapa kali.

BAB 1

"Selamat datang di rumah mertua"

1 bulan berlalu

"mantu bawa sial semenjak dia pindah kesini ada aja yang terjadi di rumah kami, pih lihat kan menantu kesayangan mu sekarang guci antik milik mami pecah ini baru 1 bulan cia disini gimana 1 tahun" berderai air mata ini mendengar ucapan mertua ku dalam balik kamar.

Mami Rita hutomo begitulah panggilannya, seorang sosialita terkenal di jakarta yang hidup penuh glamour menggamburkan uang hasil kerja keras suaminya.

Aku hanya bisa sabar 1 bulan lamanya ku pendam tak pernah ku melawan, walaupun rasanya ingin tapi selalu ku pendam karena aku menghargai dan mencintai suamiku. setelah 10 hari menikah dia langsung melanjutkan studinya di oxford, dan dia menitipkan aku di rumah kedua orangtuanya, padahal sudah ku tolak tapi dia terlalu khawatir jika aku hidup seorang diri tanpa pengawasan.

"Sudah lah mih, nanti kita ke china untuk beli lagi, sekalian ajak cia liburan ke china kita belum pernah loh jalan sama mantu kita satu - satunya itu" ucap papi mertua ku harry pratama pemilik kerajaan bisnis batu bara yang sangat populer. Papi mertua sangat sayang padaku, tapi aku sangat tidak nyaman dengan kebaikannya, aku selalu merasa takut jika dia memberikan perhatian yang lebih

Yahh satu bulan lamanya terasa berat tinggal 1 atap bersama kedua mertua ku, aku menikah dengan putra semata wayangnya yang baik tampan dan pintar, mami mertua ku sangat senang ketika dia mendengar aku akan di titipkan di rumahnya, entah apa maksudnya mungkin mereka menginginkan tenaga ku untuk dijadikan babu di rumah megah ini.

aku hanyalah anak gadis yang terlahir dengan kondisi yang pas pasan, aku lahir dan dibesarkan oleh mama tercinta ku seorang diri. Papa sudah meninggal ketika aku berumur 5 tahun dan mama ketika 2 bulan sebelum pernikahan ku dia pergi untuk selama lamanya. Mami mertua ku sangat membenci ku, mungkin karena strata kehidupan kita yang berbeda dan keluarga dia selalu menganggapku rendah dan hina dia selalu berpikir aku hanya mencintai harta anaknya saja, yah begitulah orang miskin hanya dipandang sebelah mata.

"Ciaaa cepat kemari, ciaaa dengar dong mami manggil" teriak mak lampir itu dengan penuh tenaga. Dengan santainya aku keluar menggunakan daster lusuh sambil senyum pahit ke hadapan muka mertua ku "ya mami kenapa" saut ku.

"Cia kamu belum masak apa apa lihat dong sekarang dah jam berapa" ucap mami sambil mengangkat tudung saji, aku pun menuruni tangga dan bergegas ke arah ruang makan yang terletak dibawah tangga, dan ku datangi wanita berumur 45 tahun itu dengan senyuman dingin.

"Mami, lihat bajuku dari sholat subuh sampe jam 8 gini juga belum ganti loh belum mandi aku belum makan, masih ngerjain cucian yang mami kasih loh, mami ga bisa ambil.roti terus oleskan selai sendiri masa nyuruh aku terus sih mih, mami pilih baju aku cuciin apa aku masak buat mami, kalau semuanya aku lakuin aku ga sanggup mi padahal ada bi nyai" saut ku dengan nada rendah sambil menahan emosi.

"bi nyai pulang kampung" dengan tatapan melotot kearah muka ku, mami mertua ku langsung menampar ku "prak" "berani kamu bicara seperti itu sama saya" ucap mami dengan kesal, ku tahan dan ku tatap balik wajah nya sambil menahan air mata yang ingin jatuh, ingin rasanya ku tarik sasakan rambut nya dan ku tinju wajah silikon nya itu "baiklah cia ke kamar saja, lebih baik mandi daripada berdebat dengan mami" saut ku sambil meninggalkan dia dengan perutnya yang lapar, ku berlari menuju atas kamarku sambil menangis ku langkah kan kaki ku ke tangga tangga yang beralaskan marmer mahal ku buka pintu dan ku rebahkan badan ku ke kasur empuk nan mahal itu. "Tin tin" suara klakson mobil mertua ku berbunyi tanda menyuruh membukakan pintu untuk satpam penjaga depan. Suara bising mobil nya membuat ku muak

Papi mertua ku mendengar suara tangisan ku, dia langsung bergegas menuju kamar ku dan masuk tanpa permisi, bodohnya aku lupa menutup pintu kamar ini.

