9

1850 Words
“Yes babe, i’m home.” Ujar Megan sembari memeluk Mirele tersebut saat ini. “Gila ya lo balik ga bilang-bilang sama sekali loh. Dasar emang ya, atau jangan- jangan cuma gua aja nih yang ga tahu kalo ternyata lo dah balik?” Tanya Mirele yang kini menatap ke arah yang lainnya yaitu ke arah Tytan dan juga Nico tersebut itu. “Gua ga tahu juga beberan dah.” Ujar Nico yang ditatap seperti itu oleh Mirele. “Cuma gua aja yang tahu, sama Mama dan Papa juga sih hehehe.” Ujar Tytan. “Ih jahat banget sih tapi ya udah lah yang penting sekarang ini gua udah dapat yang gua mau heheheh.” Ujar Mirele masih memeluk Megan tersebut sekarang ini. “Dasar ya emang, hati-hati nih Nic dah ada Megan lo bakalan di buang nih sama ini bocil nanti.” Ujar Tytan memperingatkan hal itu kepada Nico pada saat ini juga. “Ih apa sih Abang, jangan sampai ya dua pangeran Mirele ini nanti pergi karena Abang ngehasut mereka berdua buat berantem. Ga boleh loh kayak gitu bang, nanti Bang Tytan dosa besar loh kalo kayak gitu.” Ujar Mirele kepada Tytan tersebut. Kini tampak Tytan menertawakan Mirele, ia kini juga melihat luka Nico yang sepertinya tidak seberapa daripada luka yang diberikan oleh Nico pada anak Bakti tadi. “Mereka ada masalah apa sama anak Garuda?” Tanya Nico kepada Tytan itu. “Ga penting sih sebenarnya, ih ya kalo lo mau tahu sebenarnya masalahnya itu berawal dari rebutan cewek. Ga kelas banget makanya gua ga pernah nerima tawaran tawuran dari mereka karena masalahnya terlalu alay. Cuman mungkin mereka dah capek dan mau ngehajar kita jadi tanpa aba-aba pada langsung datang.” Ujar Tytan. Nico tampak membahas masalah itu dengan Tytan, sementara itu sekarang ini tampak Mirele masih bersama dengan Megan dan saat ini dirinya masih membuka oleh-oleh dari Megan. Megan juga tampak tersenyum melihat adiknya itu tersenyum seperti itu. Rasanya ia benar-benar merasa sangat bahagia sekali bisa kembali disini. “Besok gua anterin ya bocil.” Ujar Megan kepada Tytan tersebut pada saat ini. “Ih gua bukan bocil ya.” Ujar Mirele sembari cemberut tapi tak lama kemudian ia merasa senang karena Megan membelikan banyak coklat untuknya. Untuk informasi saja bahwa Mirele sangat menyukai coklat. Megan memang benar-benar tahu dirinya. Kini mereka memutuskan untuk makan bersama di luar rumah karena esudah ada di salah satu Cafe yang sangat digandrungi oleh anak muda, kali ini Tytan juga mengajak Clarissa untuk bergabung bersama dengan mereka bertiga sekarang ini. Kurang satu orang saja mereka sudah terlihat serta sedang melakukan triple date juga. “Aku baru tahu loh ternyata Megan udah pulang?” Tanya Clarissa tersebut. “Yoi dong Cla, kan mau jagain bocil gua yang bandel ini.” Ujar Megan sembari menatap ke arah Mirele yang mana membuat Mirele kini tampak cemberut juga. Mereka saat ini makan malam bersama disana, tampak mereka makan dengan sangat lahap sekarang ini. Mirele terlihat sedang menyendok es cream saat ini. Sementara itu tampak di caffe yang sama ada Vincenzo, Raka dan Gevin juga disana. Namun mereka belum sadar bahwa ada orang yang mereka kenal berada di Caffe itu. “Kira-kira kita bakalan biarkan ini begini saja atau kita harus cari cara buat balas dendam ke anak Bakti?” Tanya Raka kepada kedua temannya tersebut saat ini. “Kalo balas dendam kayaknya ga mungkin ga sih karena sekarang ini tuh Kak Tytan kayaknya ga mau kalo kita balas dendam, i think kayak Kak Tytan itu mau kita tuh sekarang fokus buat sekolah dulu sih. Karena kayaknya Kak Tytan juga ga ada keinginan buat balas denda kan.” Ujar Gevin diangguki oleh Raka juga saat ini itu. “Bener juga sih lo, Kak Tytan katanya ga mau masalah ini bertambah besar, lagi pula juga alasan kita bisa musuhan