Teman Kia

1015 Words
Lia terkejut dengan pembicaraan pegawainya dimana mereka berarti melihat mobil Manoj dan sedikit berharap tidak bisa melihat orang yang berada didalamnya, Lia mencoba menghentikan pembicaraan tidak penting tersebut dengan menanyakan mengenai makanan mereka. Memilih berada di dapur dibandingkan berbicara dengan mereka semua, Lia memutuskan membuat camilan untuk mereka nanti saat menonton. Lia tidak sabar apa lagi yang akan Manoj lakukan dan seketika membuat vaginanya basah, pelukan dari belakang hampir membuat Lia terkejut tapi setelah melihat pelakunya hanya bisa memukul pelan. “Mama buat apa itu?” menatap apa yang Lia buat. “Mau kasih tetangga sebelah itu kasihan gak ada yang urus” Kia mengangguk paham “sendirian?.” “Nanti cowok yang dekatin aku datang kesini katanya mau lihat toko kue ini ya siapa tahu bisa jadi investor” Lia menggelengkan kepala mendengar kata – kata Kia “aku sebentar lagi wisuda berarti sudah waktunya nikah, mama kasih ijin?.” Lia mengangguk “asal dia baik kenapa gak.” “Aku pengen punya suami kaya papa dan hidup menua seperti kalian berdua.” Lia tersenyum menatap putri keduanya “mama hanya bisa doakan yang terbaik buat kamu.” Pembicaraan mereka terhenti ketika kue yang dibuat Lia telah matang, diambilnya kue tersebut dan meminta salah satu karyawan untuk menata disalah satu tempat jika sudah dingin. Lia memutuskan untuk keruangan melihat laporan keuangan toko, tempat ini Lia bangun atas dukungan dari Gio ketika sebelumnya hanya melakukan pemesanan saja tapi Gio meminta dirinya untuk membuka toko. Kerjasama Lia dengan sahabatnya berjalan lancar dimana sahabatnya yang memegang keuangan dan seiring berjalan waktu dimana semakin berkembang pesat dan berakhir dengan Lia menjalankan seorang diri, sekarang sudah dibantu oleh anak – anaknya meski tidak sepenuhnya. Ketukan pintu membuat Lia menatap sumber suara dimana Kia masuk dengan memberikan senyuman terbaiknya, Lia menghentikan kegiatannya dengan meminta Kia untuk masuk kedalam. “Ma, kalau aku menikah sama yang lebih tua gimana?” Lia mengangkat alisnya bingung “ada dua cowok tapi mereka dari luar negeri secara mana mau pria lokal sama aku, namanya Scott dan Theo tapi Theo disini usianya hampir seusia mama.” Lia membelalakkan matanya mendengar kata – kata dari Kia lalu menghembuskan nafas pelan karena apa yang dilakukannya juga sama seperti Kia dengan pria yang lebih tua “lalu hati kamu memilih siapa?.” “Makanya aku pengen mama sama papa yang memutuskan karena aku bingung” Kia menyandarkan tubuhnya dalam pelukan Lia membuatnya membelai rambut sang anak. Kia memiliki warna kulit yang sama dengan Gio jadi tidak salah jika pria lokal tidak terlalu menyukainya dan yang menyukai Kia adalah pria – pria dari luar, terkadang Lia iri dengan Kia yang bisa dekat dengan pria dari luar negeri dengan mudah dimana Kia tidak jauh berbeda dengan Kimberly yang tidak lain adalah mantan dari Gio. Lia sendiri masih berhubungan dengan mantan kekasih Gio yang juga sebagai ibu tirinya, ayah Gio sendiri masih sehat dan beberapa kali Gio mendatangi tanah kelahirannya entah bertemu dengan sang ayah atau menghabiskan waktu dengan sang mantan. Kimberly sering mengatakan jika Gio berada disana lebih banyak bersama sang ibu tiri dibandingkan ayahnya, hubungan mereka bukan rahasia lagi karena semua orang mengetahui