Jemput Bola

1297 Words
“Aku nggak tau apa yang sudah kamu lakukan, tapi sepertinya itu tindakan hebat,” kata Avalon setelah Jorgi menjelaskan perbuatannya di dalam mobil yang melaju menuju apartemennya. “Oh, jelas itu tindakan cerdas dan nggak menimbulkan korban jiwa. Nggak akan terpikirkan sama kalian yang nggak paham teknologi dunia manusia,” katanya sambil melirik kaca tengah. Dilihatnya Sheeva sudah menggeliat lemah. Sudah sadar rupanya. “Entah apa yang akan terjadi sama kalian seandainya aku nggak melakukan sesuatu sama sound system. Suara lelaki atau wanita itu pasti udah nyuruh penggemarnya buat membunuh kalian,” kata Jorgi merinding. Mengingat kembali saat Marylin bernyanyi dan para penggemarnya malah terlihat akan menghabisi Avalon dan Sheeva. “Dia hermaprodhit. Lelaki bisa, perempuan bisa. Lelaki sekaligus perempuan,” kata Avalon menjelaskan. “Dia diusir dari negeri sihir karena selalu melakukan penipuan. Lihat saja tubuhnya yang bisa berganti-ganti, belum lagi suaranya yang menghipnotis, membuat korbannya menuruti apa saja kemauannya.” “Kalian kan emang bisa menghipnotis, apanya yang istimewa?” “Aku nggak bisa menghipnotis orang sebanyak Marylin melakukannya. Sama seperti aku dan Minami, dia salah satu penyihir unik yang dimiliki dunia sihir.” “Sama seperti Minami, dia juga dibuang. Ada apa dengan aturanmu? Kenapa yang unik-unik malah disingkirkan?” “Itu karena–” “Dan sekarang malah dicari-cari. Kalian beneran aneh!” kata Jorgi sambil geleng-geleng. “Kamu nggak tau dunia kami! Itu–” “Ah, sudahlah. Aku lagi nggak tertarik sama dunia kalian. Kalau emang benar Marylin itu yang kalian cari, pikirkan gimana cara mendekatinya sekarang? Nggak mungkin dia mau bekerja sama setelah hampir membunuh kalian.” “Kalau saja kekuatanku pulih.” “Sekarang kamu cuma penyihir tua nggak berguna!” “Aku nggak tua! Aku ini pangeran!” “Ya, ya, aku tau! Kalian tunggu dulu di sini. Jangan ke mana-mana!” perintah Jorgi sambil menghentikan mobilnya di depan kawasan pertokoan. Ada apotek di sana dan juga restoran siap saji. Jorgi berniat membeli obat-obatan untuk Sheeva dan juga makanan untuk mereka semua. “Entah apa obat manusia cocok untuk penyihir,” katanya sambil menunggu obat-obatnya disiapkan oleh karyawan apotek. Dia merasa kondisi Sheeva saat ini sangat lemah sehingga nggak mampu membuat ramuan untuk dirinya sendiri sekali pun. Setibanya di apartemen, Jorgi lebih terkejut dengan keadaan di sana. Minami kelihatan pingsan di sofa dengan ditunggui Satya yang memandangnya panik. “Kalian ke mana saja? Kenapa lama sekali?” tanyanya sambil berdiri dan membantu Avalon memapah Sheeva. Lalu membaringkannya di karpet. “Apa yang terjadi dengan Sheeva dan kenapa tubuh kalian penuh luka?” Dilihatnya bekas cakaran pada tubuh Avalon dan Sheeva yang sebagian mengeluarkan darah karena kulitnya terkelupas. “Jangan banyak omong, cepat bantu aku mengobati mereka. Kenapa Minami?” tanya Jorgi penasaran. “Aku … aku nggak tau. Nggak begitu ingat apa yang terjadi. Kami berciuman dan ketika aku melepaskan diri, Minami langsung pingsan.” “Dia memberikan energinya untuk kamu. Supaya kamu terbebas dari sihir Marylin,” kata Avalon menjelaskan. Dia mengernyit ketika Jorgi membersihkan lukanya. “Hei! pelan-pelan! Kamu sengaja ya?” “Kenapa aku? Kenapa Jorgi tidak? Dan apa orang lain di radius ini mengalaminya juga?” “Aku nggak punya penjelasan pasti soal itu. Mungkin karena kamu sudah cering ciuman sama Minami, makanya kamu lebih sensitif sama sihir kami. Sedangkan Jorgi … aku sendiri heran sama kemampuan bertahan lelaki ini. Mungkin dia terlalu bodoh sampai nggak peka sama musik yang menyentuh hati.” Jorgi menekan luka Avalon kuat-kuat. “Aww! Sakit tau! Kamu mau mati ya? Atau mau kusihir jadi kadal terbang!” Jorgi menekan lebih keras luka Avalon. “Aww! Bocah sialan! Beneran mau jadi kadal ya?” “Jangan sok. Kemampuan kamu kan hilang. Menghadapi Marylin saja kalah,” ejek Jorgi. “Hei!” “Sudah! Sudah! Nggak bisa apa kita damai dulu sebentar. Kalau sudah beres diobati, ayo kita makan. Aku bantu siapkan.” Satya yang sudah terbiasa mengurus diri sendiri, dengan cekatan menyiapkan makanan yang sudah dibawa Jorgi. Dia melihat isi