Dia meraba kaki ku danaku refleks karena kaget sehingga menendangnya karena posisiku telungkup.

chap-preview
Free preview
selamat datang di rumah mertua
"Anastasia, kutanya satu kali lagi, apakah kamu mau dimadu atau kamu ku ceraikan langsung talak tiga" ucap Rey suami ku dengan nada tinggi dan bergetar ku tatap tajam sorot matanya yang begitu menjijikan, ku lihat butiran air mata pun menetes keluar dari matanya. Pandangan ini menatap setiap wajah yang tampak di sekeliling, mereka seolah meledek ketika suamiku mengucapkan talak itu, terutama mami mertua ku yang berhasil menghasut Rey dengan air mata liciknya. Aku pun bangkit dari kursi, ku tegakan badan ini sambil menahan emosi yang selama ini ku pendam, ingin rasanya sebelum menjawab talak dari suami, aku mencakar wajah wanita munafik itu, tapi dalam batin ku berteriak jangan. "Hm kalian sudah tahu jawabanku sesuai dengan yang mami mau lantas harus ku jawab apa lagi? Harus aku teriak di halaman rumah?" Sambil tersenyum tenang aku menjawab pertanyaan Rey yang sebentar lagi menjadi mantan suami. Dan tanpa terasa butiran air mata menetes beberapa kali. BAB 1 "Selamat datang di rumah mertua" … hari ini pernikahan ku, pernikahan yang menyedihkan karena tanpa hadirnya kedua orang tua ku, . "cia bahagia pah mah" jerit ku dalam kemeriahan pesta ini 1 bulan berlalu "mantu bawa sial semenjak dia pindah kesini ada aja yang terjadi di rumah kami, pih lihat kan menantu kesayangan kamu tuh sekarang guci antik milik mami pecah ini baru 1 bulan cia disini gimana 1 tahun" berderai air mata ini mendengar ucapan mertua ku dalam balik kamar. Mami Rita hutomo begitulah panggilannya, seorang sosialita terkenal di jakarta yang hidup penuh glamournya menghamburkan uang hasil kerja keras suaminya. Aku hanya bisa sabar 1 bulan lamanya ku pendam tak pernah ku melawan, walaupun rasanya ingin, tapi selalu ku pendam karena aku menghargai dan mencintai suamiku. setelah 10 hari menikah dia langsung melanjutkan studinya di luar, dan dia menitipkan aku di rumah kedua orangtuanya, padahal sudah ku tolak tapi dia terlalu khawatir jika aku hidup seorang diri tanpa pengawasan. "Sudah lah mih, nanti kan kamu bisa lagi, sekalian ajak cia keluar ke mall, kita belum pernah loh jalan sama mantu kita" ucap papi mertua ku harry pratama pemilik kerajaan bisnis batu bara yang sangat populer. Papi mertua sangat sayang padaku, tapi aku sangat tidak nyaman dengan kebaikannya, aku selalu merasa takut jika dia memberikan perhatian yang lebih. ku tutup pintu kamar, agar tak mendengar cuitan omelan dari mami, sesak rasanya tiap hari harus seperti ini. Aku pun memaklumi mungkin aku bukan dari kalangan berada sehingga mami amat sangat tidak menyukaiku! Yahh satu bulan lamanya terasa berat tinggal 1 atap bersama kedua mertua ku, aku menikah dengan putra semata wayangnya yang baik tampan dan pintar, mami mertua ku sangat senang ketika dia mendengar aku akan di titipkan di rumahnya, entah apa maksudnya mungkin mereka menginginkan tenaga ku untuk dijadikan babu di rumah megah ini. aku hanyalah anak gadis yang terlahir dengan kondisi yang pas pasan, aku lahir dan dibesarkan oleh mama tercinta ku seorang diri. Papa sudah meninggal ketika aku berumur 5 tahun dan mama ketika 2 bulan sebelum pernikahan ku dia pergi untuk selama lamanya. Mami mertua ku sangat membenci ku, mungkin karena strata kehidupan kita yang berbeda dan keluarga dia selalu menganggapku rendah dan hina dia selalu berpikir aku hanya mencintai harta anaknya saja, yah begitulah orang miskin hanya dipandang sebelah mata. "Ciaaa cepat kemari, ciaaa dengar dong mami manggil" teriak mak lampir itu dengan penuh tenaga. Dengan santainya aku keluar menggunakan daster lusuh sambil senyum pahit ke hadapan muka mertua ku "ya mami kenapa" saut ku. "Cia kamu belum masak apa apa lihat dong sekarang dah jam berapa" ucap mami sambil mengangkat tudung saji, aku pun menuruni tangga dan bergegas ke arah ruang makan yang terletak dibawah tangga, dan ku datangi wanita berumur 45 tahun itu dengan senyuman dingin. "Mami, lihat bajuku dari sholat subuh sampe jam 8 gini juga belum ganti loh belum mandi aku belum makan, masih ngerjain cucian yang mami kasih loh, mami ga bisa ambil.roti terus oleskan selai sendiri masa nyuruh aku terus sih mih, mami pilih baju aku cuciin apa aku masak buat mami, kalau semuanya aku lakuin aku ga sanggup mi padahal ada bi nyai" saut ku dengan nada rendah sambil menahan emosi. "bi nyai pulang kampung" dengan tatapan melotot kearah muka ku, mami mertua