Sekarang tampak Nico dan Mirele sudah sampai ke rumah Mirele, mereka pun sekarang ini keluar dari mobil dan masuk ke dalam rumah Mirele. Sekarang ini mereka berdua sudah ada di dalam kamar Tytan. Mirele pergi terlebih dahulu ke kamarnya sendiri untuk berganti baju pada saat ini juga.
Mirele sudah selesai berganti baju dan sekarang ini tampak Mirele sudah berjalan menuju ke kamar abangnya. Disana Nico juga tampak sudah berganti pakaian dengan baju milik Tytan, sebenarnya tadinya ia tidak ingin berganti pakaian makanya ia sekarang ini ia tidak membawa baju. Untung saja ada baju Tytan yang bisa ia pinjam sekarang ini. Kini mereka berdua menunggu Tytan pulang. Sekarang mereka benar-benar duduk dan menunggu Tytan pulang. Sebenarnya Mirele sekarang khawatir ke abangnya.
“Nic, Bang Tytan ga bakalan kenapa-kenapa kan?” Tanya Mirele itu.
“Ga papa, tenang aja lo. Garuda ga mungkin kalah dari Bakti. Dah pokoknya lo tenang aja tunggu disini. Mau Es Krim ga?” Tanya Nico itu.
“Iya dong boleh heheh. Sama sekalian ambilan brownies yang dibikin sama Mama di kulkas yang bawah ya Nico ganteng. Makasih hehehe.” Ujar Mirele kepada Nico tersebut karena sekarang ini ia sedang ingin makan es krim yang di campur dengan brownies. Sekarang ini Nico tampak keluar Ari kamar Tytan dan sekarang ia sudah menuju ke kulkas rumah Mirele tersebut.
Rumah Mirele memang sangat sepi sekarang ini karena Mama dan Papanya juga sedang pergi. Tytan juga sekarang ini belum pulang ke rumah. Ia mengambil es krim dan juga brownies, tak lupa piring dan juga sendok. Ia sudah membawanya ke lantai atas, tempat di mana Mirele berada saat ini.
“Nih Tuan Puteri Mirele.” Ujar Nico yang baru saja masuk ke dalam itu. Kini Mirele tampak senang, ia pun sekarang sudah meminta es krim itu. Mereka berdu tampak berbagi es krim dan sekarang ini mereka benar-benar menikmati es krim tersebut untuk mendinginkan pikiran mereka pada saat ini.
“Makasih Nico yang ganteng dan baik hati.” Ujar Mirele sembari ia memakan es krim yang ia campur dengan brownies ini pada saat ini juga.
Sementara itu sekarang tampak SMA Garuda sudah berhasil membuat SMA Bakti kalah dan SMA Bakti sekarang sudah mundur dari SMA Garuda. Sementara itu siswa SMA Garuda sekarang ini tampak sudah masuk kembali ke dalam dan bagi yang memiliki luka sekarang ini tampak di bawa ke UKS.
Tytan kini hanya berada di parkiran bersama dengan beberapa teman yang lain. Disana juga ada Vincenzo, Raka, dan Gevin tersebut pada saat ini. Tytan tampak melihat ke arah mereka semua, ia bertanya kenapa bisa ada hal seperti ini. Sungguh ia heran kenapa bisa ada serangan yang mendadak.
“Ada yang tahu kenapa tadi itu bisa ada serangan mendadak kayak tadi?” Tanya Tytan kepada mereka dan mereka semua kompak menggeleng.
“Ga ada yang tahu kalo SMA Bakti bakalan nyerang kita bang. Lagi pula kita juga awalnya tadi ga tahu karena ga kedengaran dari dalam.” Ujar Raka. Sementara itu Vincenzo sekarang masih diam saja karena sejujurnya ia masih kepikiran dengan keberadaan Nico disana tadi dan ia juga kepikiran kira-kira siapa cewek yang tadi bersama dengan Nico. Kenapa ia tidak tahu sedari dulu bahwa cewek yang selalu bersama dengan Nico itu merupakan siswa SMA Garuda juga, jika ia tahu sudah lama ia akan mencari tahu siapa cewek itu. Tampak sekarang Tytan masih membahas tentang mereka tadi.
