Lia berada didalam kamar dengan sedikit harapan bahwa teman Manoj tidak akan lama, memutuskan berada diranjang menggunakan kemeja Manoj yang sudah pasti sangat kebesaran untuknya. Kamar ini tidak jauh berbeda dengan kamar yang ditempatinya tadi pagi, wangi yang awalnya membuat mual tapi tidak dengan sekarang. Dari dalam kamar Lia bisa mendengar suara mereka bahkan dapat Lia simpulkan jika mereka sedang minum – minum, memilih untuk menjelajahi kamar ini dimana banyak barang – barang Manoj dan karena sudah tidak ada yang dilihat Lia memutuskan untuk istirahat.
Pintu terbuka langsung membuat Lia membeku dimana ternyata Manoj yang masuk menatap dirinya dari atas kebawah dengan pandangan terpesona, langkah pelan Manoj kearah Lia membuat jantungnya berdetak kencang. Manoj membelai wajah Lia pelan mencium bibirnya lembut seakan takut kehilangan, Lia membalas ciuman Manoj dengan tidak kalah lembutnya. Suasana yang mendukung membuat mereka melupakan semuanya dimana ciuman lembut berubah menjadi lebih dalam bahkan Manoj sudah mengangkat tubuh Lia hingga melingkarkan kakinya di pinggang Manoj.
“Ada jalang dirumahmu.”
Tubuh Lia membeku mendengar suara laki – laki lain, Manoj langsung tersadar atas kesalahannya barusan. Tidak melepaskan Lia dari gendongannya karena setengah tubuhnya terbuka akibat perbuatannya, Lia hanya diam menyembunyikan wajahnya pada d**a Manoj berharap temannya tidak mengetahui siapa dirinya. Perbuatan Lia ini membuat Manoj semakin tidak tahan tapi dirinya harus bisa menahan agar tidak kelepasan melakukan hal lebih pada Lia yang berada dalam gendongannya, Lia memberikan gerakan pada dadanya yang penuh dengan bulu dimana gerakan pelan tersebut semakin membuat Manoj tidak menahan diri.
“Dia kekasihku jadi tak akan aku ijinkan kau menyentuhnya” Manoj mengucapkan dengan nada datar “kamu membuat aku gila, sayang.”
“Baiklah karena aku sendiri ingin tidur disini, kalian bisa menggunakan tempat lain bukan?” melangkah kearah ranjang semakin membuat Lia mengeratkan pelukannya.
Teman Manoj masuk kedalam kamar membuat mereka keluar dari kamar, Manoj menutup pintunya perlahan berjalan ke taman belakang. Menurunkan Lia membuat mereka saling menatap satu sama lain, Lia merapikan penampilannya setelahnya membelai wajah Manoj pelan dan sepertinya malam ini mereka harus berpisah.
“Jangan minum terlalu banyak” Manoj mengangguk “aku kembali terlebih dahulu.”
Manoj mengangguk dengan cepat Lia menaiki tangga dan langsung kembali ke rumahnya yang tampaknya sangat gelap, Lia masuk kedalam menyalakan semua lampu dengan melangkah kesetiap sudut dimana rumah ini selalu sepi setiap mereka semua ada kegiatan dan Lia sendiri sudah terbiasa dengan kondisi seperti ini. Badan Lia ternyata sangat lelah dan akhirnya memutuskan berganti baju terlebih dahulu sebelum istirahat, Gio mengatakan akan sampai kerumah malam hari besok sedangkan Dio lusa pagi akan sampai rumah.
Manoj memberikan pengalaman baru untuknya dalam bercinta yang selama ini hanya didapatkan dari Gio seorang, Lia tahu masa lalu Gio dan menerimanya dengan tangan terbuka meski dulu terkadang memikirkan bagaimana jika seandainya dia berada di posisi Gio, kejadian dirinya di Kalimantan memberikan kesan tersendiri yang menurut mereka dirinya berada dalam pengaruh orang sana. Ketukan pintu kamar membuat Lia terkejut dan sedikit ketakutan, namun akhirnya bernafas lega saat mendengar suara Manoj dengan segera dibukanya pintu membuat mereka saling memandang.
“Aku sudah merindukanmu” menatap Lia lembut “kita melakukan disini atau tempatku?.”
