Di sebuah ruangan besar yang dipenuhi dengan perabotan kayu jati, Dimas duduk di lantai bersama orang tuanya, Pak Wiryo dan Bu Sari. Mereka sedang membahas masa depan Dimas, seperti yang telah menjadi tradisi dalam keluarga mereka, yang masih memegang teguh nilai-nilai adat Jawa.
"Dimas, kamu tahu bahwa keluarga kita selalu mematuhi tradisi. Sebagai anak sulung, beban menjaga nama baik keluarga ada di pundakmu." ucap Pak Wiryo dengan suara berat.
Dimas mengangguk pelan, tetapi hatinya gelisah. Ia tahu kemana arah pembicaraan ini. Sejak ia mengenalkan Muna kepada bapak dan ibunya, kedua orangtuanya itu memang tidak pernah setuju Dimas menjalin hubungan dengan Muna, tetapi Dimas percaya ia akan bahagia dengan Muna, akhirnya mereka menjalin hubungan dan akan merencanakan pernikahan.
"Nak,
