Bab 24. Benarkah Cinta?

1185 Words
Pesta pertunangan Rexy dan Melodi akhirnya berlangsung meski tidak sebesar yang seharusnya. Keluarga Basupati melarang Arsenio untuk melakukan pesta atau memberitahukan kolega mereka. Masalah Baron dan Alex Jodie belum selesai dan Rexy terlalu keras kepala. Akhirnya yang terjadi, tidak ada yang bisa melarang Rexy melakukan yang diinginkannya. Tidak seperti pada saat dengan Fernita, kali ini Rexy melakukan pertunangannya di Vila pribadi miliknya. Melodi mengenakan gaun pesta yang membuatnya jadi sangat cantik. Ia baru keluar dari kamar bersamaan dengan kedatangan Ariel dan Median baru saja. “Wow!” hanya itu kata yang bisa diucapkan oleh Median sewaktu melihat Melodi memasuki ruangan. Sedangkan Ariel Danish hanya bisa tertegun dan terdiam. Ia belum pernah melihat Melodi dalam polesan make up dan pakaian indah seperti itu. Matanya tidak berkedip saat melihat Melodi yang jelita dipegangi tangannya oleh Rexy yang tak berhenti tersenyum. “Gue bilang juga apa!” bisik Median menyindir Ariel. Ariel melirik pada Median lalu melihat lagi pada Melodi. Jantungnya berdegup kencang tak karuan. Entah mengapa, Ariel jadi merasa menyesal. Jika ia tahu, mungkin ia akan melakukan sesuatu untuk menghalangi pertunangan itu. Tak lama kemudian pesta puncak pertunangan pun berlangsung. Keduanya bertukar cincin tanda bahwa mereka telah saling terikat untuk melaksanakan pernikahan setelah Melodi menamatkan pendidikannya. Semua orang bertepuk tangan kecuali kedua orang tua Rexy yang memang dari awal tidak setuju dengan pilihannya. Perdebatan tentang Melodi sudah terjadi berhari-hari pasca gagalnya pernikahan Rexy dan Fernita. Sang kakek, Reynold yang memaksa Baron menyetujui pertunangan tersebut. Sedangkan Dewi tidak bisa menentang mertuanya yang masih berkuasa. Selama Reynold masih hidup, Rexy akan mudah memperoleh apa pun yang diinginkannya tanpa peduli perintah orang tuanya. Meskipun demikian, walaupun mereka tidak berbuat apa pun tapi mereka tidak pernah menyetujui Melodi sama sekali. Ariel pun terlihat tak banyak bicara selama proses tukar cincin itu berlangsung. Ia hanya menatap kesal pemandangan di depannya. “Sekarang apa rencana lo?” tanya Median pada Ariel sambil melihat prosesi itu. “Tetap pada rencana awal,” jawab Ariel datar dan Median hanya menggeleng lalu melempar pandangannya ke arah lain. Usai acara pertunangan itu, Melodi kemudian dihampiri oleh Dewi Basupati. “Saya tidak tau apa yang sudah kamu berikan pada anak saya, sehingga dia bisa percaya semudah itu sama kamu. Saya bahkan gak kenal siapa kamu, keluarga kamu atau latar belakang kamu,” tegur Dewi pada Melodi tanpa basa basi. Melodi yang dihampiri tiba-tiba seperti itu jadi kebingungan harus menjawab apa. “Rexy sudah bertunangan dan kenal Fernita lebih dulu. Tapi tiba-tiba kamu datang dan merusak semuanya. Saya gak akan pernah bisa percaya kalau kamu ternyata malah adiknya Fernita. Tapi kamu bahkan gak mirip dia sama sekali.” Melodi masih belum menjawab dan mulai menundukkan pandangannya. “Jangan pikir kamu pakai gaun sebagus itu lalu kamu sudah setara dengan kami sekarang. Kamu harus tau darimana kamu berasal, kamu cuma orang miskin. Kamu gak sederajat dengan keluarga kami jadi jangan pernah berfikir kami akan menerima kamu masuk dalam keluarga Basupati!” Dewi menegaskan kembali. Melodi semakin menundukkan wajahnya dan mulai berlinang air mata. Ia menahan sekuat tenaga agar tidak menangis tapi airmata itu menetes dengan sendirinya. Rexy datang menghampiri setelah dari tadi memperhatikan Ibunya yang terus menyudutkan Melodi. “Mama ngomong apa sih? Ini pesta pertunanganku Ma, jangan buat masalah!” Rexy menegur Ibunya dengan ekspresi kesal. Dewi yang tidak pernah melihat Rexy seperti itu padanya kemudian menggeleng tidak percaya. “Lihatkan, Rexy tidak pernah bersikap tidak sopan pada kami sebelumnya!” ujar Dewi menyalahkan Melodi tanpa menjawab Rexy. “Sejak ketemu kamu, dia jadi pemberontak!” “Mama!” Rexy mulai