22. Orang Misterius

933 Words
Byur…. David menarik tangan Mayleen dan membawanya ke permukaan. Gadis itu pingsan membuat David semakin cemas. David membawa tubuh gadis itu naik ke tepi kolam. Perlahan ia membaringkan Mayleen dengan posisi terlentang. David menepuk pelan pipi Mayleen, namun tidak ada respon dari gadis itu. David membuka sedikit mulut Mayleen dan memberikanya napas buatan. Berkali-kali ia melakukan itu hingga akhirnya Mayleen tersedak dan mengeluarkan air dari mulutnya. Perlahan Mayleen membuka matanya, ia menatap David dengan mata berkaca-kaca. David membawa Mayleen ke dalam dekapanya. Mayleen menangis dalam pelukan David. Sesak itu membuatnya sadar bahwa waktunya tidak lama lagi. Hidupnya semakin singkat, ia tidak bisa bertahan lebih lama tanpa mutiara kehidupannya. David menggendong Mayleen untuk masuk ke dalam. Tidak peduli dengan lantai yang basah karena air yang menetes dari tubuh mereka. David menurunkan Mayleen di atas ranjang. David membuka lemari mencari handuk yang bisa ia gunakan untuk mengeringkan rambut Mayleen. David duduk di samping gadis itu dan menggosok kepalanya dengan handuk. Mayleen diam mematung dengan tatapan kosong. David menggenggam tangan Mayleen sedikit meremasnya. “David….” “Jangan katakan apa pun saat ini. istirahatlah hari ini aku akan di rumah menjagamu,” ujar David. Mayleen menggeleng, ia butuh sendirian. Ia ingin menghabiskan waktu untuk menenangkan diri. “Aku ingin sendiri, pergilah,” ujar Mayleen. David tetap ingin berada di rumah menjaga Myaleen tapi gadis itu selalu menolaknya. Ia tidak ingin gara-gara dirinya David mendapatkan masalah. Dia benar-benar ingin sendiri tanpa pria itu. David bernjak mencari pakaian untuk Mayleen. Alangkah bodohnya dia saat tahu pakaian Mayleen yang tersisa adalah pemberian dari Xiao Yi tentu semua stylel pakaiannya seksi. David mengutuk sahabatnya yang telah berani memberikan Mayleen pakaian kurang bahan itu. “Aku akan pergi sebentar, kau pakai dulu pakaianku.” Mayleen hanya mengangguk saat David kembali membawakan pakaian untuknya. David pergi setelah Mayleen keluar dari kamar mandi untuk berganti pakaian. David melajukan mobilnya ke sebuah toko pakaian wanita. Walau sudah menggunakan penyamaran tetap saja David merasa malu saat memasuki toko. Dengan ramah pria itu disambut oleh penjaga toko. David tidak menghiraukan sapaan wanita itu, ia pun segera mencari pakaian yang cocok untuk Mayleen. Beberapa potong pakaian sudah ia dapatkan sekarang tinggal pakaian dalam. David terlihat bingung saat memilih pakaian dalam untuk Mayleen. Sesekali pria itu meneguk ludahnya pelan. David baru tahu pakaian dalam wanita ternyata sangan imut, lucu dan aneh-aneh. “Ada yang bisa saya bantu, Tuan?” tanya seorang pelayan dengan ramah. “Tidak terima asih,” jawab David sambil menahan malunya. David melihat sekitarnya, semua pelayan toko tengah menatapnya. Ya, pria mana yang mau membelikan wanita pakaian dalam. Mau taruh di mana wajah David. Dengan asal David memilih beberapa pakaian dalam yang menurutnya imut dengan corak yang beragam. Sekarang giliran pelayan kasir yang mengulum senyum padanya. “Apa pakaian ini untuk istri Anda?” tanya pelayan itu. David mengangguk, ia malas meladeni wanita itu. “Kami memiliki pakaian dalam yang bagus untuk istri Anda. Keluaran terbaru,” ujarnya lagi. David memutar bola matanya kesal, tidak tahukah wanita itu jika dia buru-buru? Seorang pelayan datang membawa pakaian dalam terbaru yang dikatakan si pelayan kasir. Mata David