Cinta
Suara desahan terdengar dari dalam kamar membuat Dio harus bertahan diri sebagai anak terakhir dikeluarga ini, kedua insan yang berada dikamar seakan tidak peduli dengan keadaan sekitar sama sekali bahkan keberadaan anaknya.
“Kamu selalu luar biasa, Li” erang Gio sambil menggerakkan penisnya didalam semakin cepat “aku menyukai semua yang ada dalam dirimu.”
Gerakan Gio semakin lama semakin cepat yang dibantu Lia untuk mencapai klimaks secara bersamaan, dua puluh tahun lebih hidup bersama hanya p***s Gio yang pernah memasuki dirinya dan tidak ada keinginan lain. Gio sangat mampu memuaskan Lia dalam segala hal termasuk ranjang, gerakan mereka semakin cepat hingga tidak lama kemudian mencapai klimaks, Gio membiarkan penisnya berada didalam hingga tidak ada lagi yang keluar. Dilumatnya bibir Lia sebelum penyatuan mereka terlepas, Lia selalu merasa kehilangan jika p***s Gio lepas dari dalam miliknya.
“Jadi pengen punya anak lagi” Lia menatap tajam pada Gio yang tersenyum menggoda “karena kamu seksi kalau hamil.”
“Anak – anak bisa ngomel aku hamil lagi, Gi” Gio mengangguk setuju “aku bahagia bisa melahirkan anak hasil dari cinta kita berdua meski diawal banyak mengalami cobaan.”
“Aku yang lebih bahagia karena kamu menerima cintaku.”
Gio melumat bibir Lia dengan sangat lembut seakan tidak ingin menyakiti satu sama lain, melepaskan ciuman dengan saling menatap penuh cinta. Gio memilih bangkit terlebih dahulu untuk membersihkan diri didalam kamar mandi sedangkan Lia membersihkan dengan menggunakan tissue yang ada didalam kamar. Setelah memastikan semuanya bersih Lia memilih keluar dengan menggunakan kimono tanpa apa pun didalamnya, tinggal hanya bertiga dirumah membuat Lia tahu dimana keberadaan Dio saat ini yang pastinya dalam kamar menutup telinganya dengan headset agar tidak mendengar suara desahan dari orang tuanya.
Perut yang terasa lapar membuat Lia memutuskan masak terlebih dahulu sebelum akhirnya sepasang tangan memeluknya dari belakang sambil mencium lehernya secara naik turun membuat Lia harus memukul tangan tersebut. Gio mencuri ciuman singkat di sudut bibirnya sebelum duduk di meja makan menunggu masakan matang, sambil menunggu Gio memainkan ponselnya yang sepertinya sedang membaca sesuatu.
“Tia mengirim video anaknya yang baru belajar jalan” menunjukkan video pada Lia ketika menata makanan di meja “jadi ingat dulu Tia seperti itu.”
“Mama masak apa?” Lia mengalihkan pandangan ke Dio “aku lapar.”
“Mama ambilkan piring buat kamu.”
Suasana makan dalam keadaan berisik dimana Gio banyak bertanya mengenai perkembangan Dio, usia anak – anak mereka saat ini dimana Tia menikah muda saat usia dua puluh tahun karena sang kekasih yang juga sahabatnya ingin status jelas dengan cara menikah dan saat ini mereka sudah memiliki satu orang anak yang berusia dua tahun dan sedang mengandung lima bulan, Kia anak kedua mereka memilih untuk bekerja sambil kuliah ditempat yang sebenarnya tidak jauh dari sini dan anak terakhir mereka Dio baru akan lulus dan bersiap untuk kuliah yang lagi – lagi memutuskan keluar dari rumah. Usia mereka saat ini adalah kepala empat meski begitu banyak yang mengatakan mereka awet muda karena memang mereka sering melakukan perawatan bersama baik wajah maupun dengan pola hidup sehat.