menghardik Ibunya. Melodi jadi merasa tidak enak karena tamu-tamu mulai melihat perdebatan mereka. “Kamu terus membela perempuan yang jelas ini daripada Mama kamu sendiri. Apa kamu mau jadi anak durhaka, Rexy!” balas Dewi tak kalah sengit. Baron Basupati, suaminya ikut datang menghampiri dan makin memanaskan suasana. “Asal kalian tau, bahwa kami orang tua Rexy tidak pernah menyetujui pertunangan ini!” ujar Baron meninggikan suara seperti membuat pengumuman. Rexy yang kesal sampai membuang muka melihat sikap Ayahnya yang malah makin membuat ricuh. “Pa, Ma, kita udah bicarakan ini selama beberapa hari. Aku rasa aku gak mau membahas hal ini terus menerus. Pilihan dan tindakan yang aku pilih sekarang adalah yang paling tepat!” “Apanya yang tepat! Kamu mau menikahi gadis yang lebih cocok jadi pembantu di rumah kita daripada jadi menantu!” sahut Dewi makin menjadi jadi. “Cukup Mama. Ini pesta pertunanganku. Kalau kalian berdua tidak suka, kalian bisa pergi dari sini!” Rexy dengan berani malah mengusir kedua orang tunya di depan banyak orang. Seluruh tamu terkejut melihat retaknya hubungan keluarga Basupati yang sebenarnya kecuali Ariel Danish yang hanya memperhatikan dengan senyuman. “Berani benar kamu mengusir kami dan lebih memlih perempuan ini!” sahut Baron lagi dengan nada mulai tinggi. “Sebaiknya mulai sekarang Papa dan Mama lebih menghormati dan menghargai Melodi, karena dia adalah calon istriku. Aku akan menikahi dia!” balas Rexy makin tak mau kalah. Baron melebarkan matanya melihat keberanian Rexy menentangnya. Kali ini bukan cinta tapi harga diri. Sementara Melodi yang merasa bersalah akhirnya memegang sebelah lengan Rexy agar ia lebih tenang. Rexy berpaling melihat pada Melodi yang hanya menggeleng pelan menandakan agar ia tak membuat keributan dengan orang tuanya. Rexy yang mengerti akhirnya hanya menghela nafas dan menarik tangan Melodi agar menjauh dari orang tua mereka. Feri Halim yang juga berada di salah satu sudut bersama Aldi sahabat sekaligus tetangganya, hanya bisa diam menundukkan kepalanya. Ia hanya bisa diam saja melihat putrinya dihina karena mereka miskin. Andai ia tak bodoh dulunya, mungkin Melodi tidak akan mendapatkan perlakuan kasar dari orang kaya karena status ekonominya. Feri tidak bisa menahan kesedihannya dan memilih keluar meninggalkan pesta pertunangan Melodi lebih awal. “Setidaknya gue tau satu hal hari ini. Om Baron dan Tante Dewi akan jadi penghalang besar hubungan Rexy dan Melodi,” gumam Ariel setengah berbisik pada Median yang ikut menyaksikan perdebatan itu. Median tidak mau menanggapi dan diam saja. Baginya Ariel dan Rexy sama saja, sama-sama egois. Usai pesta pertunangan yang tak berakhir menyenangkan itu membuat Melodi sedih dan memilih menyendiri. Melodi yang masih berada di vila itu duduk termenung di depan balkon taman belakang sambil memandangi hamparan pemandangan kota dari ketinggian. Pemandangan yang indah malah tidak membuat gadis itu bahagia. Ia merasa sedih karena penolakan yang dilakukan oleh orang tua Rexy sangat menyakitkan. “Kamu kenapa duduk disini? Sebaiknya kamu istirahat di kamar,” ujar Rexy dengan lembut sambil memegang pundak Melodi. Melodi menoleh dan Rexy tersenyum sangat manis padanya. “Kamu mikirin apa sih?” tegur Rexy masih dengan nada lembut yang sama. “Orangtua Mas Rexy kayaknya benci banget sama Mel ya?” tanya melodi sambil menunduk. Rexy menghela nafasnya dan merangkul Melodi ke dalam pelukannya. “Kamu gak usah pikirin itu. Selama ada aku, aku akan terus melindungi kamu seumur hidupku. Biarin aja orang tuaku berfikir seperti itu buat kamu. Mereka memang gak pernah setuju apapun yang aku putuskan dalam hidup.” Melodi sedikit terhibur dan mulai tersenyum. ia mengeratkan pelukannya pada Rexy. “Kamu gak usah pikirin itu lagi ya. Kita pasti akan menikah nanti,” ujar Rexy lagi Melodi memeluknya bahagia.
Free reading for new users
Scan code to download app
Facebookexpand_more
  • author-avatar
    Writer
  • chap_listContents
  • likeADD