Dia dipanggil Baby Chubby. Bersama Mancare, mereka satu paket. Kalau bersama, kekuatan mereka lumayan menakutkan. Avalon memasukkannya dalam kelompok penyihir unik yang akan dia bawa ke dimensi sihir.
“Avalon! Pangeran cahaya yang tersesat ke dunia manusia. Kudengar kekuatanmu menghilang. Apa masih bisa menghadapi aku yang saat ini lebih kuat darimu?” tanya Baby Chubby dengan suara imutnya.
Kalau dalam kondisi normal, mendengar suara lucu seperti itu sangat menggemaskan. Namun karena mereka tau siapa si bayi imut ini, makanya mereka pasang sikap waspada.
“Aku masih bisa melumpuhkanmu dengan sihir sederhana,” kata Avalon mengejek. Sudah tau lemah, masih juga menyombongkan diri.
Ciri khas Avalon sekali!
Baby Chubby tertawa lucu, khas tawa bayi. Mendengarnya membuat manusia biasa menjadi tak sadarkan diri. Beberapa orang yang berada di sekitar baby terkulai lemas dan jatuh ke lantai.
Tak begitu dengan Avalon dan Minami. Mereka tak terpengaruh dengan suara baby.
“Jangan bertingkah kekanakkan! Kalau kamu tidak menyerah dan menuruti kemauanku, kamu akan merasakan murkaku.”
“Pangeran cahaya di negeri manusia … apa yang kamu ocehkan? Aku memang masih bayi, nggak mungkin bertingkah dewasa. Apa yang kulakukan pasti nggak bisa ditangkap nalar orang dewasa.”
“Jangan menggunakan tipu dayamu pada kami. Meski sosokmu bayi, tapi umurmu sudah ratusan kali lipat umur manusia. Aku lebih suka kamu menyerah dalam damai. Daripada dipaksa dan melakukan pengkhianatan di belakang hari.”
“Meski dipaksa pun aku tak mau menyerah. Lebih baik aku mati!”
“Dan mengorbankan Mancare yang selalu menggendongmu ke mana-mana? Tega sekali kamu. Pikirkan lagi, Mancare masih punya keluarga di negeri sihir. Walau mematuhimu, dia pasti sebenarnya ingin pulang. Apa kamu pernah menanyakan keinginanmu padanya? Dengan bantuanku, kalian bisa pulang,” bujuk Avalon.
“Bohong! Kau yang mengusirku dari Milesphere!”
“Bukan aku. Dewan yang memutuskan setelah mendengar saksi atas perbuatanmu. Apa yang kamu lakukan memang keterlaluan! Mencuri, menipu, dan mempengaruhi anak kecil untuk mabuk-mabukan?”
Baby Chubby termenung. Memang itu yang dia lakukan. Tapi dia nggak bermaksud buruk. Baby cuma ingin bermain. Tapi anak-anak itu nggak mengasyikkan. Mereka benar-benar bocah yang bisanya cuma merengek dan mau menang sendiri.
“Aku … tidak akan terpengaruh. Kalau Mancare pergi, aku masih bisa cari yang lain. Sangat mudah mencari orang bodoh seperti Mancare,” katanya dalam gendongan Minami. “Contohnya wanita ini.”
Baby meletakkan tangan mungilnya di pipi Minami. Penyihir cantik itu membelalakkan matanya. Kenangan dalam kepalanya berputar cepat dan diaduk-aduk. Bercampur antara ingatannya dengan ingatan Satya yang dia hisap.
Semakin cepat ingatan itu berputar, semakin Minami merasa kepalanya akan diledakkan dari dalam. Sakit sekali. Pusing sekali.
Minami tak kuat lagi, dia melepaskan Baby Chubby dan memegangi kepalanya sambil berteriak begitu keras. Teriakan yang serupa lolongan hewan kesakitan yang menembus rapatnya pepohonan hutan.
“Minami! Minami apa yang kamu rasakan?” Satya yang mendengar teriakan Minami segera mendekat dan menopang tubuh wanita itu sebelum ambruk ke lantai.
“Lakukan sesuatu Avalon! Jangan diam saja!”
“Aku tidak diam saja!” Mata Avalon mengikuti sosok kecil yang menyelinap di antara kaki-kaki orang. Avalon tak ingin kehilangan Baby Chubby.
“Sheeva! Bantu Minami!”
Sheeva mendekat dan berjongkok di samping Minami yang berbaring dengan paha Satya menjadi tumpuannya.
Lalu manusia yang sedemikian banyaknya itu mendadak terdiam. Bersamaan dengan itu, suara musik mengalun. Nada-nada tinggi mulai dimainkan dan suara membius mulai terdengar.
Marylin memainkan peranannya.