ku langsung menampar ku "prak" "berani kamu bicara seperti itu sama saya" ucap mami dengan kesal, ku tahan dan ku tatap balik wajah nya sambil menahan air mata yang ingin jatuh, ingin rasanya ku tarik sasakan rambut nya dan ku tinju wajah silikon nya itu "baiklah cia ke kamar saja, lebih baik mandi daripada berdebat dengan mami" saut ku sambil meninggalkan dia dengan perutnya yang lapar, ku berlari menuju atas kamarku sambil menangis ku langkah kan kaki ku ke tangga tangga yang beralaskan marmer mahal, ku buka pintu dan ku rebahkan badan ku ke kasur empuk nan mahal itu. "Tin tin" suara klakson mobil mertua ku berbunyi tanda menyuruh membukakan pintu untuk satpam penjaga depan. Suara bising mobil nya membuat ku muak Papi mertua ku mendengar suara tangisan ku, dia langsung bergegas menuju kamar ku dan masuk tanpa permisi, bodohnya aku lupa menutup pintu kamar ini. Dia meraba kaki, aku refleks karena kaget sehingga menendangnya karena posisiku telungkup menutup muka dengan bantal "astagfirullah papi, maaf pih cia ga sengaja, langsung segera ku beranjak dari tidurku dan refleks memeluk mertua ku, ku tumpahkan tangisan ku dalam peluknya, sosok bapak yang selama ini ku rindukan, ada di dalam mertua ku, ayah dari suami ku. Walaupun aku merasa tidak nyaman jika berada di dekatnya, tapi dia ku hargai dan sangat ku sayangi, dia tak pernah sinis kepadaku tidak juga merintahku seperti pembantu. Umur papi berbeda 3 tahun dengan mami mertua ku, papi mertua ku bisa dibilang masih muda berumur 42, mereka berdua setau ku nikah muda ketika berumur 20an dan langsung diberi keturunan yaitu suami ku, saat ini suami ku berumur 22 dan aku 19 tahun kami memutuskan menikah muda karena rey nama suami ku, tidak tega melihat aku hidup sebatang kara. "sudah yah cia sayang, sabar dan maafkan mami mu ya, mungkin dia lagi emosi" ucap papi sambil mengusap air mata ku, papi pun mencium keningku. Kehangatan papi membuat ku nyaman, andai kan ayah ku masih hidup mungkin dia melindungi ku seperti papi. Ku peluk papi dengan erat, tanpa sadar aku berucap dengan manja, "pih aku ingin kerja, mungkin ada posisi kosong di perusahaan papi, daripada aku di rumah - kampus gada kerjaan lain siapa tau aku kerja punya penghasilan mami bisa bangga sama aku" renggek ku dengan manja "Hmm papi bisa aja jadiin kamu direktur, tapi kamu belajar dulu yah di kantor, sekarang kamu mandi ganti baju yang rapi kita berangkat ke kantor sama sama" ucap papi sambil menggandeng tangan ku menuju kamar mandi. keesokan harinya aku pun dengan sigap langsung masuk kamar mandi, ku nyalakan kran bath up ku dan ku lepas dasterku, lalu ku lepas celana dalam ku, dan ku lepas kaitan bra ku, lalu rebahkan sesaat tubuhku yang lelah dalam air hangat dalam bath up ini. Selesai mandi ku buka pintu kamar mandi dan ku lihat paper bag besar berdiri di atas kasurku, ku melihat pintu kamar yang terbuka dan langsung ku tutup, langsung ku hamburkan isi yang ada dalam paper bag ke atas kasur. "Waah alhamdulilah baju - baju kerja dari siapa ya. Gumamku "biip biip' suara ponsel ku berdering ku lihat layar dan tertulis nama papi mertua ku [dipakai yah anak cantiknya, jangan menangis lagi papi sayang kamu, papi tunggu dibawah] pesan singkat dari aplikasi w******p selesai mandi aku buatkan sarapan untuk papi dan untuk ku juga, dan ku masak bekal untuk papi dan mami mertua ku untuk nanti siang. walaupun aku sangat sebal dengan mami mertua ku, tapi dia selalu ku hantarkan makan siang untuknya, karena aku tak mau dia makan sembarangan apalagi dia sudah berumur. ini bukti bakti ku kepadanya walaupun dia tidak menyukai ku. "Yuk pi, cia sudah siap buat training hari ini" ucap kepada papi. "jangan sampai kau masukan benalu di dalam perusahaan pih, usaha mu bisa bisa hancur punya pegawai seperti ini" gumam mami sambil mengunyah roti, aku pun hanya bisa menghela nafas mendengar ucapan hina nya, andai saja roti itu ku isi racun, ah pikiran ku jadi jahat. *** "Suasana kantor* Suara getaran handphone ku berdering berkali kali, langsung ku rogoh dari saku rok kerja ku, video call dari suami tercinta ku. " assalamualaikum sayang" ucap reytomo pratama dengan mimik yang ceria "waalaikumsalam suami ku" jawab ku dengan penuh semangat. ku cerita kan kepadanya saat ini aku bekerja dengan papinya menjadi sekretaris, dan bercerita kepadanya tentang kejadian pagi ini aku menyenggol guci kesayangan mami nya. Suami ku hanya tertawa mendengarnya, dia begitu menenangkan ku, dia sangat romantis baik tampan siapapun yang melihat