kulkas, memastikan ada bahan makanan yang bisa diolah. “Kalau ada Minami, nggak perlu repot kayak gitu,” kata Jorgi lirih. “Jangan merepotkan Minami terus menerus. Dia bukan pembantu yang bisa kamu suruh-suruh!” kata Satya tajam. Satya nggak sepenuhnya lupa apa yang sudah terjadi pada Minami. Dia ingat betul bagaimana dia tadi hampir menyetubuhi penyihir itu sendainya Minami tidak mendorongnya. Satya kehilangan kontrol, bukan cuma mencium dan menyerap energi Minami untuk menyembuhkan dirinya, tapi dia juga dipenuhi napsu untuk melakukan hal yang tidak-tidak pada penyihir cantik itu. Satya ingat pandangan ketakutan Minami sebelum penyihir itu pingsan karena kehabisan tenaga. Untung saja Jorgi dan yang lainnya nggak segera pulang, jadi dia masih punya waktu merapikan kondisi Minami yang berantakan karena sudah hampir dia lucuti pakaiannya. Buru-buru Satya menghapus bayangan erotis yang berkelebat di kepalanya dan fokus menyiapkan makanan. Dengan dibantu Jorgi, dia menata makanan di meja dan mereka berdua merawat mereka yang luka. “Jadi bagaimana setelah ini?” tanya Satya pada Avalon. Sheeva sudah sadar dan makan sedikit dengan disuapi Jorgi. Sedangkan Minami masih tidur. “Kalau dia bangun, kasih makan yang banyak. Nanti juga sembuh,” kata Avalon menunjuk Minami. “Bukan itu. Soal Marylin yang diceritakan Jorgi. Apa rencana selanjutnya?” Avalon menggeleng. “Aku nggak tau. Mungkin Marylin bakalan pergi setelah ini. Dan pencarian kita kembali ke awal.” “Penyihir unik lainnya …, apa kamu punya daftarnya? Di mana kita bakal bisa menemui mereka?” Avalon memalingkan wajah. Menghindari tatapan Satya. “Jangan bilang kamu nggak tau apa-apa soal mereka!” tebak Satya. “Hei! Aku pangeran! Aku biasa mendapatkan hasil tanpa perlu bersusah payah!” Wajahnya memerah karena malu. “Di dunia ini kamu bukan siapa-siapa, sadarlah!” bentak Satya. “Bisa-bisanya kamu datang ke sini dengan tangan kosong dan cuma tau Minami saja?” “Itu karena … sebelum datang ke sini, aku bisa merasakan getaran sihir yang digunakan Minami. Aku hapal aura sihirnya karena dekat dengan dia cukup lama.” “Hh, aku heran, kamu teman dekat Minami tapi nggak bisa berbuat apa-apa ketika dia dibuang.” Avalon menghela napas panjang. “Bukan aku yang menentukan. Tapi dewan sihir,” katanya lemah. “Sekarang kita kembali ke titik nol kan?” tanya Satya lemah. Kedua lelaki itu tertunduk lesu. Walau Satya merasa ini nggak ada hubungan sama sekali dengan dirinya, tapi dia merasa bertanggung jawab dengan Minami. Penyihir itu pasti ingin pulang ke dunianya. Dibuang itu nggak enak. Tapi untuk melepas Minami pulang ke negeri yang kacau balau, Satya nggak tega. Dipandanginya Minami yang masih tidur pulas. Dia terlanjur menyayangi penyihir itu. Pasti berat ketika waktunya tiba untuk saling melepaskan. “Tenang saja, Minami bukan tipe penyihir yang nggak tau balas budi. Walau dia bisa pulang ke dunianya, pasti dia lebih memilih untuk tinggal bersamamu.” “Tapi dunia ini terlalu kejam bagi makhluk berbeda sepertinya. Aku takut banyak yang akan memanfaatkan kemampuan sihirnya.” “Tugasmu untuk memastikan dia aman.” Satya mendesah. Dia ingin melakukan lebih dari itu. Tapi apa penyihir dan manusia bisa hidup berdampingan dengan damai. Nyatanya, yang dia lihat beberapa hari ini, penyihir lebih sering membuat kekacauan di dunia manusia. “Para penyihir unik itu, apa kamu punya daftarnya?” tanya Satya tiba-tiba setelah mereka terdiam cukup lama. “Kenapa kamu mau tau?” “Mungkin kita bisa menelusuri jejak mereka di internet. Yah, nggak mungkin ketemu langsung alamatnya sih. Tapi pasti ada keanehan yang mereka tinggalkan kan?” Avalon nggak tau apa yang dibicarakan Satya. Sepertinya memberi harapan. “Satya benar, lebih baik kita jemput bola dari pada menunggu tanpa kepastian.” Makin nggak paham Avalon dengan omongan mereka. Jemput bola apanya? Kenapa bola harus dijemput? “Siapa bola dan internet ini? Apa mereka manusia hebat seperti kami para penyihir?” Satya dan Jorgi saling berpandangan. Lalu mereka tertawa terbahak menertawakan kepolosan Avalon.
Free reading for new users
Scan code to download app
Facebookexpand_more
  • author-avatar
    Writer
  • chap_listContents
  • likeADD