Chapter 6

1084 Words
Ciuman yang lembut dari Dave, kini berakhir. Dave tersenyum melihat wajah Zara yang cantik dan bibir yang ranum manis, kini ada di hadapannya dan bahkan bisa merasakannya dengan nyata. Itu bukan sebuah khayalan lagi yang seperti Dave lakukan selama ini. Dave berpamitan untuk pulang dan tersenyum di dalam hatinya. Setelah melihat Dave pergi Zara terdiam. Menyentuh bibirnya dan tersenyum. "Astaga, apa ini aku malah menikmati ciumannya," gerutu Zara. "Tapi aku suka, hihi," tambah Zara tersenyum. "Eeh, apa ini artinya dia suka aku ya? Atau pacaran? Aaaaah aku harusnya bertanya padanya, jangan main cium aja. Malah menikmatinya lagi aku nih! Dasar aku bodoh, tapi suka hihi," Zain tersenyum dan mengingat kembali ciumannya. Dek ini berada di perjalanan menuju pulang ke rumahnya setelah ah Ibu nya menelpon ya untuk segera pulang. "Sebenarnya ada apa sih dengan mami ini? Padahal ini adalah momen yang aku tunggu-tunggu ketika Gadis itu bersedia kusentuh bibir yang sangat manis, " ucap Dave, Dave tersenyum sembari menancap gasnya perlahan, namun ia menaikkan kecepatannya dengan sedang. Setelah sampai di rumahnya Dave mengerutkan dahinya, ketika melihat beberapa mobil terparkir di depan rumahnya, yang cukup besar keluarga Dirga adalah pengusaha, juga terbesar dan ternama di Singapura. Dave adalah pewaris pertama di perusahaan Dirga yang memegang alih Dirga grup, dia ke dalam rumahnya mengerutkan dahinya ketika melihat begitu banyak orang di ruang tamu. "Kamu sudah pulang Nah?" tanya ibu Dave, ua tersenyum lalu berdiri menghampiri putranya. Dave masih dengan acuhnya, ia hanya mengangguk kepada ibunya namun masih bertanya-tanya tentang apa yang tengah terjadi ini. "Ini adalah Putraku, dia adalah Dave," ucap Ibu Dave memperkenalkan Putranya dengan ramah. "Mereka adalah keluarga besar Surya aan asal kamu tahu, mereka kesini adalah untuk memperkenalkan putrinya yang bernama Riska Hai sayang kamu perkenalkan," ucap ibu Dave tersenyum melihat putranya. "Aku lelah, jika mami ada hal yang perlu dilakukan rencanakan saja, nanti biar Dave yang ikut mendukung Mami apapun yang Mami putuskan!" balas Dave dengan malasnya. Tanpa menunggu balasan ibunya, Dave meninggalkan ibunya dan naik tangga menghampiri kamarnya. Ibu Dave terdiam, ia melihat putra kesayangannya itu berjalan meninggalkan mereka, meski terkesan tidak sopan dan bahkan membuatnya merasa tidak enak. namun Ibu Dave penuh dengan kemenangan ketika mendapati persetujuan dari putranya itu, tentang rencananya untuk menikahkan Dave dengan Riska. Dia kembali tersenyum dan berbincang dengan keluarga Surya. Mereka merencanakan tentang pernikahan Dave yang akan dilangsungkan beberapa bulan lagi, seminggu kemudian Dave akan merencanakan pertunangannya bersama Riska. Saat mengetahui rencana Ibunya, Dave tampak sangat kesal sekali, ia mengepalkan tangannya lalu memukul tembok yang ada di hadapannya itu hingga kini tangannya berdarah. "Sialan, apa yang harus aku lakukan? Kenapa Mami harus melakukan semua itu! Aku bahkan belum memberitahu Zara, kalau aku mencintainya, tapi akan sangat menyakitkan baginya jika aku mengatakannya dan meninggalkannya begitu saja, apalagi aku harus menikah dengan wanita pilihan Mami," Dave kesal. Dave tampak prustasi ketika mengingat wajah wanita yang sangat ia cintai itu, bahkan sempat ia kecup bibir merah ranum itu. Dia sangat mencintai Zara, namun ia memilih terdiam. Dave merebahkan tubuhnya di atas tempat tidurnya, ia sangat frustasi ketika membayangkan akan prasangka Zara tentang dirinya yang sudah mencuri ciuman pertama Zara dan di hari yang sama juga Dave harus melepaskan wanita kesayangannya itu. "Apa yang harus aku lakukan? Aku tidak sanggup jika harus seperti ini," gumam Dave. Dave melihat layar ponselnya yang dimana seorang gadis berpakaian