Aksa Menyelidiki Jana.

1197 Words
"Beli sendiri? beli pake apa!" Ratna sepertinya tidak percaya dengan apa yang dikatakan Jana. "Kamu itu pengangguran. Kerjaan kamu cuma ngurusi rumah, enggak ada sedikit pun penghasilan. Sudah saya katakan, tubuh kamu saja enggak akan laku buat dijual!" Jana mengusap dadanya. Heran saja kenapa ada jenis manusia yang memiliki mulut sampah seperti mertuanya ini. Ingin sekali Jana segera memperlihatkan siapa dirinya. Namun sekali lagi, Jana harus menahannya. Ia ingin permainan ini lebih seru lagi. "Jana punya uang, dia--" Jane yang sedari tadi di toilet, kini baru saja keluar dan menyerang mertuanya Jana. Namun Jana menghentikan apa yang mau disampaikan Jane, karena menurut Jana ini bukanlah saatnya. "kenapa sih, Jana?" bisik Jane mengeluh. "Biarkan mereka ikut permainan ku. AKu ingin melihat sampah sampah ini terus membusuk oleh kesobongannya sendiri." Jane mendesah kesal. Ia tidak suka sahabatnya itu di injak injak. Ayolah, Ranjana Malika ini adalah seorang selebriti TOKTOK yang indentitasnya disembunyikan menjadi Miss secret. Uang Jana tentu saja banyak sekali. Bagaimana bisa Jana membiarkan seseorang menghinanya sampai seperti itu. Jane greget bukan main. "Wah! jadi siapa perempuan jadi jadian ini?" Ratna menatap Jane. "Oh, jangan jangan laki laki ini yang selalu membawa kamu pergi melacur untuk mendapatkan uang. Iyakan?" Jana hanya tersenyum kecil saja. Biarkan saja tua bangka itu terus berceloteh. Lihat lah sebentar lagi mereka akan menyesal dengan apa yang mereka sampaikan. "Lagian kamu mau ke mana beli gaun segala?" sinis Gwen. "Apa kamu mau ikut ke stasiun televisinya mas Rayyan? mau lihat miss secret ya?" Gwen terkekeh. "Kamu yakin, Mas Rayyan enggak malu ngajak kamu?" "Jana akan hadir di sana meski tanpa Rayyan, Jalang!" Cetus Jane saking kesalnya, membuat Gwen meringis gemas. Dan Jana hanya tersenyum tipis saja. "Ada apa ini!" Rayyan datang, laki laki itu melebarkan kedua matanya ketika melihat keberadaan Jana di sana. "Kamu ngapain di sini?" tanya nya sinis pada Jana. "Lihat, Rayyan! seharusnya perempuan ini ada di dapur dan masak buat kita. kenapa sekarang malah ada di sini?" Ratna mulai mengadu dan menunjuk wajahnya Jana. Ia tidak terima menantu udiknya itu memakai baju bagus dan hari ini terlihat agak agak cantik. Ia tidak suka ada perempuan lain yang lebih baik darinya. meski itu adalah menantunya. Apalagi itu adalah menantu yang tidak berguna seperti Jana. "Siapa yang menyuruh kamu bali gaun?" teriak Rayyan pada Jana, membuat Gwen dan Ratna kesenangan melihat Rayyan membantak istrinya. "Jana beli gaun sendiri! dan pake uang sendiri! kamu tidak perlu ikut campur b******k!" Jane mulai pasang badan untuk Jana. selama ini ia sudah lelah melihat sahabatnya itu menangis terus. Dan jane diam karena Jana melarangnya. Namun saat ini Jane tidak akan lagi bisa di atur oleh Jana. Sudah cukup Jana menderita selama lima tahun ini. "Dan kamu siapa?" Rayyan meneliti penampilan Jane yang setengah perempuan itu. "Ini teman kamu?" tanya Rayyan pada Jana, dengan mengekeh. "Pantesan saja kamu dapat uang banyak. Ternyata kamu juga jadi p*****r kaya perempuan jadi jadian ini?" cetusnya. "EH! sembarangan! Jana itu perempuan karir. Dia memiliki banyak uang! bahkan rumah kamu bisa dibelinya!" teriak Jane tidak sabaran. Jana meraih lengannya Jane untuk menenangkan laki laki itu. Ia maju ke depan dan menghadapi Rayyan suaminya. "Memangnya kenapa kalau aku melacur? kamu sendiri gak pernah kan ngasih aku uang?" Jana sudah merasa tidak perlu bicara baik di depan suaminya itu. Hatinya sudah hancur oleh Rayyan. Cinta Jana yang tulus telah dibalas oleh sebuah kebohongan. Rayyan bahkan menghamili perempuan lain di belakangnya. Jana sudah lebur! Jana sudah tidak memiliki kekuatan untuk sekadar bicara baik di depan Rayyan. Biarkan saja laki laki itu semakin membencinya! "Apa!" Rayyan menampar Jana kuat, hingga perempuan itu sempoyongan. "Istri macam apa kamu!" Jane tidak terima dengan perlakuan Rayyan. Ia pun menonjok Rayyan