Orang-orang pun mulai menyingkir. Setiap kali Baby Chubby menyelinap di kaki mereka, orang-orang itu langsung bergerak menjauh.
“Terima kasih,” kata Avalon lirih sambil melirik ke arah panggung. Marylin mengangguk.
Kini giliran Avalon yang bergerak mengejar Baby Chubby. Tanpa ada yang menghalangi, dia lebih mudah melihat pergerakan Baby Chubby dan mengikutinya.
Sementara Jorgi memegang kuat-kuat tubuh Mancare yang memberontak. Dia melihat tuannya dikejar dan dia berusaha melepaskan diri dari cengkeraman Jorgi.
“Ah, siyal sekali kamu!” teriak Jorgi tak sabar. Dia sudah sangat kesulitan mengendalikan Mancare yang menandak-nandak seperti kuda ngamuk.
Dengan satu pukulan keras di tengkuk, Jorgi membuat Mancare tak sadarkan diri.
“Diam kamu di situ!” katanya pada sosok Mancare yang tergeletak di lantai.
Jorgi mengikat kaki dan tangan Mancare dengan tali lalu menendangnya.
“Perawatanku mahal tau! Abis ini aku harus urut supaya nggak sakit badan. Dan kamu tau berapa biaya yang harus kukeluarkan buat sekadar pijat? Jutaan!” Jorgi mencium bajunya yang tadi bersentuhan dengan Mancare.
“Baumu busuk sekali. Sudah berapa lama nggak mandi sih?” katanya merasa mual.
Jorgi berjalan mendekati Minami yang masih tak sadarkan diri.
“Dia tak apa-apa?” tanyanya pada Sheeva.
“Ingatannya terpecah-pecah. Dia nggak bisa menyatukannya. Aku butuh waktu lebih lama lagi,” kata Sheeva terengah.
“Ap-apa yang bisa kulakukan untuk menyadarkannya? Menciumnya atau–”
“Jangan lakukan, itu akan memperburuk keadaan.”
Satya mengangguk. Nggak semua kesakitan bisa selesai dengan bercinta rupanya.
“Lebih baik Tuan Jorgi membantu Tuanku Avalon untuk menangkap biang keroknya. Sepertinya Tuan Avalon kesulitan.”
Jorgi melihat ke arah Avalon yang masih mengejar-ngejar Baby Chubby.
“Dasar pangeran bodoh. Merayu anak kecil saja tidak tau.” Jorgi berjalan ke arah Avalon.
Ketika melewati bar, dia meraup segenggam permen yang tersedia di sana dan meminta sebotol sampanye pada bartender.
"Hei anak kecil! Apa kamu mau ini?" panggil Jorgi pada Baby Chubby.
Dia menunjukkan segenggam permen dan sebotol sampanye. Entah mana yang bisa menarik perhatiannya.
Tanpa diduga, Baby Chubby berlari ke arah Jorgi dengan riang gembira. Diambilnya segenggam permen dari tangan Jorgi dan diserakkan di lantai. Satu per satu dia membuka permen itu dan melahapnya.
"Kok bisa semudah itu? Aku nggak kepikiran pake trik begitu," kata Avalon terengah-engah di depan Jorgi.
"Kamu memang pangeran tapi kamu bodoh sekali! Dia ini memang penyihir kuat tapi casingnya tetep bocah. Tetep saja dia suka bermain dan makan kudapan manis."
Kesal sekali Avalon disebut bodoh oleh Jorgi.
"Kalau kamu pintar, kamu urus dia dan bawa dia ke apartemen!" perintah Avalon sambil meninggalkan Jorgi.
"Eh, apa? Mana bisa begitu!" protesnya. Tapi Avalon cuma melambaikan tangan dari kejauhan.
Setelah urusan Baby Chubby beres, Sheeva dan Satya berteleport dengan membawa Minami ke apartemen Jorgi. Di sana Minami bisa diobati lebih fokus.
Sementara Marylin ditinggalkan untuk membereskan kekacauan dan berteleport ke apartemen Jorgi dengan membawa tubuh besar Mancare.
“Sudah dua, tinggal satu lagi. Bagaimana cara kita menemukannya? Kemampuannya saya menghilang,” sindir Jorgi yang sekarang punya tugas baru. Menjadi baby sitternya Baby Chubby.
Selama jiwa bocahnya dipenuhi, baby akan menjadi bayi-bayi seperti anak manusia normal. Avalon memerintahkan Jorgi membelikan banyak mainan dan juga camilan. Dia juga menyuruh Jorgi mengajaknya bermain.
Seperti sekarang, Jorgi harus rela ditunggangi Baby Chubby seolah-olah dia adalah kuda.
“Jangan sampai dia berubah jadi jahat lagi. Turuti ama maunya!” kata Avalon jahat ketika didengarnya Jorgi mengomel dan mengeluh.