formal, tengah duduk dan menulis tampak serius terpasang di layar ponselnya. "Maafkan aku Zara, tapi jika tidak menuruti keinginan mami, maka percuma juga aku memilihmu, karena semua jalanku untuk memanjakanmu semuanya ada di tangan mami dan aku harus mendapatkan semuanya baru aku bisa melakukan apapun sesuka hatiku," ucap Dave tampak menyayangi wanita yang ada di foto ponselnya itu. ***** Lain dengan Dave yang kini tampak prustasi di dalam kamarnya Zara, kini tersenyum bahagia ketika ia pergi ke sebuah supermarket dengan perasaan bahagianya nya mendapati perlakuan Manis dari Dave yang tak lain adalah sahabat nya Sedari Dulu ia memendam perasaan kepada sahabatnya itu. "Kenapa Aku pergi ke supermarket? Memang apa yang aku butuhkan" gumam Zara. Zara tersenyum ketika mendapati dirinya saking bahagianya, ia tidak sadar jika tengah berjalan ke sebuah supermarket. "Ya sudah aku nelanja makanan saja!" ucap Zara. Sepanjang perjalanan pulang, Zara tidak lepas dari senyumnya, namun ketika ia hendak menyeberang di sebuah zebra cros, tiba-tiba sebuah mobil berhenti tepat di hadapannya dengan suara rem yang sangat nyaring, membuat Zara menunduk sembari menutup telinganya, mendengar rem mobil tersebut. Kini berdiri tepat di hadapan mobil itu yang hampir saja menabraknya, Gadis itu malah tersenyum melihat supir itu. "Maaf nona, saya tidak sengaja. Tadi saya yang sedikit mengantuk!" permohonan maaf dari pria yang turun dari mobil itu menghampiri Zara dan meminta maaf. "Tidak apa-apa Pak, lain kali berhati-hatilah berkendaraan jangan sampai membuat orang lain terluka terlebih lagi diri Anda!" balas Zara, dia tersenyum lalu membungkuk ke arah pria itu dan berjalan meninggalkan jalanan. "Sungguh wanita yang sangat baik dan bijak biasanya tuh jika orang lain pasti akan sangat marah, bahkan memakiku. Tapi dia dengan senyum cantik dan ramahnya memaafkanku bahkan pergi dengan tersenyum," ucap pria berjas hitam itu. Dia berbalik dan memasuki kursi kemudinya menyalakan kembali mobilnya dan menancapkan kembali seperti semula ia tampak sangat terburu-buru. Saat Zara berada di apartemennya Iya kini Ini Tengah bergelut di dapur memasak makanan yang menurutnya itu adalah makanan untuk orang yang tengah bahagia berbahan dasar manis. Dan kini duduk di kursi balkon apartemennya dengan makanan dan minuman di hadapannya. Ia tampak tersenyum bahagia ketika mengingat Dave biasanya cukup acuh padanya. Namun beberapa waktu yang lalu, ia bersikap lembut kepadanya bahkan terkesan memberikan ia balasan perasaan akan cintanya yang selama ini terpendam. "Apa aku perlu mengungkapkannya tentang perasaanku selama ini?" ucap Zara, ia tersenyum membayangkan jika memang dirinya mengungkapkan perasaannya kepada Dave. "Tapi rasanya akan sedikit malu jika wanita yang terlebih dahulu mengungkapkan perasaannya," Zara bicara, sesekali memakan camilan nya. Saat Tengah menikmati makanannya tiba-tiba ponselnya berdering, dia bangun dan mengangkat teleponya. "Aku sudah menemukan tempat yang bagus dan dan juga bayarannya, cukup jika aku bekerja di perusahaan mu." Pesan dari sahabatnya Nia, membuat Zara semakin bersemangat, ia tersenyum mengingat sahabatnya itu kini akan menjadi rekan kerjanya. "Tapi, aku masih sangat menyukai adegan tadi sore!" ucap Zara. Zara tersenyum ketika mengingat hal yang terjadi antara dirinya dengan Dave. Setelah membalas pesan kepada sahabatnya, Zara kini berdiri sembari cangkir teh di tangannya. Ia menghampiri pagar balkon lalu melihat kelap-kelip lampu di kota yang terlihat sangat indah, membuat Zara semakin damai melihatnya dan memikirkan tentang Dave dengan segala kelembutannya, bosnya itu kini membuka hatinya untuk Dave.
Free reading for new users
Scan code to download app
Facebookexpand_more
  • author-avatar
    Writer
  • chap_listContents
  • likeADD