dia pasti akan jatuh cinta, wajar mertua ku tidak setuju anaknya menikahi ku, apalah aku wanita miskin yang membiayai hidup nya dengan jualan online dan beasiswa dari kampus. "Sayang, aku kerja lagi ya ga enak sama yang lain, banyak schedule papi yang harus aku pelajari juga" "yasudah, kamu semangat ya kerja dan kuliahnya, uang bulanan kamu udah ku transfer gunakan dengan bijak ya sayang jangan boros" ucap suami ku dan video call pun berakhir langsung ku cek uang nafkah dari suami ku, yang mempunyai bisnis kecil kecilan juga di sini. Dia memiliki berapa franchise cofee shop dan counter handphone yang dikelola oleh bersama sahabatnya. [10 juta rupiahnya sudah masuk sayangku, semoga berkah ya, ku simpan nafkah ini untuk keperluan rumah tangga kita] ku kirim pesan WA ku kepada suami ku *** "pih, pekerjaanku sudah beres ya cia mau ke kampus dulu mau ngejar revisian skripsi biar cepat selesai sebelum jadwal wisuda" ucapku sambil menaruh berkas berkas papi mertua ku di meja kerjanya, dengan senyuman papi membalas perkataan ku, wajah tampannya selalu melekat di hati, mungkin para remaja seusia ku yang doyan sugar daddy berebutan untuk menggoda mertua tampan ku ini. Aku mengulurkan tanganku untuk salim kepadanya, dan seperti biasa papi langsung mencium keningku dan memelukku dengan hangat, "hati hati ya anak cantik" ucapnya agak canggung diperlakukan seperti itu, tapi aku berpikir mungkin ini hal yang wajar dilakukan ayah kepada anaknya, maklum aku tidak pernah merasakan memiliki figur ayah selepas kepergiannya. Baru saja melangkahkan kaki meninggalkan ruangan, papi memanggil ku " tunggu cia, papi temenin ya mau hujan juga" pinta papi, langsung ku anggukan kepala ku menyetujui permintaan papi mertua ku *** "Assalmualaikum" salam ku kepada isi rumah, mami yang tidak setuju aku bekerja di perusahaan suami nya pun tidak menjawab salamku, dia memalingkan wajahnya dari ku tangan ku pun di tepis ketika hendak mencium tangganya. Aku hanya bisa tersenyum dan menuju dapur bergegas menyiapkan makan malam untuk keluarga bersama bi nyai. Makanan pun sudah terhidang di meja, hal yang selalu kutakutkan ketika berkumpul bersama di meja makan yaitu obrolan bersama yang selalu menyudutkan ku, ku tuangkan semua nasi di piring kedua mertua ku, ku isi air minuman di gelas mereka setelah selesai aku pun duduk di kurai ku, belum juga mengistirahatkan p****t di kursi itu mami langsung sini mengucapkan kalimat yang menyakitkan "pih, itu mantu kamu kerja apa mau jadi spy buat korupsi uang kantor apalagi dia sekertaris kamu" ucap mami sambil mengunyah makanan. Aku pun menyentongkan nasi di piring ku sambil menenangkan batin ku "apa sih mih kita lagi makan loh ini" saut papi. Ada kelegaan ketika papi membelaku. "Aku sudah selesai, langsung ke kamar besok ke kantor pagi pagi ada jadwal meeting" ucapku sambil berlari ke atas kamarku "Kenapa mertua ku seperti itu ya allah" ucap ku berkeluh kesah kepada Rabbku, aku memikirkan untuk menabung demi masa depan ku, aku takut suatu saat mertua licik itu menendang ku dari sini, selalu kutakutkan dia menyuruh suamiku untuk menceraikan aku. Maka dari itu harus ku siapkan sejak dini masa depanku, ingin rasanya aku susul suamiku dan menetap disana. Ga kuat rasanya satu atap bersamanya. Tepat pukul 11 malam aku keluar kamar, dan menuju dapur mencari makan, tadi kurasa makan malam ku tak cukup kenyang sehingga perut berontak mengeluarkan bunyi bunyian. Kunyalakan lampu dapur dan ku masak mie instan goreng kesukaan ku, tak berapa lama suara langkah kaki semakin dekat kepada ku "cia ngapain" ucap papi yang tiba tiba datang sambil membelai rambutku. "Papi, ngagetin aja cia masak mie pih, papi mau cia buatin?" Tanya ku "boleh, cia buatin ya makan bareng di ruang tamu aja sambil nonton tv" ucap papi dengan ramah. "Mami mau pih, sekalian aku buatin" tawar ku dengan senyum. "Mami tidur cia, nyenyak tuh sampe ngorok" jawab papi sambil bergegas dari dapur menuju ruang tv. Selesai makan aku dan papi mertua ku berbincang hangat, tapi dia lebih sering membicarakan tentang dirinya, ketika ku tanya masa kecil suami ku pun dia menghindar, seperti ada yang disembunyikan dari keluarga ini. Tepat pukul 12 malam aku pun mulai mengantuk, aku pun meninggalkan papi yang masih asyik nonton televisi program favoritnya. *** BAB 2 "SERA" sudah 6 bulan lamanya aku tinggal disini, dan 2 hari lagi suami ku pulang ke indonesia. Study nya sudah kelar disana, saatnya menata hidup baru dan tinggal berdua bersamanya tanpa gangguan orang tua. Rencananya