Sahabat Manoj yang berasal dari satu negara menatap mereka tajam, Lia sedikit takut karena tadi Manoj meminta mereka berbicara dirumahnya bukan rumah Lia. Lia sendiri saat ini masih menggunakan pakaian mini semalamnya saat tidur diluar, jaket milik Dio sudah dilepasnya saat melihat Manoj turun dari tangga. Lia tahu jika tatapan sahabat Manoj lebih pada tubuhnya yang tanpa menggunakan apa pun, Manoj bahkan membiarkan apa yang Lia lakukan dan semakin membuat Lia tertantang apa yang akan dilakukan pria dihadapannya ini yang juga sahabat Manoj.
“Aku tidak menyangka kamu bermain dengan tetangga karena selama ini para jalang yang memuaskanmu, tapi biasanya mereka hanya mampu bertahan beberapa jam karena p***s yang terlalu besar dan wanita ini bisa dengan mudah bertahan selama ini” menatap Lia tidak percaya lalu menggelengkan kepala “aku ingin sesuatu untuk tutup mulut.”
Lia meremas tangan Manoj sedikit takut “apa yang kau pinta?.”
“Aku lupa mengenalkan diri nama aku Lucky atau kau bisa memanggil dengan sebutan Luccy” memberikan tangan pada Lia yang menatap bingung “aku tak tertarik dengan kau karena kekasih aku lebih seksi.”
“Dia gay.”
Lia sedikit bernafas lega “lantas apa yang harus aku lakukan?.”
Lucky meletakkan dagunya pada dagu “pesta.”
Manoj menggebrak meja “kau menyuruh kita melihat kalian main pedang – pedangan?” menatap tajam pada Lucky.
“Nanti malam kita menonton film” Lia langsung menggelengkan kepala “lantas kapan?.”
“Suami aku pulang jelas tidak bisa bersama dengan kalian.”
“Kalau ada waktu saja kita melakukannya” Lia mengangguk menatap Manoj dengan tersenyum lembut.
“Jangan sampai kalian benar – benar menggunakan perasaan karena Manoj sendiri tidak akan lama berada disini” Lia dan Manoj mengangguk membenarkan perkataan Lucky “jadi kamu bisa diibaratkan jalang.”
“Bukan jalang dimana statusnya lebih tinggi yaitu wanita yang aku miliki tubuhnya kapan saja kita bisa melakukannya dan aku tidak keberatan dengan hal itu.”
“Aku ingin bersiap terlebih dahulu dan mengenai bekal nanti kita bertemu di tempat yang tadi dibicarakan.”
Manoj menggendong Lia menuju taman belakang, membantu dirinya untuk melewati tangga, memastikan Lia masuk kedalam rumah dengan baik – baik saja. Lia menyiapkan semuanya termasuk penampilannya kali ini, tadi dirinya membaca pesan dimana Kia akan datang ke toko kue untuk mengenalkan seseorang, Lia tahu jika anak keduanya ini sudah waktunya menikah tapi akankah prianya baik seperti Gio suaminya atau tidak dan harapan orang tua semua sama dimana menginginkan terbaik untuk anaknya.
Lia menutup pintu pagarnya dimana kendaraan online sudah menunggunya, beberapa penghuni ada yang keluar dan ada juga rumah yang masih tertutup rapat. Gio beberapa kali memberikan ide agar diberikan pembantu tapi Lia menolaknya dengan alasan ingin hanya dirinya seorang yang melayani Gio dan anak – anak bukan orang lain. Mobil Manoj sudah berada ditempat janjian dengan segera Lia masuk kedalam dan disambut ciuman lembut oleh pemilik mobil disertai remasan pelan di payudaranya, Lia memukul lengan Manoj pelan sebelum akhirnya melanjutkan perjalanan.
“Apa kalian tidak bosan setelah kemarin melakukan seharian?.”
Lia menatap Lucky yang duduk dibelakang lalu menggeleng pelan “karena Manoj sangat memuaskan” Lucky memutar bola matanya malas “ini buat kamu, tapi pulangnya malam ya” Lucky mengangkat alisnya “menghabiskan waktu bersama sebelum suami datang.”
“Aku juga pulang sore bersama kekasihku jadi sepertinya kita menonton sore ini.”
“Ayolah menontonnya bisa kapan – kapan tapi terpenting sekarang aku ingin bersama Manoj dulu” memberikan tatapan memohon.
“ Kamu akan memiliki anak dengannya?” Lia menggelengkan kepala “baiklah tapi besok kita menonton bersama tanpa pakaian karena aku ingin tahu bagaimana bentuk tubuhmu, apa lebih bagus dibandingkan jalang yang selama ini bersama Manoj.”