dengan sangat jelas meski mereka tidak terlihat berciuman depan umum. Hal seperti ini tidak pernah sedikit pun anak – anaknya tahu karena Lia ingin membuat mereka menggambarkan Gio sebagai seorang papa yang sempurna dimata mereka, Lia membelai wajah Kia yang secara kulit sama dengan Gio tapi wajahnya miliknya semua dimana memang Kia adalah gabungan mereka berdua. “Kapan cowok – cowok itu datang?” Lia menatap Kia lembut “kalau hari ini papa datangnya malam.” “Scott sepertinya yang kesini karena Theo sibuk sama pekerjaannya” Kia meletakkan tangan di dagu dengan bola matanya menatap keatas “Scott usianya beda sepuluh tahun sama mama.” “Jam berapa datang?” menatap jam yang ada di dinding “mama ada perlu, kamu setelah ini kemana?.” “Balik kampus dan sepertinya mama yang ketemu sama Scott sendirian” Lia membelalakkan matanya mendengar kata – kata Kia “sejauh ini Scott sangat sopan meski diranjang panas” semakin membelalakkan matanya mendengar kata – kata Kia “bercanda, ma.” Lia mengantarkan Kia keluar tapi ternyata Scott telah berada di toko dimana duduk manis dengan iPad ditangannya, Lia memandang Scott yang tampak berbeda dengan usianya dimana lebih dewasa dibandingkan usia yang Kia katakan. Kia menggandeng Lia melangkah kearah Scott dan berkenalan singkat sebelum akhirnya berpamitan setelah sebentar berbicara, Lia sudah mengajak Scott dan Kia diruangannya dan saat ini mereka berada diruangan berdua. Lia sangat tahu jika Scott menatap dirinya dari atas kebawah membuat dirinya sangat tidak nyaman sama sekali, Lia bahkan mencoba mengajak berbicara hal lain agar pandangan Scott tidak mengarah pada tempat yang tidak diinginkan sama sekali. Beberapa kali Lia melihat Scott tersenyum simpul seakan penilaian dirinya benar adanya, Lia berpamitan ke kamar mandi yang ada diruangannya untuk menghilangkan rasa gugup yang dilakukan Scott dengan hanya mengamati dirinya. Menatap penampilannya di cermin dimana tidak ada sesuatu yang mencurigakan sama sekali, sebelum keluar Lia melihat kembali penampilannya dan langkahnya terkejut saat Scott berada tepat disamping pintu seakan menunggu dirinya keluar. Mencoba bersikap biasa saja dengan menatap Scott seakan tidak terjadi apa pun dan bukankah mereka baru mengenal jadi tidak mungkin pria kekasih anaknya ini berpikir negatif mengenai dirinya, Scott menarik Lia hingga berada di dinding membelai pipinya pelan membuat dirinya memejamkan mata atas yang Scott lakukan. “Ibu dari orang yang aku sukai lebih menarik dibandingkan anaknya” Scott membelai pipi Lia pelan “aku sangat yakin rasanya pasti berbeda.” “Jaga ucapanmu” Lia menatap tajam pada Scott dengan mengesampingkan tangannya agar menjauh “aku bisa tidak merestui hubungan kalian.” “Tidak masalah karena aku akan membuat kamu menjadi milikku.” Ciuman secara tiba – tiba membuat Lia membelalakkan matanya namun ternyata Scott memiliki cara halus hingga dengan mudah masuk kedalam perangkapnua, dimana mengangkat badan Lia untuk digendong tanpa melepaskan ciuman mereka. Lia sendiri hanyut dalam ciuman yang dilakukan oleh pria yang seharusnya menjadi menantunya ini bahkan menikmati setiap gerakan lidah mereka yang berada di dalam mulut. “Kamu sangat panas dan aku menyukainya.”
Free reading for new users
Scan code to download app
Facebookexpand_more
  • author-avatar
    Writer
  • chap_listContents
  • likeADD