“Mama kenapa bisa mau sih sama papa yang hitam begini?.”
“Seksi dan jantan.”
Dio memutar bola matanya malas mendengar jawaban dari Lia dan sukses melihat Gio sang ayah yang tersenyum bangga, Dio memang mengakui jika kedua orang tuanya selalu penuh cinta tapi apakah memang mereka saling mencintai sebenarnya atau hanya karena s*x. Suara desahan mereka sering didengar anak – anaknya dan itu juga membuat mereka keluar dari rumah, meski begitu Dio mengakui jika sang mama merupakan mama yang terbaik di dunia tidak ada yang mengalahkan siapa pun itu.
“Bagaimana pun fisik papa kamu bagi mama cinta papa kamu itu sangat luar biasa” Dio menatap kedua orang tuanya “mama bisa merasakan bagaimana tulusnya kasih sayang dari papa sangat berbeda dengan pria – pria lain.”
“Yakin tidak akan tergoda dengan orang lain?” Dio menatap kedua orang tuanya bergantian yang kompak menggelengkan kepala “baguslah kalau begitu karena Dio bisa tenang.”
“Maksud kamu?” Lia menatap Dio curiga “jangan bilang kamu memilih kuliah di Yogya?” Dio mengangguk pelan membuat Lia menghembuskan nafas pelan “kamu akan mengganggu Mbak Tia.”
Dio menggelengkan kepala “Dio ingin mandiri sama seperti papa dahulu, karena harus ada yang menjadi tujuan Dio.”
“Kamu jangan khawatir dimana kita bisa saling menjaga satu sama lain dan saling mencintai, jika papa ke Timor Leste berarti mama akan ikut serta” Lia mengangguk pelan “papa mencintai mama kamu dari awal karena dia adalah cinta pertama dan terakhir papa dimana tidak akan ada wanita lain yang bisa dengan mudah menggantikan tugas mama.”
Cinta dimana Lia dari awal bertemu Gio tidak menyangka jika memiliki cinta sedalam ini untuknya, bagaimana bisa Lia tertarik pada orang lain jika menadapatkan banyak hal dari sang suami Gio. Suasana makan memang selalu akrab dan anak – anak sering membantu ketika selesai makan dengan membersihkan sendiri sehingga Lia bisa istirahat dengan tenang, dahulu sempat melarang tapi Gio selalu bilang agar mereka terbiasa nantinya.
“Jangan berisik.”
Lia tersenyum dengan didorong Gio masuk kedalam kamar mereka, dibukanya kimono hingga tubuh telanjang Lia terlihat membuat Gio menelan saliva kasar. Didekatnya Lia dengan meremas kedua p******a pelan membuat Lia menutup mata untuk menikmati semua sentuhan yang diberikan oleh Gio, ciuman lembut pada bibir dibalasnya dengan tidak kalah lembut membuat tubuh Lia diangkat Gio menuju ranjang dan langsung mengeksplore tubuh Lia tanpa terlewatkan satu pun membuat Lia memejamkan mata menikmati semua sentuhan yang diberikan oleh Gio.
“Aku tidak pernah bosan dengan tubuhmu, sayang.”
Gio memasukkan lidahnya pada v****a Lia dengan perlahan termasuk i**l yang ada didalamnya, Lia hanya bisa mendesah dan meremas rambut Gio mencoba menikmati semuanya dan sesuatu yang ada didalamnya seakan ingin meledak dan benar saja Lia keluar tidak lama kemudian yang langsung ditelan Gio tanpa merasa jijik sama sekali. Menatap Lia yang baru saja mengalami o*****e dengan mencium bibirnya lembut, perlahan diarahkan penisnya pada bibir v****a agar bisa masuk kedalamnya yang secara perlahan dilakukannya agar bisa masuk kedalam dengan satu kali dorong yang membuat Lia menutup mata atas apa yang Gio lakukan.
“Aku mencintaimu sekarang dan selamanya.”