Tirai Keduapuluhenam: Ara dan Arum

1539 Words

Langkah kakinya bergema keras di sepanjang lorong rumah sakit. Wajahnya penuh kekhawatiran, matanya bergerak cepat mencari satu per satu papan nama di depan setiap kamar rawat. Nafasnya terdengar berat, dipenuhi kecemasan. Ketika akhirnya ia melihat papan nama bertuliskan "Kamar Mawar" tidak menunggu lama. Dengan tangan yang gemetar, dia mendorong pintu dengan kuat. Pintu terbuka dengan hentakan keras, menghantam dinding ruangan di belakangnya. Suara benturan itu membuat dua orang di dalam kamar terkejut. “Dimas…?” Dimas berdiri di ambang pintu, nafasnya terengah-engah. Ia melihat Raisa yang terbaring di tempat tidur dengan selang infus terpasang di lengannya. Tubuh Raisa tampak lemah, wajahnya pucat. Di sampingnya, seorang wanita tua, ibu Raisa, menggelengkan kepala melihat ke arah D

Free reading for new users
Scan code to download app
Facebookexpand_more
  • author-avatar
    Writer
  • chap_listContents
  • likeADD