29. Butuh Otak Dingin

1692 Words

Rangga sudah keluar untuk mengangkat panggilan dari papanya. Entah apa yang akan dibicarakan papanya saat ini. Rangga pun tak mengerti. "Habiskan Let, lo butuh tenaga." Vanilla merapikan rambut Aletta. "Gue lapar, Van. Boleh minta tolong ambilkan makanan?" Air mata Vanilla meluruh mendengar permintaan Aletta. Apakah Vanilla tidak salah dengar bahwa Aletta memintanya untuk mengambilkan makanan? "Van, lo enggak mau ya membantu gue?" raut wajah Aletta berubah menjadi sendu melihat respons Vanilla malah menangis bukan mengambilkan makanan untuknya atau menjawab pertanyaannya. Vanilla hanya mampu untuk menggelengkan kepalanya berulang kali. Tangisannya masih belum bisa berhenti, malah semakin mengisak. "Ya sudah gue ambil sendiri saja." Aletta berusaha menggeser tubuhnya sedikit demi sedi

Free reading for new users
Scan code to download app
Facebookexpand_more
  • author-avatar
    Writer
  • chap_listContents
  • likeADD