sama anak SMA Bakti kan ga banget, masa iya Cuman gara-gara rebutan cewek gitu. Kayak alay banget dah.” Ujar Raka tersebut. Ia pun sebenarnya juga merasa aneh dan merasa bahwa ini tidak pernting untuk di permasalahkan karena masih masalah pribadi juga. “Yoi, Vin lo kenapa dah dari tadi kok kelihatan ngalamun mulu sih? Ada yang salah? Atau jangan-jangan lo masih mikirin siapa cewek yang tadi sama Nico ya jangan-jangan? Ah elah udah ga usah dipikirkan sampai terlalu kayak gitu deh Vin. Toh juga besok kita masih berangkat dan pastinya Nico besok juga bakalan jemput cewek itu. Jadi lo bisa ngeliat siapa besok yang berangkat dianter sama Nico deh. Atau kalo ga pas pulangnya deh. Karena kayk ta Nico udah sering jemput itu cewek sih.” Ujar Gevin tersebut itu. “Iya sih, Cuman ga tahu aja bayangannya masih kelihatan jelas banget dan gua ga bisa berhenti mikirin dia. Gua malah sekarang mikir kalo Gisa itu pergi karena dia, Gisa pergi karena Nico udah punya cewek itu. Kalo itu bener, kenapa Nico ga jujur aja? Kenapa dia ga bilang kalo dia emang udah punya cewek titu sama Gisa atau gua?” Ujar Vincenzo dengan kegelisahannya itu. Mungkin sampai sekarang hanya tentang Gisa yang membuatnya bisa gelisah seperti ini karena memang ia sudah menganggap Gisa layaknya adik sendiri juga. “Udah lah Vin, Gisa udah pergi. I mean, lo jangan terlalu banget mikirin dia karena mungkin aja dia memutuskan untuk pergi karena emang mau ngelupain perasaannya sama Nico kan. Kita kan ga ada yang tahu.” Ujar Raka kepadanya. Sementara itu sekarang Mirele baru sadar bawa hanphonenya tertinggal di mobil, ia pun ingin mengambil sendiri tapi tidak diperbolehkan, akhirnya ia keluar bersama dengan Megan karena Megan juga ingin mengambil jaketnya pada saat ini. Kini mereka sudah berada di luar Caffe dan saat ini Mirele sudah berada di mobil bersama dengan Megan. Mereka mengambil barang yang mereka butuhkan itu. “Udah kan ga ada yang mau lo ambil lagi?” Tanya Mirele kepada Megan itu. “Udah kok, yuk balik kita.” Ujar Mirele kepada Megan, tapi saat ia berbalik dan melihat ke dinding caffe yang terbuat dari kaca itu matanya seketika membela ketika melihat bahwa ternyata disana juga ada Vincenzo dan teman-temannya. Ia sebenarnya tak masalah jika ada mereka, tapi menjadi masalah jika besok mereka tahu wajah Mirele dan nantinya mereka akan tahu hubungan Mirele dengan Tytan. Ia tidak ingin. “Kenapa kok diem aja Rele? Ayo.” Ujar Megan kepada Mirele tersebut saat ini. “Aduh gua kayaknya ga bisa kesana lagi deh Gan. Ada tiga anak SMA Garuda disana. Nah kebetulan banget mereka itu musuh terbesarnya Nico. Gua ga mau mereka ngelihat gua ada sama Nico dan Bang Tytan nih. Kek mana dong.” Ujar Mirele kepada Megan dan kini Megan tampak menyuruh Mirele untuk masuk mobil. Tampak Megan kini juga masuk ke dalam mobil, ia sekarang sudah membuka handphone dan langsung menelefon Nico yang masih ada disana juga pada saat ini. “Kita balik aja gimana? Lagian dah kenyang kan lo?” Tanya Megan tersebut. “Iya sih, ya udah deh kan bisa makan besok-besok lagi.” Ujar Mirele tersebut. “Halo, ada apaan Gan? Lo sama Mirele kemana kok ga datang-datang sih?” Tanya Nico bertanya kepada Megan tersebut pada saat ini. Tampak ia menjawab. “Gua sama Mirele ga bisa masuk lag. Mirele ngenalin tiga orang di dalam caffe. Katanya dia musuh lo, jadi gua ga bisa datang sama Mirele. Gua mau balik nih sama Mirele. Bilangan ke Bang Tytan sama Kak Cla ya.” Ujar Megan tersebut. Setelah itu Megan sudah mematikan panggilan tersebut. Hal itu kini membuat Nico mengitari seisi Caffe dan ternyata benar, disana ada Vincenzo, Raka dan juga Gevin tentunya. “Kenapa? Megan sama Mirele kemana?” Tanya Tytan bertanya kepada