Home part 3

1282 Words
“Janganlah ilmu Kungfu ang kalian miliki ini menjadikan kalian sombong, pakailah ilmu Kungfu yang kalian gunakan ini untuk di jalan kebenaran, untuk menolong orang.” “Baik Shifu.” Jawab mereka semua “Nanti akan ku kabari siapakah yang berhak mengajari kalian semua, dan aku harap apapun keputusan ku, dan siapapun orang yang akan ku pilih kelak, kalian jangan pernah membuat keributan dan membuat masalah,” Seru Biksu Yen “Baik Shifu.” “Ayo sekarang kita lanjutkan latihannya lagi,” ajak Biksu Yen. Aku masih saja berkutat dengan pengiriman barang serta melegalisir beberapa dokumen dokumen penting, dan mengirim surat permohonana untuk bisa tinggal dan menetap di Amerika. “Beres mengirim surat permohonan izin menetap di sana, dan saatnya menunggu hingga 7 hari masa kerja,”gumamku. “Blue …, Apa yang kau lakukan ?” tanya ayah kepadaku “Sedang mengirim email dan berbagai dokumen lainnya, ada apa?” tanyaku “Begini, para muridku bertanya, siapa kelak yang nantinya akan meneruskan Wingchun, dan siapa yang nantinya akan menggantikan posisiku.” “Lalu apa yang ayah katakan?” “Ayah bilang, nnati akan ayah kabari, dan sekarang aku sedang mencari cara, bagaimana aku mengetahui siapakah yang tepat untuk meneruskan dan mengajari mereka semua.” “Hmm … Begitu ya , baiklah nanti Blue akan bantu carikan sebuah ide, Hmm … kira kira, mereka sudah tahu aku yang sekarang belum ya ?” “Sepertinya belum, karena kamu kan sangat sibuk, dan lagipula sejak SMA kamu tinggal di asrama dan kuliah di kota, jadi mereka sudah lupa akan wajahmu, memangnya kenapa?” “Aku ingin merubah wajahku menjadi sangat jelek sekali, dan aku akan berpura pura meminta tolong kepada mereka.” “Pura-pura minta tolong seperti apa?” “Bagaimana kalau aku terjebak dalam Es, atau aku di ganggu oleh orang jahat, atau bisa saja kan aku membuka kedai mie, dan kemudian aku di peras oleh beberapa preman, bagaimana ideku?” “Hmmm … Baiklah, kalau begitu, aku hanya ingi mnegetahui siapakah yang paling tepat, yang bisa mengajari mereka. Walaupun aku sudah tahu, tapi aku belum bisa memastikan orang itu siapa, karena sebenarnya aku memiliki tiga kandidat, Xiao Min, Ming Zhe, dan Xa Chou. Kau harap dari ketiga orang tersebut penerus pondok latihanku. “Ok … Ayah tenang saja, nanti ayah akan mengetahui siapa orang itu.” Sesungguuhnya dari awal aku sudah mengetahui siapakah orang yang paling tepat yang akan meneruskan pondok Latihan Ayah. Pernah beberapa kali aku memergoki ketiga orang itu, dan mereka memiliki sifat buruk yakni, tamak, sombong, dan tidak pernah mau membantu orang lain, serta tidak peduli kepada orang lain. Ada satu orang yang menurutku selalu saja di jadikan bahan bullyan dari ke 5 orang murid yang ada di pondok Latihan ayah. Dia Bernama Dao Zhe. Dia dijadikan bahan bullyan ke liama orang itu, lantaran fisiknya yang kecil, tidka seperti badan pria pada umumnya. Selain itu juga ia memiliki gigi yang tonggos, tapi di balik kekurangannya itu tersimpan banyak kelebihan darinya. Dibandingkan dengan murid ayah yang lain, ia sangat cerdas dan pintar. Setelah Latihan Dao Zhe selalu menyempatkan dirinya untuk membaca buku, dan buku yang di bacanya juga tidka tanggung- tanggung, buku filsafat, buku detective, dan buku ilmu yang lainnya. Banyak Wanita yang menganggap dia pria cpu dan lemah, oleh karena itulah ia mengikuti Wingchun, agar ia memiliki ketrampilan lainnya selain membaca. Aku sempat kagum dengannya, tapi ia bukan tipe ku. Karena dia sangat pemalu dan pendiam. Singkat cerita, aku sudah memasang jebakan untuk para murid ayah yang berada di pondok. Ceritanya aku datang ke pondok, menyamar sebagai seorang Wanita yang buruk rupa. Aku meminta tolong kepada mereka untuk membeli daganganku. Aku menjual pangsit dan mie. Sementara saat itu ayah melihatnya dari kejauhan… “Permisi, apakah kalian bisa menolongku untuk membeli daganganku, sejak pagi tadi daganganku belum ada yang laku,” pintaku pada murid murid di sana. Beberapa orang di sana, tergerak hatinya untuk membeli dan