“Bang, kalo boleh tahu lo tadi tahu dari siapa kalo ada serangan? Karena yang gua tahu lo tadi ada di lapangan basket indoor.” Ujar Vincenzo.
“Ga penting gua tahu dari mana yang penting kita ga boleh biarkan kejadian yang sama terulang kembali besok. Kita beruntung karena tadi kita cepat dan ga ada siswi SMA Garuda yang kena.” Ujar Tytan tersebut saat ini. Vincenzo tahu bahw Tytan sekarang sedang menyembunyikan sesuatu juga.
Namun ia tidak mau memperkeruh masalah jadinya ia hanya diam saja pada saat ini. Sekarang tampak dirinya sudah biasa saja meskipun ada yang mengganjal di dalam hatinya tersebut. Saat ini tampak mereka semua sudah bubar, Tytan juga sekarang sudah mengendarai motornya pulang ke rumah. Ia khawatir pada Mirele dan juga Nico tadi, apalagi tadi Nico juga sempat kena pukul beberapa kali sepertinya terlihat dari wajah Nico tersebut tadi itu.
Tytan pergi sekarang ini Vincenzo juga pergi bersama dengan Raka dan juga Gevin sekarang ini. Mereka pergi ke rumah Vincenzo. Saat ini mereka bertiga sudah ada di dalam rumah Vincenzo, tepatnya di kamar Vincenzo. Mereka bertiga sama-sama sedang mengompres luka mereka itu sendiri juga. Sebenarnya saat ini tampak Vincenzo yang terlihat sangat bingung sekali.
“Kenapa lo kok kayak mikir berat gitu sih?” Tanya Raka pada Vincenzo.
“Lo berdua tadi ga liat kalo diantara anak-anak dari SMA Bakti itu ada Nico juga? Ciuman Nico ga ikut sama mereka, dia malah adu jotos sama salah satu dari anak Bakti tadi.” Ujar Vincenzo mengatakan hal itu sekarang.
“Iya gua tahu, dan yang gua pikiran sekarang kenapa Nico ngelakuin hal itu dan juga kenapa tadi Nico ada disana. Maksud gua ngapain gitu loh anak Pancasila ada di Garuda sendirian lagi.” Ujar Gevin tampak bingung itu.
“Dia ga sendiri tadi, dia kesini jemput ceweknya.” Ujar Vincenzo kepada mereka berdua yang mana langsung membuat Raka dan juga Gevin itu kaget. Mereka tentu terkejut sekali saat mendengar hal seperti itu, bagaimana bisa.
“Gimana bisa ceweknya Nico satu sekolah sama kita? Lo yakin Viin? Itu beberan cewek yang sering kita lihat sama Nico? Sumpah gua ga except sama sekali dah. Bisa-bisanya itu cewek satu sekolah sama kita tapi kita sama sekali ga tahu kalo dia satu sekolah gitu. Aneh ga sih?” Tanya Raka kepadanya.
“Gua juga ga yakin masalah cewek itu yang sering bareng Nico itu atau bukan yang pasti gua tadi ngelihat sendiri di dalam mobilnya ada cewek tapi gua ga liat dengan benar jadi ga bisa pastikan siapa cewek tersebut. Lo pikir kenapa tadi dia keluar dari mobil dan nyerang anak Bakti padahal dia ga ada kepentingan apa-apa kan seharusnya?” Tanya Vincenzo kepada mereka.
“Ah jadi dia tadi nyerang biar mobil dia yang ada ceweknya itu ga jadi bulan-bulanan anak Bakti? Anjir kenapa baru sadar ya gua tuh.” Ujar Gevin itu.