Nico. “Mereka balik duluan, karena disini ada Vincenzo sama teman-temannya bang. Tapi kayaknya mereka belum sadar kalo disini ada kita. Jadi gua bakalan berusaha buat pergi tanpa mereka tahu. Lo bisa lanjutin kayak ngadat sama Kak Cla. Gua balik dulu ya.” Ujar Nico mengatakan itu sembari dirinya kini sudah berjalan keluar Caffe. “Astaga aneh-aneh aja ya mereka itu.” Ujar Clarissa mengatakan hal tersebut. “Udah mending kita lanjut makan deh yuk, kita habisin ini semua sayang hehehe.” Ujar Tytan yang mana sebenarnya mereka hanya tinggal menghabiskan desert saja saat ini. Namun mereka juga harus menghabiskan milik Mirele, Megan dan juga Nico yang sudah pergi terlebih dahulu mereka. Sekarang ini tampak mereka berdua masih makan bersama, untung saja Clarissa ini tipikal yang makan banyak dan tidak peduli berat badan. Lagi pula Clarissa juga selalu terlihat kurus kapan pun. “Bentar ya gua mau ke toilet dulu.” Ujar Vincenzo kepada teman-temannya. Ia kini sudah berjalan ke toilet, tapi saat berjalan ia melihat seperti ada Tytan bersama dengan Clarissa. Ia sebenarnya ingin mendekati tapi sekarang ini dirinya sangat ingin ke toilet. Akhirnya setelah sudah selesai di toile ia baru mendekati mereka berdua. “Ah ternyata bener ya. Hai Bang, Kak.” Ujar Vincenzo kepada mereka itu, “Eh hai Vin, lo disini juga? Sama siapa?” Tanya Tytan yang padahal ia sudah tahu dengan siapa Vincenzo ada disini. Ya namanya juga diriny berjasa-basi saja. “Iya bang, gua sama Raka dan Gevin aja biasa. Kalo lo sama siapa aja bang?” Tanya Vincenzo kepada Tytan karena di meja Tytan ini ada lima gelas yang mana berarti tidak hanya mereka berdua yang seharusnya ada disana pada saat ini tersebut. “Gua? Ya sama Clarissa dong Vin.” Ujar Tytan mengatakan itu membuat sekarang Vincenzo melihat gelas dan piring yang ada disana. Tytan lupa tentang itu, kini ia pun membuat kebohongan bahwa itu merupakan piring dan gelas dari adik Clarissa dan teman-temannya yang kebetulan tadi kesini juga dan sudah pulang mereka. Vincenzo pun akhirnya mengangguk saja meskipun ia tidaj yakin akan itu. Kini tampak Vincenzo sudah pergi dari sana menuju ke tempat duduknya lagi yang mana membuat Raka dan Gevin bertanya-tanya kenapa Vincenzo sangat lama sekali perginya. Kini Vincenzo menjawab bahwa ia lama pergi karena dirinya tadi mampir ke meja yang didiuduki oleh Kak Tytan dan juga Kak Clarissa tadi itu. “Oh mereka disini? Wah pada ngadate ya.” Ujar Raka kepada mereka tersebut. “Tapi kayaknya mereka ga berdua aja karena ada toga gelas dan piring yang lainnya. Ya meskipun Bang Tytan udah bilang kalo itu punyanya adiknya Kak Cla tapi gua masih ga yakin aja sampai sekarang.” Ujar Vincenzo mengatakan tak itu. “Udah lah Vin, lo terlalu banyak mikir hari ini. Mending balik lah yuk kita. Besok masih ada ujian ini. Semoga ga ada SMA lain yang nyerang lagi dah. Udah cukup bonyok hari ini, besok jangan semakin m=bonyok. Lagi pula mereka ga bisa nuggu sampai selesai ujian apa.” Ujar Gevin terlihat marah-marah sekali saat ini. “Ya namanya juga nafsu mu bantai, emang dasar ga ada akhlak itu bocah-bocah. Setan semua kayaknya isinya dah.” Ujar Raka. Setelah membahas sedikit tentang anak Bakti, kini mereka sudah pergi dari sana. Mereka kini pergi untuk pulang ke rumah mereka masing-masing. Sementara itu sekarang ini tampak Mirele dan Megan sebenarnya tidak langsung pulang, karena tadi Mirele mengatakan pada Megan bahwa ia ingin martabak. Akhirnya mereka sekarang sedang menunggu martabak pesanan mereka datang. Mirele tampak bergembira menunggu makanannya itu jadi nanti.
Free reading for new users
Scan code to download app
Facebookexpand_more
  • author-avatar
    Writer
  • chap_listContents
  • likeADD