7

1720 Words
Hari sudah berganti hingga pada akhirnya sekarang ini tampak ujian akhir semester sudah berjalan. Ini hari ke-3 mereka ujian, masih ada dua hari lagi untuk ujian. Mirele kini tampak diajak oleh Marisa untuk pergi ke kantin, tapi ia tidak bisa pergi ke kantin sekarang ini karena Mirele sama sekali belum belajar untuk ujian selanjutnya. Ia takut jika nilainya nanti malah jeblok juga. Maka dari itu ia lebih memilih untuk di kelas dan belajar saja pada saat ini. “Ya udah deh, lo mau pesen apa gitu ga?” tanya Marisa kepada Mirele. “Sandwich ada deh ya sama milkshake coklat.” Ujar Mirele disanggupi oleh Marisa. Kini Marisa sudah pergi meninggalkan kelas dan saat ini ia sudah tidak lagi terlihat oleh Mirele. Mirele pun sekarang sudah membuka bukunya dan mulai belajar. Sementara itu Marisa sudah sampai di kantin juga. Marisa mulai memilih makanan yang akan ia beli dan tentunya ia juga memesan makanan yang tadi di pesan oleh Mirele itu. Ia sudah selesai membeli dan sekarang ini ia pun sudah mulai kembali ke kelasnya, tapi saat ia melewati lapangan, ia malah berhenti karena disapa ia bisa melihat Vincenzo dan beberapa temanya sedang bermain basket. Ia pikir mereka tidak akan bermain basket karena tadi ia melihat Kak Titan ada di kantin bersama dengan Kak Clarissa. Maka dari itu sekarang ini dirinya cukup kaget karena mereka bermain. Namun jujur ia juga bahagia bisa melihat ada Vincenzo yang dahaganya bertambah karena ada ia sedang bermain basket. Oh My God, kenapa sih Vincenzo bisa seganteng itu deh, ga habis pikir ini gua gantangnya kebangetan. Batin Marisa tersebut pada saat ini juga. Marisa sampai melupakan bahwa ia sekarang ini memiliki makanan yang belum di jamah. Ia baru sadar setelah ia mendapatkan chat dari Mirele. Dengan segera Marisa pun pergi ke kelasnya dan ia menyengir ketika melihat Mirele sekarang. Mirele tampak mengambil sandwichnya dan memakannya. “Lo ke mana ada deh tadi? Kenapa lama banget lo?” Tanya Mirele kepada Marisa yang mana saat ini Marisa masih nyentrik kepada Mirele itu. “Hehehe ya sore Rele, habisnya tadi itu gua mampir dulu ke lapangan karena ternyata di lapangan ada Vincenzo sama teman-temannya yang lagi main basket, ya gua berhenti lah buat lihat. Kan tontonan gratis.” Ujar Marisa. “Yen dasar ya emang lo tuh pikirannya cogan mulu. Vincenzo mulu yang ada di otak lo ini. Mending lo tuh sekarang juga belajar deh biar lo printer gitu loh ya.” Ujar Mirele kepada Marisa tersebut saat ini, Marisa menjadi cemberut. Mereka kini menghabiskan makan mereka sembari saat ini mereka juga sudah membaca beberapa beberapa buku yang mereka pelajari tentang ujian mereka nanti itu. Mereka berharap ujiannya nanti akan mendapatkan kelancaran dan juga mereka bisa melaksanakan ujian tersebut dengan baik. Bel masuk akhirnya berbunyi juga dan sekarang ini mereka sudah memasukkan kembali buku-buku mereka tersebut. Tampak sekarang ini mereka fokus mengerjakan soal yang ada disapa. Kini mereka sudah setengah jalan mengerjakan dan waktu yang ada. Mereka pun akhirnya menyelesaikan ujian mereka pada saat itu. Bel pulang akhirnya sudah berbunyi dan sekarang ini Mirele sudah keluar ke depan gerbang bersama dengan Marisa. Khusus saat ujian seperti ini Marisa memang minta untuk diantar jemput jadi Mirele punya teman untuk pergi ke luar gerbang sekolah. “Noh udah di jemput lo, bener-bener ya Nico belum pernah loh jemput telat tuh. Salut gua sama dia tuh, tapi gua juga heran sih kenapa dia bisa cepat banget sampainya ke sini tuh.” Ujar Marisa