"Gimana! masih mau baik baikin laki kaya gitu?"
Jane memberikan tisu pada Jana. Perempuan itu datang menemui Jane dan menangis sejadi jadinya. Bercerita tentang bagaimana Rayyan memperlakukan dirinya.
"Enggak,"
Jana mengusap air mata sekaligus ingus nya. Perempuan itu matanya bengkak, karena menangis yang terlalu lama. Jane mengusap pucuk kepala perempuan itu seperti pada seorang anak.
"Sudah lupakan. Mulai sekarang jangan lagi mau berbuat baik pada mereka."
"Mas Rayyan enggak akan menceraikan ku, katanya. Mereka mau aku jadiin aku babu di rumahnya." keluh Jana, perempuan itu memasukan tisu bekas ke dalam tong sampah.
"Memang nya kamu mau, dijadiin babu sama mereka?" sinis Jane. Jana menggeleng.
"Nah, gitu lah. Kamu kabur lah, kamu punya uang, ngapain kalah sama mereka."
"Aku tadinya mau memberikan kesempatan sama mereka. Tapi ternyata mereka enggak bisa aku berikan kesempatan. "
"Memberikan kesempatan pada manusia toksik, sama aja dengan kamu yang menyia nyiakan waktu kamu, sayang. udah, kamu jangan tergoda lagi sama laki laki itu. Kamu pikir, cowok itu cuma Rayyan, suami kamu doang?"
Jana tahu, kalau ia sudah di sakiti oleh Rayyan. Tapi gimana dong, namanya juga cinta. Rayyan itu tampan dan tentu saja memiliki kenangan yang enggak main main bersama Jana.
Makanya kenapa Jana masih saja ingin memperjuangkan laki laki itu dan berusaha membantunya, namun ternyata Rayyan sama sekali enggak terenyuh dengan semua perngorbanannya. Laki laki itu sudah buta dengan perempuan yang benama Gwen itu.
"Mulai sekarang aku enggak mau nyari cowok lagi. Aku mau fokus ke hidup saja."
Jana trauma, ia merasa bahwa memulai hubungan dengan laki laki itu memang harus ekstra hati hati.
"Nah, cantik. Emang harus kaya gitu." Jane menyisir rambutnya Jana yang acak acakan. Perempuan itu selalu datang ke kediamannya dengan wajah lesu dan rambut yang tidak terawat. Padahal dia memiliki uang yang sangat banyak.
"Udah, beb. Sekarang kita belanja. Kita cari gaun yang kece, buat kamu datang ke one TV nanti." Jane akan memberikan Jana gaun yang terbaik dan menjadikan perempuan itu satu satunya yang paling cantik diacara nanti.
"Kita pergi ke mana?" tanya jana, dengan suara yang masih serak.
"Kita pergi ke butik kenalan aku, beb. Itu butik keren banget. Harganya ya lumayan. Yang datang ke sana tuh biasanya cuma artis, selegram dan cewek cewek sosialita berduit lah. cewek macam istrinya Rayyan mana bisa." sinis Jane.
Jana hanya menghela napas dalam. Ia selama menikah dengan Rayyan memang tidak pernah dibelikan baju. kecuali ketika menikah itu.
Oh, iya, Jana tidak akan melupakan cincin yang pernah Rayyan berikan padanya dulu. Cincinnya memang bagus, dan harganya juga lumayan. Jana masih memakainya karena cuma itu kenangan satu satunya dari Rayyan.
Mungkin saja, saat ini laki laki itu sudah bukan Rayyan yang seperti dahulu. Namun cincin itu membuktikan bahwa Rayyan pernah mencintainya dengan tulus.
"Ayo beb!"
Jane mengajak Jana masuk ke dalam butik. Mengajaknya memilih gaun yang terbaik yang pantas untuk Jana. Tubuh Jana ini memang langsing dan tinggi semampai. Sehingga memakai gaun apapun terlihat pas dan sangat indah.
"Lihat beb, kamu itu cantik. Ayolah, jangan rendahin diri kamu buat lelaki toksik itu."
Jane berada di belakangnya Jana, melihat gaun yang dikenakan Jana dari cermin. Rambut jana di uraikan dan perempuan itu memang terlihat sangat cantik.