bulan depan Setelah wisuda kelak aku berencana resign menjadi sekretaris mertua ku, sudah ada planning untuk membuka usaha dari hasil jerih payahku bekerja. suasana pagi ini aku sambut dengan ceria terlebih lagi lusa suami ku akan pulang, ku masak untuk sarapan dengan suka cita berharap mami mertua ku tidak membuat keributan di pagi yang indah ini. "Waah banyak sekali kamu masak" puji mami dengan wajah yang penuh bahagia, senang rasanya mertua ku memuji ku, mungkin dia juga sedang happy ingin menyambut anaknya. Aku pun menghampirinya dan menyiapkan piring untuknya. "pagi pagi dah makan enak kita ya mih, makasih cia sayang" puji papi mertua ku, ku hampiri dia dan ku sajikan makanan ke piringnya. "Cia sayang kamu hari ini ga usah kerja ya, temenin mami dirumah mami mau kedatangan tamu, kamu beres beres kamar tamu terus masak yang enak enak buat tamu, biar bi nyai yang kepasar" pinta mertua ku dengan ramah, ingin sekali ku memeluknya karena keramahan dia hari ini, aku pun luluh dan mengiyakan permintaannya. Adem rasanya andaikan dari awal aku diperlakukan baik dari awal mungkin aku tidak membatin tiap hari. "Papi aku izin gak masuk dulu ya, cia dah atur jadwal papi kok untuk hari ini udah cia taro seperti biasa di tumpukan berkas kemarin" ucapku sambil merengek ke papi mertua ku. "Iya sayang" balas papi. Selesai sarapan aku segera ke kamar dan membereskan ruang kamar untuk tamu, seharusnya aku langsung menemui mertua di ruang tamu sambil mengantarkan jus apple kesukaannya. "Mami ini jus nya, mami mau ngemil apa" tanya ku pada mami. "Cia kamu ke toko kue deh, pesan cemilan yang enak enak ya, abis itu kamu k florist langganan ambil buket bunga yang mami pesan" ucap mami, aku pun heran bucket bunga untuk apa sedangkan rey baru pulang lusa. Ku tahan tanya ku dalam hati ini, langsung ku keluarkan mobil dari garasi dan menuju tempat yang dimaksud mami. Suara ponsel ku pun berbunyi, aku segera mengangkat telepon dari suami ku, dengan rindunya kuungkap tak sabar bertemunya lusa, suami ku pun sama ingin segera bertemu dan merencanakan honeymoon yang tertunda. "sayang, aku nyetir dulu ya nanti kalo udah sampai rumah aku telepon balik" ucapku Rey pun langsung menutup teleponnya. Sesampai nya di toko kue, aku tak sengaja menyenggol meja sehingga menumpahkan minuman yang di atasnya, pria yang duduk di situ pun kaget atas apa yang aku lakukan, dengan refleks aku merapikan gelas nya kembali dan mengambil tisu membersihkan tumpahan air itu. "Mas maaf ya, aku buru buru" ucapku sambil terus membersihkan meja. "Santai aja cantik" ucap pria berumur seperti papi mertua ku, sambil memegang tanganku untuk berhenti mengelap mejanya. Aku pun refleks mengempiskan tangannya "maaf om" sapa ku dengan ramah. "Namanya siapa cantik" tanya om itu dengan genit, tiba tiba wanita seumuran dengan ku menggebrak meja sehingga semua tamu di toko itu melirik ke arah ku, aku pun kaget dibuatnya. "Astagfirullah, kenapa mba" tanya ku, "heh jangan goda pacar orang yah, trik lama loe pura pura numpahin minuman" jawab wanita jutek itu. Aku pun tercengang mendengar ucapannya, sambil bertanya dalam hati apakah muka gw mirip pelakor? " mba cantik jangan asal ngomong ya, saya ga level juga ama pria tua, suami saya jauh lebih muda dan tampan jangan merendahkan orang" saut ku dengan nada jutek kepadanya "oh ya, saya sudah minta maaf dan membersihkan meja, gada waktu buat ngobrol sama kalian, ga selevel" ketus ku sambil meninggalkan wanita simpanan dan gadunnya itu. *** " Mih, mami dimana ini pesanannya" teriakku ketika sampai dirumah aku pun mencari mertua ku dan dia sedang duduk manis di sisi kolam. "Simpan dikamar mami ya sayang" jawab mami ku dengan sopan. Aku pun mengikuti kemauannya dan bergegas ke kamar. Ku main kan gawai ku dan membalas semua chat yang masuk ke dalam aplikasi w******p ku, dan ku buka WA dari papi, aku takut dia membutuhkanku ketika aku libur hari ini Betapa kagetnya ketika ku buka papi hanya mengirim foto selfi nya yang tampan itu. [Cia sayang papi gak ada temennya nih bete] chat dari papi [papi, jangan lupa jam 3 ada meeting bahas kerja sama proyek di batam ya] balas ku [iya anak cantik, ingetin papi terus ya] jawab papi. aku pun langsung menghapus pesan dari papiku, aku takut terjadi salah paham dengan chat ini, iya mungkin aku menganggap dia sebagai papi ku, tapi belum tentu pandangan orang lain sama. Aku pun mengganti baju, sehabis dari keluar tadi, hanya menggunakan tank top dan mini pants ku kirimkan foto kepada suami ku untuk