melariskan daganganku. “Aku sangat berterima kasih kepada kalian semua, karena telah membeli daganganku,”ucapku pada mereka Namun dari jah tampak 5 orang yang sudah ku tandai, yang suka membully Dao Zhe. Tiga orang diantaranya adalah murid yang dijagokan oleh ayah untuk menjadi penerusnya kelak. Mereka marah kepadaku,karena aku di anggap sudah merusak tempat itu “Hey, kau Wanita buruk rupa, apa gerangan yang membuatmu datang ke tempat ini?” tanya mereka berlima “Maaf kakak-kakak, kau ke sini hanya untuk menawarkan daganganku saja, aku hanya meminta kalian untuk membeli daganganku ini,”pintaku. “Apa ini, untuk apa kalian membeli dagangan Wanita itu? ayo cepat kembalikan dagangannya. Di sini tak menerima gadis buruk rupa macam dirimu. Di sini menerimanya gadis cantik dan sexy, betul kan teman-teman?” ucap Xiao Min. “Tapi aku kan juga punya hak, untuk berdagang,” jawabku “Apa kau tuli? Di sini tidak menerima gadis buruk rupa, ayo cepat pergi, sebelum kesabaranku habis, lebih baik kau pergi dari sini!” ketus Xia min “Lagipula nyalimu tinggi juga ya di sini, sudah di bilang tak menerima, malah kau tetap di sini, kita kerjai saja dia, bagaimana teman-teman?” usul Ming Zhe “Hahha … Boleh juga, tapi jangan di sini, karena pasti akan ketahuan oleh Shifu. Dan awas saja kalian kalau sampai kalian mengadu pada Shifu, akan ku basmi sekalian. Ah iya lagipula nanti kalau salah satu dari kami yang akan menjadi guru di sini, kalian harus patuh dan tunduk pada kami semua, kalau sampai kalian tidak tunduk, aka nada ancaman dan hukuman untuk kalian! Apa kalian mengerti?” ancam Xa Chou. Ke-14 murid hanya bisa diam tertunduk ketakutan. Mereka tak ingin jika salah satu dari kelima orang itu menjadi penerus Shifu, sudah pasti mereka semua akan tersiksa dan terancam. Mereka berharap bukan lima orang itu yang menjadi penerus pondok Latihan di desa ini. Tapi siapa ? Tiba tiba saja daganganku, di lempar ke jalanan oleh Xa Chou … “Ya Tuhan, apa masalahmu? Jangna berbuat kasar terhadap Wanita,” ujarku marah “Woohooo … bisa marah juga Wanita ini, hahahhaa, bagaimana kalau kita robek saja pakaiannya dan kita kerjai dia, supaya dia kapok dan tak akan ke sini lagi!” hasut Ming Zhe “Iya Ayo …” “Hey kalian jangan seperti itu, dia itu Wanita, kalian jangan jahat dengan Wanita. Apa kalian lupa dengan pesan Shifu, yang mengatakan bahwa kita harus menggunakan Kungfu untuk kebenaran, bukan seperti ini,” salah satu murid Wanita ayahku. Kelima murid pria ayahku tidak peduli akan peringatan yang diberikan oleh para murid Wanita. Tujuh orang murid Wanita yang ikut dalam pondok Latihan ayahku, berani melawan kelima orang tersebut, demi membelaku. Mereka bertarung satu sama lain. Aku sedang menunggu keberanian Dao Zhe, untuk melawan mereka berlima. Butuh waktu lama untuk meyakinkan Dao zhe agar berani melawan mereka. “Dao Zhe … Apa kau tidak ingin melawan mereka berlima? Mereka sudah sangat keterlaluan terhadap seorang Wanita, bukankah kau selalu suka membaca berbbagai buku tentang ketidak adilan dan tentang berharganya seorang Wanita, kenapa saat ini kamu diam saja? Bukankah kamu juga sama sama berlatih di pondok ini? Apa yang menyebabkan kamu takut? Kau takut dengan mereka kah? Memangnya apa yang sudah mereka perbuat padamu? Kau tidak ingin di injak lagi kan oleh mereka? Bangkit dan tunjukkan kepada mereka bahwa kamu berani dan kamu bisa!!” ucapku dengan menantang keberanian Dao Zhe Mendengar ucapanku, tersulutlah keberanian Dao Zhe, langsung saja ia mengambil kuda kuda dan langsung menghajar kelima orang itu. Dan tanpa Dao Zhe sadari, ternyata kemampuan dan keberanian Dao Zhe sangat bagus, bahkan lebih dari yang di harapkan. Baginya saat ini adalah menolong orang yang lemah, dan harus berani berkata tidak pada sebuah penindasan. Tidak akan ada lagi yang Namanya senioritas, yang ada hanyalah kesetaraan, dan saling menghormati satu sama lain.
Free reading for new users
Scan code to download app
Facebookexpand_more
  • author-avatar
    Writer
  • chap_listContents
  • likeADD