tampak bertanya-tanya. “Hahaha ya pake mobil lah Sa, udah ah lo mah ngawur. Gua duluan ya. Eh ga jadi duluan lo juga udah di jemput tuh.” Ujar Mirele kepada Marisa itu. Mereka berdua berjalan ke areal yang berbeda, kini Mirele tampak masuk ke dalam mobil Nico. Mereka sudah hampir keluar dari sana hingga saat ini terdengar suara menggelegar. Nico sudah panik dan berpikiran bahwa ini merupakan kumpulan siswa yang mengerucut SMA Garuda saat ini. “Eh ada apa nih, kok pada masuk ke dalam gerbang semua sih.” Ujar Mirele yang jujur saja saat ini ia tampak penasaran tapi ia juga merasa takut karena sepertinya ada bahaya yang datang hingga mereka semua ketakutan. Tebakan Nico pun menjadi seratus persen benar. Ia sudah mengalami hal seperti ini beberapa kali jadi ia sudah paham. Ia pun kini mengkhawatirkan Mirele yang sepertinya baru pertama kali mengalami hal yang ternadi seperti sekarang. “s**t! Ternyata bener. Rele, sekarang SMA Garuda lagi digruduk sama anak SMA Bakti. Gua minta sama lo buat tunggu disini dan kunci mobil lo. Karena buat masuk ke gerbang sekarang udah ga mungkin.” Ujar Nico kepada Mirele tersebut pada saat ini, ia bisa mengatakan hal itu karena ia sudah melihat bahwa gerbang SMA Garuda sudah ditutup dari dalam dengan beberapa siswa yang kini tampak menjaga disana, tapi ia sama sekali belum melihat keberadaan dari Vincenzo yang seharusnya ada disana atau Tytan. Namun keduanya masih belum terlihat. Ga ada cara lain, gua harus keluar biar ga ada yang kesini dan ga curiha kesini. Batij Nico saat ini. “Terus lo mau ke mana? Jangan bilang lo mau keluar? Ga, gua ga bakal bolehkan Nic. Ini bukan sekolah lo Nic, lo ga perlu ngapain-ngapain cuku disini ada lagi pula nanti bakalan ada yang nyerang mereka kok.” Ujar Mirele. “Rele, lo harus turutin apa kata gua tadi. Gua harus pastikan kalo mereka ga kesini. Kalo gua ga keluar pasti mereka yang bakalan kesini nanti Rele dan gua ga mau ambil pusing hal itu. Gua keluar, sebisa mungkin lo telefon Bang Tytan dan bilang kalo lo ada disini.” Ujar Nico yang setelah itu dirinya langsung keluar dari mobil dan kini ia berlari ke depan gerbang itu. Sementara saat ini Galih yang tadi ada di luar kini lari masuk tergopoh-gopoh mendekati Vincenzo yang kini tengah mengobrol dengan teman-temannya di parkiran motor. Ia datang sembari mengatur nafasnya sekarang. “Gawat.. ituhh… anakhh… anak Bakti nyerang sekolah kita. Cepat kita harus keluar sekarang.” Ujar Galih tersebut kepada Vincenzo dan yang lain. Mendengar itu pun mereka langsung berlari keluar dari halaman parkir, mereka sempat di hadang oleh satpam tapi akhirnya Vincenzo, sang penakluk itu bisa membuat satpam membukakan pintu untuk mereka semua. Saat pintu gerbang di buka, sekarang ini tampak mereka melihat anak Bakti sedang ada disana tanpa senjata sama sekali. Itu berarti mereka akan adu jotos dan kekuatan saat ini. Mereka pun kini sudah saling pukul saat ini. Nico belum menghambur dengan mereka karena ia hanya akan keluar jika ada yang menuju ke arah mobilnya, tapi masih belum ada untuk saat ini. Namun ternyata itu tidak lama karena sekarang ini tampak sudah ada yang ingin pergi ke mobilnya hingga akhirnya terpaksa Nico keluar dan menghajar anak SMA Bakti itu sekarang. Mereka sudah saling adu pukul. Melihat ada adu pukul di depannya itu membuat Mirele semakin takut, ia sekarang sudah menelefon terus menerus ke nomor Bang Tytan tapi masih belum di jawab juga. Hingga akhirnya panggilan ke limanya itu pun dijawab. “Halo Rele ada apa? Nico ga jemput?” Tanya