Home Part 2

1161 Words
“Ya … Memang sih luas ruangannya tidak seluas dengan rumah kita di sini ayah, tapi, setidaknya cukup untuk kita berdua dan balkonya lumayan luas juga untuk kita Latihan.” Ayah angkatku merupakan seorang biksu dari kuil Hépíng (perdamaian). Kuil itu sendiri letaknya ada di Sebuah desa kecil tersembunyi di Pegunungan Tianzhu China bernama Ganxi Dong. Pasalnya, desa yang sekilas biasa saja itu ternyata dihuni oleh para ahli bela diri Kungfu. Bukan hanya anak muda dan orang dewasa saja, wanita dan anak-anak pun bisa bela diri Kungfu. Awal mula ayahku menjadi seorang biksu, adalah karena kenakalan remaja .Yen, begitu nama yang di berikan oleh kedua orangtuanya. Orangtuanya berharap bahwa ia akan menjadi seorang anak yang baik, patuh kepada orang tuanya, dan dapat mengangkat derajat kedua orang tuanya kelak Namun, ketika ia remaja, ia sangat nakal, dan selalu membangkang dengan peraturan orang tuanya. Hingga satu saat ia pernah berbuat dosa yang sangat besar yakni sempat menghamili kekasihnya. Karena merasa sangat malu, kekasihnya meminta pertanggung jawaban dari Yen. Yen mencoba untuk bersikap tenang. Dan ia berjanji kepada kekasih yang sangat ia cintai akan segera menikahkannya. Yen pun mencoba untuk segera menikahkan dirinya dengan kekasihnya karena kekasihnya sudah berbadan dua. Mendengar hal itu, Kedua orang tua Yen marah, harapan mereka pupus, karena mereka menginginkan agar anaknya bisa sekolah dengan lulusan terbaik dan mendapatkan bea siswa. Namun, yang mereka dapat hanyalah malu dan cercaan di mana mana. Kali ini Yen sudah tidak bisa berbuat apa-apa, nasi sudah menjadi bubur, dan mereka sudah tidak bisa menahan rasa malu yang besar. Yen berkata dan berjanji kepada kedua orangtua memenuhi impian mereka. Akan tetapi, mereka sudah tidak mau mengakui Yen lagi menjadi anaknya. Yen mencoba berdiri sendiri, Yen mencoba untuk menjadi seorang lelaki sejati dna bertanggung jawab. Ia pun pergi ke rumah kekasihnya bermaksud ingin melamar kekasihnya itu. namun, naas tidak bisa di cegah. Ia melihat kekasihnya sedang menuju jembatan untuk bunuh diri. belum sempat ia berbicara dengan kekasihnya itu, ia sudah lompat dari jembatan menuju jurang yang sangat dalam. Kekasihnya itu hanya meninggalkan sepucuk surat untuk dirinya. Yen hanya bisa menangis, karena ia melihat kekasihnya lompat dari jembatan dan bunuh diri. Yen benar-benar merasa terpukul karena orang ia cinai sudah pergi selamanya. Tak ada lagi sandaran hidup kala ia sedang di rundung kesedihan. Yen mencoba untuk membaca sepucuk surat yang di tulis oleh pujaan hatinya itu. Dear Yen, Sayang maafkan aku kalau aku sampai harus pergi meninggalkanmu selamanya. Hal ini ku lakukan karena aku sudah tak bisa lagi menahan rasa sakit. Aku Sudha mencoba untuk menggugurkan kandungan itu. dan setelah aku mengguggurkan kandungan aku mengalamai pendarahan yang sangat hebat. Bukannya rasa kasihan atau rasa ingin menolong yang ku dpaat dari kedua orang tuaku, melainkan cemoohan dan rasa amarah serta benci. Mereka akhirnya mengetahui bahwa aku sedang mengandung anakmu. Mereka malu, bahkan merka mengatakan kepadaku, lebh baik aku mati daripada mereka harus menanggung malu. Jadi aku memutuskan untuk pergi selamanya karena permintaan mereka. Aku juga minta maaf karena aku telah menggugurkan anak kita, hal it uku lakukan karena aku sudah tidak tahu lagi apa yang harus aku lakukan. Aku harap kau memaafkan atas segala kecerobohan dan kesalahanku. Aku akan tetap selalu mencintaimu Xiu er “Tidaaaaakkkkk …” teriak Yen dari jembatan itu. Yen menjadi seperti orang lilnglung yang tak memiliki dunia dan tak tahu arah tujuan hidup. Baginya dunia yang ia miliki dan yang ia bangun dengan segala kesombongan nya sudah hancur berkeping, hanya karena ulahnya. Yen muda mencoba untuk mengakhiri hidupnya karena dalam benaknya, ia