Bulik Gayatri diam sesaat, seperti mengingat-ingat sesuatu yang bisa dijadikan petunjuk tambahan. “Kakakmu mengenakan sebuah kalung berinisial A, pemberian ibumu saat dia dititipkan ke nenekmu. Bulik sudah berpesan agar kalung itu tak boleh lepas dari lehernya. Juga sebuah gelang kaki bayi, inisialnya juga A,” jelas Bulik Gayatri. “A?” tanya Stella dengan dahi berkerut. “Ya, nama kakakmu Andini,” sebut Bulik Gayatri. “Oooh... itu saja?“ Stella setengah bergumam, berama pertanyaan retorik yang hinggap di kepalanya : Ada berapa orang yang bernama Andini? Banyak bukan? Bulik Gayatri menangkap kekecewaan yang mencuat dari kalimat Stella. Ia semakin keras mengingat-ingat. “Ada