Tytan kepada Mirele itu. “AAA.. Bang cepat keluar bang, di luar gerbang ada SMA Bakti yang nyerang SMA Garuda. Nico turun karena dia mau jaga Mirele. Sekarang gua ada di mobil dan Nico lagi berantem, yang lain juga bang.” Ujar Mirele yang mana membuat Tytan sekarang ini langsung bergegas mengajak teman-temannya untuk keluar. Mereka tidak tahu karena karang mereka sedang ada di lapangan basket indoor yang jaraknya lumayan jauh dari gerbng depan. “Tunggu lo bukan anak Garuda kan? Anjir lo ngapain disini b*****t. Anak mana lo, mau sok jadi pahlawan? Jangan sok-sopan lo disini.” Ujar orang yang bertengkar dengan Nico saat ia sadar bahwa Nico bukan anak Garuda. Sekarang ia juga berusaha membuka jaket Nico agar ia bisa melihat badge yang dipakai oleh Nico tapi Nico mencoba untuk menepis tangan itu. Pertikaian antara mereka berdua itu juga membuat beberapa siswa yang sedang berkelahi itu sekarang ini tampak menatap ke arah mereka berdua termasuk juga dengan Vincenzo. Saat ini Vincenzo benar-benar kaget karena ia melihat ada Nico disana. Ia tida tahu apa yang dilakukan oleh Nico itu disini. “b*****t! SIAPA YANG BERANI NYERANG GARUDA!” Teriak Tytan yang baru saja keluar dari gerbang itu bersama dengan teman-temannya yang lain. Yang mana teriakan itu membuat merka melihat ke arah Tytan termasuk juga dengan cowok yang beradu jotos dengan Nico tersebut. Tytan tampak melihat ke arah Nico memberikan isyarat bahwa Nico harus pergi secepat mungkin. Karena itu lah sekarang ini Nico memukul lawan yang masih fokus menatap ke arah Tytan itu hingga lawan pun sekarang terjatuh. Hal itu tentu tidak disia-siakan oleh Nico, kini Nico sudah berlari dari sana ke dalam mobil. Hal itu membuat Vincenzo ingin mengejarnya tapi ia tidak jadi karena suasana tidak kondusif, Vincenzo hanya tahu bahwa di dalam mobil itu Nico tidak sendiri, tapi ada cewek di dalamnya. Jadi ia simpulkan bahwa Nico melakukan itu agar tidak ada yang mendekat ke mobil. Ia ingin melindungi cewek tersebut dan sekarang Vincenzo penasaran siapa dia. Karena sepertinya dia merupakan anak SMA Garuda juga sekarang. Sekarang Vincenzo tampak melupakan itu dan ia pun sekarang memikirkan tentang bagaimana harus menang sekarang dari anak Bakti. Untung saja Tytan dan yang lainnya tadi juga datang meskipun ia tidak tahu mereka dapat info dari mana. Mereka masih adu jotos disana sementara saat ini Nico dan Mirele sudah berada di jalan yang aman. Mirele tampak menatap wajah Nico yang tadi sempat kena sedikit pukulan dari lawan itu juga. “Aduh pasti sakit banget ya Nic, bentar gua obatin ya.” Ujar Mirele yang mana ia sudah mengambil kotak P3K yang ada di dalam mobil Nico itu. “Udah biasa kayak gini mah Rele. Anak SMA Bakti empang kurang kerjaan banget dan mereka tuh. Ngapain juga mereka kesana paket acara nggeruduk padahal kan ini masih tanggalnya ujian.” Ujar Nico dengan heran. “Ga tahu deh gua emang udah gila dan itu mereka, bener-bener ga punya otak oy bikin gua jantungan ada deh tadi itu.” Ujar Mirele mengatakan itu dengan jujur. Siapa juga yang tidak jantungan ketika di depan kalian ada rombongan dua kubu yang sedang saling bertarung dan kalian juga terancam. Mirele sekarang sedang mengobati luka d dekat mata Nico dan juga bibir Nico. Untung saja Nico ini pintar berantem jadi tidak banyak luka yang ia dapatkan dari apa yang tadi terjadi kepada dirinya tersebut di SMA Garuda.
Free reading for new users
Scan code to download app
Facebookexpand_more
  • author-avatar
    Writer
  • chap_listContents
  • likeADD