menggodanya. [Aku tunggu kamu di kamar sayang] pesan pun terkirim dan suami ku membalas hanya dengan emot love. *** " Ting tong ting tong" bel rumah megah ini berbunyi tepat jam 4 sore, tak ada satu orangpun yang membuka kan pintu berukir naga itu. Akhirnya aku mengalah membuka kan pintu yang sedari tadi tiada henti menekan bel rumah ini. " Iya tunggu sebentar" sambil membuka pintu terlihat wanita menghadap belakang pintu tubuhnya yang sexy serta uraian rambut panjang lurusnya. " Sore mba, cari siapa?" tanya bibir ini dengan lembut dan sopan, wanita itu pun membalikkan badannya ke arahku, sambil membuka kacamata hitamnya. Betapa kaget nya jiwa ini ketika melihat wajahnya wanita yang tadi pagi di toko kue bersama sugar daddy nya, hati ini makin bertanya siapa wanita ini yang tak pernah ku lihat sebelumnya " Penggoda kamu jadi babu di rumah calon suamiku?" tanya wanita jalang itu kepadaku sambil masuk tak mempedulikan ku, ku tarik lengan nya dan dia menepis. "Sera cantik sekali kamu" ucap mami sambil menyodorkan pipinya betapa kaget nya aku mendengar ucapan mami, batin ini masih bertanya tanya siapa dia. Kami pun duduk di ruang tamu, mami langsung menyuruhku mengambilkan minuman makanan tapi langsung ku tolak dan kualihkan kepada bi nyai agar dia yang menyiapkan. "Mih tadi aku ketemu dia loh pas ambil cake, dia sama su.." belum selesai ku bicara dia langsung memotong ucapanku "mami ini saingan ku mendapatkan rey, gak banget deh" ucap sera dengan nada dan tertawa bersama mami. " Iya nak, ini anastasia calon mantan istri rey, mulai detik ini mami akan baik sama dia karena sebentar lagi kan mau jadi ex nya rey, takut kalo mami jahatin dia bunuh mami kan serem" ucap mami sambil tertawa terbahak bahak bersama sera. Aku pun kaget dan masih terlihat tegar dan tenang menanggapi lelucon mereka, ku angkat wajah ini menatap sera yang sedari tadi memandang hina terhadap ku. "Wah rey mau poligami? Sama wanita piaraan kaya dia mih? Mami ga salah pilih? Cantik lebih cantik aku loh, sexy lebih sexy aku loh hahahaha" tawa ku menggelegak di hadapan mereka yang munafik. "Jaga mulut lo ya, mih tadi aku sama om di bakery dia sengaja menyenggol gelas terus godain om aku coba ih selera rey gak banget! " ucap sera kepada mami, mami pun kaget dan terhasut oleh omongan sera. "Yasudah sabarin aja makanya mami mau pisahkan dia dari rey dari awal mami ga setuju kok, yuk kita pindah ke kamar kamu" ucap mami sambil menggandeng sera menuju kamar tamu. Aku pun terdiam menangis tanpa sadar bi nyai yang melihat langsung memeluk dan mengusap pundak ku, "sabar non, sabar" ucap bi nyai sambil menggiring ku menuju kamarku di atas. Aku langsung menelpon rey dan menceritakan kejadian ini padanya, tapi lelaki itu hanya tertawa dan hanya bilang "mami iseng, sera teman kecilku dia sudah kuanggap seperti adik kandungku" betapa hancurnya hati ini mendengar ucapan yang terlontar dari suami ku. Aku pun tanpa sadar menelpon papi dan hanya suara tangisan yang ku dengarkan, papi hanya bertanya kenapa ada apa lalu kumatikan telepon ini. [ Supir sedang on the way jemput kamu, papi tunggu di kantor ya, nanti kita makan malam di luar aja, mami kamu taunya papi ada meeting sama PT. Rajawali di bandung ] aku pun bergegas mengambil tas dan menunggu supir kantor di luar rumah, mereka pun menyadari kepergian ku "heh babu ga sekalian bawa koper" ucap sera sambil menatap sinis kepada ku, jiwa ini berontak tak bisa harga diri ini di injak wanita jalang simpanan g***n. "Kalau rey berani menceraikan gue, baru gue keluar membawa koper besar berisikan mayat lo" balas ku sambil mengacungkan jari tengah kehadapan nya. Ingin rasanya melempar guci kesayangan mertua yang terpajang di ruang tamu. Tapi sudahlah aku mengalah aku ku ikuti rhythm kehidupan ini. *** Setiba nya di kantor, papi sudah menunggu di ruangannya, pelukan hangat dirinya lah yang menenangkan ku, betapa nyamannya aku bersandar kepadanya. Sosok bapak yang ku rindukan, ku ceritakan apa yang terjadi dari awal pertemuan dengan sera hingga sera datang kerumah. Papi pun hanya mengelus pundak ku dengan kasih sayang. BAB 3 Rey, Aku rindu! Hari ini telah tiba suami tercinta sudah landing di bandara, papi dan mami yang menjemputnya sedangkan aku harus mempersiapkan makanan untuk menyambut pangeran ku. "Assalamualaikum" ku berlari menghampiri rey, dan ku jawab salam darinya " Waalaikumsalam" aku langsung memeluk erat tubuh rey, 7 bulan aku berpisah dan akhirnya aku bersama dia lagi, lelaki yang baru aku kenal dalam sebuah pesta