“Kita nonton hari ini saja” Lia memandang terkejut pada Manoj “tidak ada bedanya besok atau nanti, bukan?” Lia terdiam “tenang mereka tidak akan berani berbuat macam – macam bahkan menyentuhmu dan biar banci itu tahu kalau kamu lebih baik dari jalang.”
Perjalanan selanjutnya dimana mereka hanya terdiam tidak ada yang membuka pembicaraan sama sekali, sesekali tangan Manoj menggenggam tangan Lia seakan tidak ingin berpisah sama sekali. Lucky sendiri memilih menghabiskan waktu menggunakan ponselnya dimana berhubungan dengan kekasihnya, tangan Lia sendiri tidak tinggal diam dengan membelai p***s Manoj dari balik celananya seakan tidak peduli dengan keadaan sekitar.
Mobil berhenti pas depan toko yang masih tutup, Manoj menatap sekitar dimana ada beberapa karyawan yang berada didalam. Untungnya kaca jendela miliknya tidak terlihat dari luar membuat Manoj bisa melakukan banyak hal pada Lia, dimatikan mesin pindah duduk dibelakang membuat Lucky paham dengan pindah kedepan sedangkan Lia menatap bingung dan melalui kode mata akhirnya Lia pindah kebelakang yang langsung duduk dipangkuan Manoj. Diciumnya bibir Lia penuh dengan gairah dimana Lia juga mengimbangi ciuman Manoj, Lia menggunakan dress panjang sehingga memudahkan Manoj melepaskannya sehingga hanya tersisa dalaman dan tanpa menunggu lama Manoj membuka semua tanpa tersisa bahkan penisnya sudah keluar entah kapan Manoj melepaskan celananya.
“Kalian kaya gak ada tempat saja” Lucky menatap protes pada Manoj “jalang kamu kalah sama dia pantas kamu melakukan tanpa henti.”
“Jangan ganggu kita” Manoj mengatakan dengan suara emosi sambil meremas kasar pada p******a Lia “aku masukkan sekarang.”
Manoj mengangkat Lia untuk memasukkan penisnya yang bisa dengan mudah masuk meski beberapa kali harus mendorong lebih dalam, Lia menggerakkannya secara perlahan namun seketika merasakan jemari masuk kedalam vaginanya membuat sensasi berbeda dan semakin mempercepat gerakan pada pantatnya. Manoj merangsang Lia dengan meremas p******a serta menghisap putingnya hingga tidak lama kemudian mencapai klimaks secara bersamaan, Lia jatuh didalam d**a Manoj dimana mereka melakukan dalam mobil depan toko miliknya. Lia melepaskan penyatuan mereka dapat terlihat banyaknya cairan mereka keluar, Lucky melemparkan box tissue pada mereka untuk membersihkan bagian bawahnya. Lia memanfaatkan waktu untuk membersihkan cairan miliknya dan Manoj saat Lucky berjalan meninggalkan tokonya, Lia menyandarkan diri di bahu Manoj karena terlalu lelah melayani pria disampingnya tapi tidak terlalu lelah seperti Gio yang tidak akan pernah ada habisnya.
“Pantas saja kamu suka ternyata cairannya manis” Lia membelalakkan mata saat Lucky mengatakannya.
“Berhenti menggodanya aku lagi menghisap sumber semangatku untuk dikantor hari ini” Manoj menatap tajam Lucky dan kembali menghisap p****g milik Lia seperti layaknya bayi.
“Hubungan kalian tidak akan bertahan lama karena Manoj beberapa bulan lagi harus kembali ke negaranya dan kamu akan melanjutkan hidup sebagai seorang istri.”
Lemparan box tissue hampir mengenai Lucky jika saja Lia tidak menghentikan, perlahan Lia melepaskan Manoj dari payudaranya dengan menggunakan pakaian kembali. Menghias diri serapi mungkin yang diikuti oleh Manoj karena tidak akan lama lagi mereka akan sampai, Lia meminta diturunkan sedikit jauh dari toko dan sebelum keluar mencium bibir Manoj sekilas. Berjalan kearah tokonya yang langsung disambut dengan senyuman oleh pegawainya membuat Lia sedikit melupakan apa yang terjadi barusan.
“Tadi masa ada mobil berhenti depan toko kita lalu bergoyang kaya orang lagi melakukan hubungan, gila ya kaya gak ada tempat aja sampai lakuin gituan di mobil.”