merasa sudah tidak ada yang mau menerimanya lagi. Ia mencoba untuk minum racun, tapi gagal. Ia masih bisa di selamatkan oleh pemilik kedai mie yang menemukannya di depan kedai. Ia di temukan tergeletak di jalanan depan toko mie ayam Sepertinya Tuhan masih memberikan kesempatan baginya untuk memperbaiki semua kesalahan yang pernah ia jalani. Pemilik kedai mie merasa kasihan dengan Yen muda, saat ia tahu alasan di balik ia meminum racun. Pemilik kedai mie, mempekerjakan Yen dan mengajarinya banyak hal, seperti cara bedagang dan kungFu. Semua ilmu Kungfu, di berikan kepada Yen, lantaran sang pemilik kedai tidka memiliki seorang anak. Hidupnya hanya sebatang kara. Istrinya sudah pergi dengan pria lain. Oleh karena itu pemilik kedai itu juga membagikan semangat hidupnya kepada Yen. Yen muda menjadi sangat terampil, baik dalam hal berdagang, membuat mie yang enak, serta juga dalam KungFu. Ada satu ilmu KungFu yang paling ia gemari, yakni Wing Chun. Pemilk kedai yang mengetahui bakat Yen yakni menguasai ilmu WingChun, mengirimnya ke sebuah desa yang bernma Foshan. Di sini lah tempat asal muasal Wing Chun. Hampir selama 10 tahun Yen mempelajari tehnik Wing Chun. Sampai satu Ketika Yen memutuskan untuk menjadi biksu. Baginya kesedihan kesenangan hanyalah sebuah ilusi dan tipu muslihat dunia. Ia hanya ingin memanfaatkan waktu yang ada untuk lebih dekat lagi dengan sang Pencipta. Yen pindah ke bagian utara China, lantaran pada saa itu telah terjadi pembunuhan massal yang di lakukan oleh Jepang. Semua ahli Kungfu yang bisa bertahan hidup juga memutuskan untuk pindah dari bagian Selatan China. Sudut paling utara dan menjadi yang terdingin di Kota Mohe adalah sebuah kawasan pedesaan bernama Desa Beji. Desa Beiji adalah titik tertinggi di negara China yang berbatasan langsung dengan Rusia. Didirikan pada tahun 1960an, Desa Beiji memiliki luas 16 kilometer  persegi dan dihuni oleh 1000 orang penduduk. Rumah-rumah di Desa Beiji memiliki gaya arsitektur mungil dan terbuat dari kayu pinus yang dilapisi lumpur, mirip dengan yang ada dalam buku dongeng anak-anak. Dan sampai detik ini Biksu Yen, masih tinggal dan menetap di Desa Beji dan mengajarkan Kungfu Wing chun pada pemuda-pemudi di sini. Keesokan harinya, aku sibuk wara-wiri mengurus segala dokumen serta barang barang yang nantinya akan aku kirim ke apartemen di Amerika sana. Begitu juga dengan Ayahku, ia juga sibuk dengan para muridnya. “Murid muridku, aku rasa dalam beberapa minggu ini, akan menjadi Latihan terakhir bagi kita!” ucap Biksu Yen kepada para muridnya. “Memangnya ada apa shifu?” tanya salah seorang muridnya “Hal ini dikarenakan saya akan mengikuti putri saya yang akan bekerja di luar negeri sana,”ujar Biksu Yen “Apa artinya anda akan tinggal di sana selamanya?” “Ya sepertinya begitu, karena tidak ada yang menjaga putirku,”jawab Biksu Yen Wajah mereka menjadi sangat sedih saat Biksu Yen memberitahukan kepada mereka bahwa ini adalah minggu terakhir mereka Latihan wingchun. “Siapa nanti yang akan melatih kami?” tanya Xa Hua, salah satu murid Biksu Yen “Hmmm …Entahlah aku belum menunjuk siapa yang nanti akan mengajari kalian semua, aha sudahlah itu gampang, perkara siapa yang akan mengajari kalian, nanti kalian akan mengetahuinya. Dan aku harap kepada kalian semua agar jangan berebut posisiku, menjadiku, mengajari ilmu ini. Karena untuk menjadi ku, orang yang mengajari ilmu ini, sangat berat. Pertama, tidak boleh sombong atas ilmu dan posisi yang di miliki, ingat ini semua hanya titipan” Para murid yang mendengar ucapan ini, diam seribu Bahasa. Mereka sadar bahwa selama ini, ilmu kungFu yang mereka miliki masih mereka pergunakan untuk kesombongan. Bukan dipakai untuk kebenaran.
Free reading for new users
Scan code to download app
Facebookexpand_more
  • author-avatar
    Writer
  • chap_listContents
  • likeADD