sahabat ku, yang langsung meminang ku tanpa berpacaran terlebih dahulu. Mungkin salahku juga aku mengiyakan lamarannya, tanpa tau seluk beluk keluarganya terlebih dahulu. "Ka rey" suara manja sera mengganggu pelukan ku, ingin ku hantam kan kepalanya ke pintu agar dia sadar. "Dede sera" rey langsung melepaskan pelukan dan langsung menghampiri sera, hanya helaan nafas yang bisa meredakan emosi ini. "Ka rey cape ya, sera antar ke kamar ya" pinta sera. Tak ingin aku melihat kemesraan mereka berlarut larut inj, ku tarik tangan sera yang merangkul rey, dan ku gandeng tangan suami ku menuju kamar. "Maaf de sera, pria inj suami ku dan akan ku genggam tangannya menuju kamar itu" ucapku sambil menuju kamar "pria ini akan bercinta seharian bersama wanita cantik bernama anastasia so jangan ganggu" ledek ku, sera terlihat kesal kedua mertua ku pun hanya bisa diam. Ku pandang wajah papi, yang hanya senyum terpaksa kepadaku. Entah kenapa aku pun tidak memperdulikannya. Yang aku pedulikan saat ini hanya rey aku rindu kepadanya. Malam.pun tiba, aku langsung mengambil makanan untuk rey ke dalam kamar, takan kubiarkan keluarga ini mengganggu kerinduan pada suamiku, jika makan bersama pasti mami mertua bakalan bicara yang tidak masuk akal kepada suamiku. "Eh babu, mana rey suruh dia makan" ucap sera dia selalu memanggilku babu, entah apa maksudnya aku benci sekali kepadanya. "rey masih tidur, makanya gue bawain makanan ke kamar" sambil melongos aku timbulkan ucapan sera. Aku pun bergegas ke kamar dan mengunci pintu, kulihat rey sudah tak ada di tempat tidur terdengar suara shower yang menyala dari kamar mandi, "sayang ambilkan handuk" ucap rey yang menyadari aku sudah berada di dalam kamar, aku pun bergegas memberikan handuk kepada rey, rey menarik ku masuk ke dalam kamar mandi dan memeluk pinggangku, rey mencium bibirku dengan lembut, ciuman hangat yang sudah lama ku rindukan, belaian hangat suami yang sudah lama aku idamkan, shower masih dalam keadaan menyalah, rey pun dengan rindunya terus menciumi. Aku pun hanya bisa pasrah mengikuti kemauan rey, rey menggendongku menuju kasur. Semoga percintaan ini menghasilkan buah cinta yang sudah lama didambakan. *** Rey menyentuh kemaluanku dengan jarinya, tak terbayangkan olehku menikah muda dan menyerahkan keperawanan kepada laki laki yang ku cinta. Hari ini ku serahkan mahkota untuk dia seorang sang raja. Selama menikah kami belum pernah melakukan hubungan suami istri ketika selesai pernikahan aku langsung datang bulan, dan selesai haid rey pergi study. Jadi saat ini lah hal yang ku nanti akan terjadi. Jantung ini berdetak cukup kencang, Rey menggodaku dengan bisikan bisikan pujian, tubuh ku hanya bisa pasrah, aku tak tau harus melakukan apa, dia pun meremas kedua gunung kembar yang menempel pada tubuh ini, "besar sekali, aku suka" ucap rey sambil menghisap air kelapa yang ada di hadapannya, tiba tiba tangannya masuk kedalam semak belukar yang aku punya, menggesek nya dengan ritme aku merasakan kegelian "rey" ucapku sambil menjepitkan kedua pahaku, rey yang sudah tidak sabar menancapkan paku besarnya itu pun dengan kasar memasukkannya "argh" teriak ku sambil mendorong tubuhnya "aku pun mengeluarkan air mata, dan refleks bangun dan duduk "sakit" ucap ku merintih. Rey hanya tersenyum dan tertawa geli, dia mendorongku hingga aku terjatuh kembali dalam kasur beralaskan sprei putih, dia menghadapkan kepalanya dan membasahi dengan lidah nya. Aku pun menggeliat menikmati, dia mulai kembali memasukan pisang kedalam sarung yang masih dan aku hanya bisa menjerit kesakitan, "segel nya masih susah terbuka" ucap rey, dia akhirnya mencoba dengan kasar kembali dan akhirnya segel pun rusak, terasa tetesan darah segar keluar dari bawah. Aku hanya bisa menggigit tangan rey sambil menahan kesakitan, "let's play baby, ku beri kamu nikmat yang belum pernah kau rasakan" *** Mentari pun menyambut kebahagiaan kami tak terasa, badan ini sakit karena cinta untuk pertama kali, aku pun berharap segera memiliki buah hati dari hasil malam indah semalaman. ' Suasana meja makan' "Pagi mi, pih!" Ucap Rey yang ingin sarapan aku pun segera menyelesaikan masakan yang sedang dimasak. "Mas! Ini ku siapkan masakan sesuai request kamu semalam" aku pun segera menyajikan makanan nya ke dalam piring, Sera datang dan mengambil alih tugas ku, dia langsung mengambilkan sayur ke piring Rey "ini mas makan yang banyak ya" ucap sera kepada Rey, aku pun mengambil piring yang sudah sera tuangkan sayur untuk mas rey dan menaruh di