Tirai Keduapuluhlima: Secebik Harapan

1414 Words

“Mama!” Ara berteriak dengan riang saat melihat Muna masuk melalui pintu rumah. Ia langsung berlari ke arah Muna dengan tangan terbuka lebar. Muna tersenyum, langsung berjongkok dan memeluk Ara erat, mencium pipi kanan dan kiri putrinya dengan sayang. “Hai, sayang! Bagaimana hari ini, apa menyenangkan?” Ara mengangguk kuat. “Aku sangat senang, Mama!” Dimas muncul dari arah tangga atas, berjalan perlahan menghampiri Muna dan Maxwel yang baru tiba. “Hai, Muna. Maxwel.” sapanya tersenyum ramah. “Halo, Dimas. Kami datang, mau menjemput Ara.” Maxwel berkata menatap Dimas. “Ayo, sayang, sudah waktunya kita pulang.” ucap Muna, memegang lengan Ara. Ara menggeleng pelan, wajahnya memelas sedih. “Tapi aku masih mau main di sini, Ma… Ayah baru saja belikan aku rumah-rumahan Barbie.” Mata Ar

Free reading for new users
Scan code to download app
Facebookexpand_more
  • author-avatar
    Writer
  • chap_listContents
  • likeADD