Lia terdiam mendengar kata – kata Manoj, melangkah lalu menutup pintu kamarnya pelan “aku tidak mau kamar ini menjadi saksi tempat aku melakukan hubungan gelap.”
Manoj berjalan mendekati Lia “seketika aku menginginkan merasakan ranjang pengantinmu.”
Mengangkat Lia dengan membuka pintunya lalu mendorong dengan kaki hingga tertutup, Lia sendiri tidak bisa berbuat apa – apa karena Manoj mencium bibirnya penuh gairah. Meletakkan Lia diatas ranjang perlahan tanpa melepaskan ciuman mereka berdua, Lia yang masih menggunakan pakaian Manoj dengan mudah membukanya lalu diremasnya payudaranya perlahan. Ciuman Manoj turun ke leher dengan dijilatinya secara pelan membuat Lia mengeluarkan desahan, Manoj melepaskan celananya yang didalamnya sudah berontak ingin memasuki rumahnya dalam satu kali tekan penisnya masuk semua kedalam v****a Lia. Ranjang yang selalu menjadi saksi bagaimana Gio menjamahnya sekarang terganti dengan pria lain, yang menggerakkan penisnya keluar masuk dalam v****a Lia dan sang wanita menikmati setiap inch dari p***s tersebut berada didalamnya. Manoj keluar tidak lama kemudian dalam rahim Lia dengan langsung mengeluarkan penisnya, menatap Lia yang lelah menghadapi dirinya meski cepat keluar tapi gairahnya selalu cepat kembali.
“Luar biasa kamu, aku kembali kerumah” mencium bibir Lia singkat.
Meninggalkan Lia seorang diri di dalam kamar pengantinnya dalam keadaan tanpa busana dimana Manoj membawa serta pakaiannya, Lia membelai bibir vaginanya dimana s****a Manoj masih berada disana. Diambilnya sedikit lalu dijilatinya menikmati sisa – sisa pria tersebut ditubuhnya, Lia bangkit membersihkan diri dengan menggunakan sabun yang sangat harum. Mengambil pakaian terbaiknya tanpa menggunakan dalaman, sengaja dilakukan jika secara tiba – tiba Manoj masuk kembali kerumahnya. Menatap rumahnya yang tampak sepi dan gelap secara perlahan Lia menyalakan lampu menuju dapur untuk mengambil air, Lia berjalan seakan menjadi peragawati dimana tubuhnya menjadi semakin seksi setelah apa yang diperbuatnya. Menuju taman belakang menatap indahnya malam dan menikmati pemandangan malam dimana tanaman – tanamannya tampak indah. Lia tertidur hingga sinar matahari muncul, menatap sekitar dimana sepertinya dirinya tidur ditaman belakang dan langsung masuk kedalam untuk menyiapkan makan yang akan dibawanya ke toko rotinya.
“Manoj akan menyukai bekal ini” menatap hasil karyanya dengan bangga.
Lia keluar dengan menggunakan jaket milik Dio yang dilihatnya tidak jauh dari tempat jemuran, melangkah kerumah Manoj dimana sepertinya sudah mulai ramai keadaan luar. Lia menurunkan niatnya memberikan bekal pada Manoj dengan kembali masuk kedalam rumah, langkah Lia terhenti saat melihat Manoj turun dari balik tembok dengan sedikit melompat. Lia melangkah kearahnya dan langsung berlari kecil hingga menabrak badan Manoj yang terkejut dengan tindakan wanita ini, ditatapnya wajah Lia yang tampak lelah dan diciumnya pelan membuat dirinya menutup mata menikmati sentuhan bibir mereka.
“Aku membuatkan bekal.”
“Mau berangkat?” Lia mengangguk pelan “aku antar.”
Lia mengangguk pelan, suara teriakan dari rumah Manoj membuat mereka saling menatap satu sama lain. Manoj membelai wajah Lia sebelum kembali dengan mencium bibirnya lembut seakan tidak rela untuk melepaskan dirinya dan begitu juga sebaliknya, Lia ingin menghabiskan waktu bersama Manoj saat ini tanpa ada gangguan sama sekali tapi tokonya membutuhkan dirinya.
“Kalian melakukan perselingkuhan?.”