mejanya, aku pun mengambil piring baru dan menyajikan ulang kembali sarapan untuk Rey, semua yang berada di meja makan pun terdiam, aku pun tak banyak cakap kepada w*************a itu, walaupun wajah dia terlihat masam. .sarapan pun selesai, malas rasanya harus ke kantor dan membiarkan wanita jalang itu berdekatan dengan suami ku. Tapi ya sudah lah saat ini aku percaya terhadap suami ku dia tak akan melakukan apa apa. *Suasana kantor* " Cia, sini sayang kita ngobrol" ucap lembut mertua ku, " Iya Pih, sebentar cia, bentar lagi beres print nya" aku pun segera menyelesaikan berkas berkas yang sedang ku print. " Ini buka dan jangan menolak atas apa yang papi kasih buat kamu " suara papi yang lembut membuat ku tak menolak amplop coklat yang dia berikan untuk ku, bukan uang isinya karena tipis tidak tebal, padahal aku sudah berharap uang, atau surat pemecatan ku. Aku pun campur aduk dan gemetaran karena takut. "Dibuka dong, masa dilihat aja" papi pun menatap mimik muka ini yang takut, aku pun memberanikan diri membuka amplop tersebut. Betapa kagetnya ketika membuka amplop itu sertifikat rumah dan sertifikat mobil yang tertera atas nama Anastasia Malik. "Ini apa pih" suara ku bergetar antara senang dan sedih karena terharu" papi langsung menghampiriku dan memelukku erat, aku pun menangis dalam pelukannya, pelukan yang terasa berbeda bahkan suami ku sendiri. "Cia, bulan depan ulang tahunmu yang ke 20, papi ingin menghadiahkan ini untuk mu, anggap saja rasa terima kasih atas pekerjaanmu di perusahan papi, hadiah telah menjadi menantu papi yang baik, dan hadiah ulang tahun mu" ucap papi sambil mengusap air mata ku, "mami mu memang tidak suka sama kamu cia, tapi papi takut suatu hari mami melakukan hal yang tidak kamu inginkan. Tapi papi berharap mami tidak akan menyingkirkan mu dan memisahkan mun dari Rey, maka dari itu anggap saja ini tabunganmu" papi pun terlihat emosional ketika berbicara seperti itu. "Yuk kita ke rumahmu, banyak hal yang ingin papi sampaikan" kami pun berangkat menuju rumah yang telah papi siapkan untuk ku, setibanya di sana, aku pun takjub dengan keadaan halaman rumah yang asri indah nyaman, ku langkahkan kaki ku masuk kedalam, betapa kaget nya aku papi telah mengisi dan menatanya dengan indah dan cantik, "pih terima kasih ya" ucap ku sambil meneteskan air mata, papi pun memelukku dan mengecup rambutku dengan lembut "ceklek" suara pintu kamar yang di kunci papi, aku yang sedang melihat keadaan bathroom pun segera meninggalkan dan melihat papi yang duduk di tempat tidur. "sini sayang papi mau bicara" ucap papi dengan mimik wajah yang serius, aku pun mulai panik dan ketakutan, aku pun mundur dengan perlahan menuju pintu keluar kamar, papi yang melihat ku panik menghampiriku dan menarik aku duduk di sofa, "kamu kenapa" ucap papi sambil mengangkat wajah ku, aku hanya terdiam dan menangis " kenapa cia?" tanya papi sambil merangkul ku, aku pun melepaskan rangkulannya "Cia, saya sangat mencintai mu dari awal kamu masuk ke rumah kami!" papi berteriak dengan lantang.kata kata yang sangat mengagetkan dan membuat ku semakin panik entah apa yang terjadi ini serasa mimpi, " Cia lihat saya " papi menadahkan tangannya di dagu ku, aku pun menghempas kan tangannya dan terus menangis, papi pun mulai arogan dengan ku, dia menarik dan menghempaskan badan ku ke tempat tidur dengan seprai putih bersih, aku hanya bisa menangis tak kuasa melawan tak kuasa kabur. papi mendekatkan badannya dan mencium bibir ku, aku hanya bisa menangis mendapatkan perilaku mertua seperti itu, tak pernah terbayangkan oleh ku, di usiaku yang baru sembilan belas tahun, menikah dengan seseorang yang aku sangat cintai, tetapi memiliki mertua yang sangat biadab. "Cia,ikuti saja perintahku. toh aku juga tak akan menyakitimu, aku mencintai mu menyangimu Cia, aku cemburu ketika aku mendengar desahan mu dari balik kamar mu, aku pun cemburu dengan Rey" ucap papj mertua ku yang berbisik di telinga ini. hatiku pun sakit, mertua yang ku kira sayang kepada ku seperti menyayangi anaknya tega melakukan seperti ini kepada ku. aku pun hanya lemas tak berdaya dan ku menangis tak henti.

editor-pick
Dreame-Editor's pick

bc

Single Man vs Single Mom

read
97.1K
bc

My Secret Little Wife

read
115.6K
bc

Dinikahi Karena Dendam

read
219.3K
bc

Siap, Mas Bos!

read
19.3K
bc

Tentang Cinta Kita

read
202.8K
bc

Iblis penjajah Wanita

read
4.7K
bc

Suami Cacatku Ternyata Sultan

read
16.5K

Scan code to download app

download_iosApp Store
google icon
Google Play
Facebook