Malu malu Jana tersenyum.
"Lagian kamu kenapa sih, masih saja bertahan sama laki kaya gitu. Sadar lah, beb. Dia itu udah enggak butuhin kamu!"
Jane sangat gemas pada sahabatnya itu. Susah dikasih tahu, harusnya dia sadar dan kabur saja. Untuk apa mempertahankan lelaki yang sudah mendua bahkan selinguhannya itu sedang hamil.
***
Sementara di sisi lain, gwen dan mertuanya memang akan pergi mencari gaun untuk menghadiri acara tv nya Rayyan.
Ratna ingin melihat miss secret yang katanya lagi booming saat ini. "Bu, aku yakin sekali miss secret pasti mau diajak kerja sama oleh Mas Rayyan."
Ibunya Rayyan membuat produk jus tanpa gula. rencananya dia akan mengajak Miss secret kerja sama. Artis toktok itu akan mengiklankan produknya tersebut di akun toktoknya.
"Iya, tentu saja. Secara kan produk ibu itu sangat bagus. Dan kita ini orang orang yang cukup terpandang. Miss secret pasti mau bergabung dengan kita." sahut Ratna.
"Kita pasti akan sukses bu. Soalnya kan, setiap produk yang diendors sama Miss secret pasti jadi booming di pasaran."
"Kamu memang pintar. sejak kapan kamu kenal miss secret?"
"Sudah lama bu, aku memang mengikuti miss secret dari dulu." sahut Gwen.
"Ibu penasaran sekali dengan wajah aslinya miss secret. Dia pasti cakep banget. KUlitnya saja putih kaya gitu." Ratna berbicara.
"Pasti bu. Miss secret itu pasti cakep banget."
Mereka mengobrol sambil berjalan ke arah butik yang di tujunya.
"Bu harga gaun di butik itu mahal banget. Tapi Mas Rayyan ngasih uang yang cukup kan, buat kita beli gaunnya?" tanya Gwen.
"Iya, kamu jangan khawatir. Rayyan sudah memberikan ibu uang yang banyak. Jadi kita bisa membeli baju itu,"
"Mas rayyan memang baik sekali. Aku enggak nyesel nikah sama anak ibu." ujar Gwen.
"Tentu saja, sayang. Rayyan itu baiknya kaya bapaknya. Dan Rayyan juga sukses karena ibu, jadi nanti kamu jangan lupakan ibu."
Pada saat itu Gwen memutar kedua bola matanya diam diam. agak mual rasanya ia mendengar perkataannya mertuanya itu. Tapi ya ... karena pernikahan mereka masih baru, sehingga Gwen harus menjadi menantu yang berpura pura baik dan menyayangi mertuanya. Demi anak yang sedang ia kandung saat ini.
Anak yang hampir ia gugurkan andai ia tidak bertemu dengan Rayyan yang bodoh!
Sampai juga keduanya di butik terkenal itu. Gwen dan Ratna masuk, namun ia kaget ketika melihat Jana sedang memakai gaun mahal dan bagus.
"Bu, kenapa perempuan udik itu ada di sana? bukan kah dia sedang membersihkan rumah?"
Gwen mencolek lengan mertuanya. Atas apa yang dikatakan Gwen, Ratna tentu saja kaget. Apalagi perempuan itu memakai gaun yang indah dan ia sangat menyukai gaun itu.
"Perempuan udik itu!"
Ratna berjalan cepat mendekat ke arah Jana dan menarik tangan perempuan itu, sehingga Jana berbalik ke arahnya dengan paksa.
"Kamu sedang ngapain di sini! ini baju siapa yang mau bayar!"
teriakan ratna membuat Jana kaget. Perempuan itu mengerjap. "B-bu ..."
"Lepas bajunya! itu mahal! Rayyan enggak akan pernah mau membayarkan baju kamu!"
Merasa jengah, Jana menepiskan tangannya Ratna. "Siapa bilang aku minta mas Rayyan buat bayarin. Aku bisa beli sendiri Bu!"
Jelas Jana membuat Ratna dan Gwen melebarkan ke dua matanya!