“Apa yang akan kamu lakukan?” tanya Evalinda. “Aku selalu memberikan apa yang kamu mau, namun aku harus menagihnya,” jawab Ben yang masih berdiri dihadapan Evalinda, tubuh mereka berdekatan hingga saling bergesek dan berhadapan, tangan Ben masih ada di atas nakas ditumpuhnya agar bisa mencegah jika wanita dihadapannya itu lari. Evalinda sangat gugup, dan selalu memalingkan wajahnya, agar tidak bertemu muka dengan Ben. “Kamu jangan macam-macam, diluar sana ada Nyonya Letsina,” kata Evalinda menghela napas halus, ia tiba-tiba merasa panas. “Memangnya kenapa jika dia ada? Dia tidak akan berani mengusik privasiku,” jawab Ben. “Tapi kamu tidak boleh melakukan ini,” geleng Evalinda, mencoba mendorong d**a Ben, namun Ben tetap keukeuh dan menguatkan diri agar tidak sampai ditembus. Ben lalu