terbelalak melihat pakaian dalam seksi. Membayangkan Mayleen menggunakan pakaian dalam itu membuat tubuhnya berdesir aneh. Membayangkannya saja sudah membuat David gila. “Apakah Anda tertarik? David dilema. Pikirannya sudah melayang ke mana-mana tapi egonya bersikeras untuk menolak. David rasanya ingin berteriak, cuma memilih pakaian dalam saja membuatnya stress. Ini adalah ujian terberat bagi David. “Bungkuskan saja,” ujar David cuek. Pria itu merutuki bibirnya yang asal bicara. Tapi dia sudah terlanjur mengatakannya jadi mau tidak mau dia membelikan Mayleen g-string. **** Setelah membelikan Mayleen pakaian, David pun pergi ke lokasi syuting . Walau  merasa khawatir tapi pria itu meyakinkan dirinya bahwa Mayleen akan baik-baik saja. Setelah David pergi Mayleen hanya diam mengurung diri di dalam kamarnya. Perasaannya kacau, ia tidak memiliki banyak waktu tapi mutiara itu belum juga ia dapatkan. Mayleen harus menanyakan tentang keberadaan mutiara itu pada Sean. Mayleen menggigit bibir bawahnya, bagaimana jika Sean tidak memberikan mutiara itu dan dia tidak peduli denganya. Gadis itu menggeleng, ia belum mencoba, ia harus mencari tahu sendiri.  Mayleen bangkit dari tempat tidur, ia pergi dari rumah David berjalan kaki menuju lokasi syuting. Ingatan yang tajam membantu gadis itu sampai di tempat tujuan. Mayleen mengedarkan tatapannya  mencari sosok Wang Sean. Saat matanya menemukan orang yang dicari Mayleen segera menghampiri wang sean, berdiri tepat di depan pria itu. “Bisa kita bicara sebentar?” Mayleen menatap Wang Sean penuh keseriusan. Sean menatap penampilan gadis di depannya yang lusuh, ia pun mengangguk. Mereka pergi  menjauh dari keramaian. Dengan perasaan was-was Mayleen membulatkan tekadnya untuk bertanya pada Sean. “Tentang mutiara itu aku--” “Mayleen.” Ucapan Mayleen terputus saat David menghampirinya. Pria itu kini menatap Mayleen dengan kening mengkerut. Apalagi melihat Mayleen dan Sean sedang bicara, berdua. “Kenapa kau bisa berada di sini? Bukankah kau ingin di rumah?” Mayleen merasa gugup saat David menatapnya. Tangan gadis itu mengepal dan gemetar. “Mayleen apa kau sakit?” tanya Sean. Tangan pria itu terjulur untuk memeriksa kening Mayleen namun David menepisnya. Ia tidak suka Sean menyentuh Mayleen. “Mayleen ikuti aku,” perintah David namun Mayleen menolak. Sean tersenyum melihat penolakan Mayleen. Dengan kesal David menggendong Mayleen menjauh dari lokasi syuting. “Turunkan aku!” teriak Mayleen sambil memukul punggung David. Pria itu tidak menghiraukan sama sekali. Ia menurunkan Mayleen di sebuah tempat yang cukup sepi. David mengatur napasnya. Ditatapnya Mayleen yang sedang cemberut. “Kenapa kau menemui Sean? Bagaimana  jika Sean tahu kau adalah putri duyung?” David berkacak pinggang, ia sangat khawatir dengan keselamatan Mayleen. Bagaimana pun juga identitasnya harus dirahasiakan. “Tapi aku harus mendapatkan mutiara itu dari Sean.” “Kita gunakan cara lain, oke?” David memijat kepalanya yang pusing. Perasaannya kacau. David menegang saat Mayleen memeluknya dengan lembut. Perasaannya menjadi lebih tenang dari sebelumnya. “Jangan lakukan lagi. Aku tidak mau kau dalam bahaya,” ujar David membalas pelukan Mayleen. “Aku tidak akan mengulanginya.” Tanpa mereka berdua sadari ada seseorang yang mengintip sejak tadi.  Orang itu tersenyum misterius. “Mermaid,” gumamnya sebelum pergi. 
Free reading for new users
Scan code to download app
Facebookexpand_more
  • author-avatar
    Writer
  • chap_listContents
  • likeADD