dengan bertubi tubi sehingga Rayyan jatuh ke lantai. Gwen dan Ratna berteriak dan Jana hanya terdiam menatap Rayyan di tonjok habis habisan oleh Jane. Jana merasa tidak tega. Namun sisi lain di dalam dirinya mengatakan untuk membiarkan itu. Rasa sakit yang telah Rayyan berikan selama lima tahun menjadi istrinya telah menjadikan Jana seorang perempuan yang berhati keras. Namun ... Kedua matanya basah, air mata itu membendung di sana. Dan dia menangis meski tanpa suara. Di sisi lain, Aksa dan Raka yang hendak memasuki butik itu malah harus menolong sebuah keributan yang dilakukan oleh seorang transgender pada seorang lelaki. "Hentikan!" Teriak Aksa, dia menarik lelaki jadi jadian bertubuh kekar itu. "Tolong hentikan! ini butik teman saya! kalau kalian mau membuat keributan, jangan di sini!" tegas Aksa. Sehingga mereka pun berhenti. Rayyan pergi keluar dengan mengajak Gwen dan Ratna. Namun langkahnya berhenti di depan Jana. "Kamu akan menerima hukuman di rumah! Kamu telah keterlaluan!" bentak Rayyan. Tubuhnya terasa ringsek sekali dan ia kesal pada laki laki jadian itu. "Jana tidak akan pulang b******k!" sahut Jane tidak terima. Dan Jana hanya terdiam dengan senyuman tipis, tapi kedua matanya basah. Hal itu membuat Aksa yang melihatnya terdiam. Ia jelas mengenal perempuan itu. Perempuan yang telah membuat bajunya kotor oleh buah pir di mal kala itu Merasa bahwa Jana mengabaikannya, Rayyan pun pergi. Apalagi karena ia tidak mau lagi dipukul perempuan jadi jadian itu. Rayyan trauma. Ia pun bergidik melihat Jane yang bertubuh kekar itu. Aksa berdeham dan mendekati Jana. "Apa dia suami mu?" tanya nya. "Iya." jawab Jana dengan tatapan kosong. Aksa dan Raka saling lirik karena tidak mengerti dengan apa yang terjadi. Bagaimana bisa seorang istri membiarkan suaminya di pukulin oleh temannya sendiri. "Mmm ... kalau boleh tahu--" "Mbak! kami ambil gaun yang ini!" ujar Jane, menempas kalimat yang hampir diutarakan Aksa. Hal itu menjadika Aksa menarik napas pelan. Pemilik stasiun one TV itu sepertinya memaklumi keadaan, meski ia ingin sekali tahu masalah sebenarnya. "Kami permisi!" Jana melewatinya begitu saja, bahkan tidak mengucapkan terima kasih pada Aksa karena telah menolong nya. "Oh, iya." Hanya itu jawaban Aksa meski ia agak penasaran. Jana masuk ke ruang ganti dan melepas gaunnya. Sedangkan Aksa segera memilih tuxedo yang akan ia pakai di acara penganurgrahan selebriti toktok itu minggu depan. "Terima kasih, Aksa. Beruntung kamu datang." ujar Mira, dia pemilik butik itu. Dia temannya Aksa. "Aku rasa, laki laki tadi suaminya mbak yang barusan, dan sepertinya lelaki itu selingkuh. AKu juga melihat mertuanya bertindak enggak adil. kasihan perempuan itu," ujar Mira. Aksa terdiam dan melirik Jana yang keluar dari dalam ruang ganti. Perempuan itu tersenyum padanya dan Mira. "Mbak ini kartu saya!" ujarnya. Dan Mira pun segera mengambil mesin EDC, dan meraih kartunya perempuan itu. setelah selesai Jana pun pergi setelah berpamitan. "Uangnya banyak ko, harga gaun itu saja hampir setengah milyar. Tapi ko suami sama mertuanya bilang dia pengangguran." ujar Mira menggeleng gelengkan kepalanya. Aksa semakin heran, tatapannya masih saja tertuju pada perempuan yang baru aja keluar dari butik. Ada hal yang membuatnya ingin mengulik lebih jauh tentang perempuan itu. Dan Aksa enggak tahu itu apa. "Apa pak?" tanya Raka, ketika Aksa memanggil nya secara diam diam, dan Mira sudah pergi ke dalam. "Kamu selidiki perempuan yang tadi!" ujarnya. "Hah! kenapa memangnya?" tanya Raka. "Lakukan saja!" Raka menggaruk pelipisnya yang enggak gatal. Kerjaannya banyak sekali. Kenapa harus ada kerjaan tambahan. Atasannya itu memang sangat suka menyiksanya. "Baik, pak." "Pastikan, kamu menemukan nama, alamat, dan nomor ponselnya!" Tegas Aksa lagi, membuat Raka semakin heran. Apa jangan jangan bos nya itu menyukai istri orang ya! Gawat kalau begitu!
Free reading for new users
Scan code to download app
Facebookexpand_more
  • author-avatar
    Writer
  • chap_listContents
  • likeADD