Sebagai kapten tim, Jovanka merasakan tanggung jawab besar untuk membawa kemenangan bagi sekolahnya. Pertandingan persahabatan tidak bisa dijadikan alasan untuk berleha-leha. Jovanka dan keempat orang lainnya berlatih setiap hari sebelum acara camping dilaksanakan, plus dua pemain cadangan yang juga ikut berlatih bersama mereka. Oleh karena itu, Jovanka tidak akan pernah membiarkan timnya kalah. Semangat begitu menggebu, sampai-sampai ia mengabaikan kapasitas kemampuannya. Suara jeritan dan teriakan memenuhi lapangan. Bola basket melayang di udara, melesat cepat ke arah hidung mancung milik seorang gadis. “Awas!” Bugh! Bruk! Bersamaan dengan bola basket yang jatuh dan menggelinding ke pinggir lapangan, tubuh seorang gadis ikut terjatuh. Cairan merah segar merembes dari sela jari yang