“Ya. Dan entah kenapa gua yakin kalo Bang Tytan tadi bisa tahu kalo ada serangan di luar pasti karena dikasih tahu sama Nico. Karena tadi waktu Bang Tytan keluar, Nico langsung makul lawan buat kabur kan? Gua sempat ngelihat sebelum itu Bang Tytan kayak ngasi aba-aba biar Nico bisa pergi dari . sana. Gua rasa juga ini cewek itu juga kenal sih sama Bang Tytan. Karena kalo ga kayaknya ga mungkin Bang Tytan tadi ngomong kayak gitu buat kita semua jadi diam kayak tadi karena saking kagetnya ada muncul Bang Tytan.” Ujar Vincenzo mengatakan segala asumsinya tentang apa yang ia pikirkan itu. Ia benar-benar memikirkan hal itu bahkan dari tadi sampai sekarang juga.
Kini mereka bertiga hanya membahas hal itu saja pada saat ini juga. Tampak mereka masih membahas itu sembari memakan makanan yang tadi mereka beli melalui aplikasi online karena mereka males untuk pergi keluar. Lagi pula juga wajah mereka masih babak belur sekarang ini. Tentu saja mereka malas sekali untuk mendapatkan itu.
Mereka benar-benar memikirkan betul sebenarnya siapa cewek yang di bawa oleh Nico. Yang merrka tahu dengan pasti bahwa cewek itu merupakan cewek yang cukup penting bagi Nico hingga akhirnya Nico mau untuk menjaganya dan bahkan Nico mau untuk sakit karena dia, pasti Nico menyayangi cewek itu.
Sementara itu sekarang ini tampak Tytan sudah sampai di rumah, ia langsung naik ke atas menuju ke kamarnya karena sungguh ia benar-benar khawatir kepada adiknya itu. Namun saat ia sudah sampai di kamarnya ternyata mereka berdua itu tidak usah di khawatirkan karena sekarang saja mereka sedang bersama-sama memakan es krim dan brownies tak lupa juga dengan beberapa burger yang sepertinya mereka makan beberapa menit lalu. Mereka ini sudah seperti dugong saja pada saat ini.
Namun kini tampak mereka sudah tahu dan sadar bahwa Tytan sudah pulang, kini Mirele langsung berdiri dan ia pun sudah memeluk Tytan pada saat ini. Ia sangat khawatir pada Tytan.
“Abang, Abang ga papa kan? Sumpah ya gua khawatir banget sama lo bang. Gila apa ya itu anak bakti kenapa pada nyerang kayak gitu sih sumpah deh bikin kesal aja sih.” Ujar Mirele tampak sudah mengoceh marah-marah.
“Biasa itu mereka cari perhatian aja. Yang penting mah ga ada yang kenapa-kenapa siswi SMA Garuda. Lo tadi hampir kena Rele. Ah ya gua mau bilang, kayaknya mulai besok lo jangan antre jemput Mirele dulu deh Nic.” Ujar Tytan karena tadi ia melihat bahwa Vincenzo sudah terlihat curiga juga.
“Kenapa empangnya bang?” Tanya Nico tampak penasaran saat ini itu.
“Vincenzo kayaknya dah tahu kalo lo ke sekolah gua jemput cewek. Kalo lo besok masih antre jemput mungkin Mirele ga akan bisa tenang di sekolah karena gangguan dari Vincenzo yang mungkin aja nganggep kalo gara-gara Mirele lo menjauh dari Gisa.” Ujar Tytan mengatakan kepada Nico.
“Ah gitu, oookay deh bang. Kalo gitu Mirele berangkat bareng siapa dong? Terus juga dijemput sama siapa?” Tanya Nico kepada Tytan tersebut.
“Bareng gua dong.” Ujar suara cowok yang tiba-tiba masuk ke kamar Tytan, suara cowok yang sangat mereka kenal yaitu Megan yang merupakan teman dari Nico sekaligus sepupu dari Tytan dan juga Mirele tersebut itu.
“MEGAN LO DAH PULANG?” Teriak Mirele yang memang ia dekat dengan Megan meskipun mereka sempat LDR karena Megan memang sebelum ini pergi ke luar negeri. Ia belajar di luar negeri dan sekarang ia sudah ujian, ia akan masuk ke sekolah di Indonesia saat kelas dua nanti.