Bab 23. Hal Setelah Pesta

989 Words
“Apa? Tunangan?” sahut Feri memekik kaget saat Rexy datang ke rumahnya melamar Melodi. Rexy sedikit terkesiap tapi ia akhirnya mengangguk. Feri masih terperangah mendengar keinginan itu. tidak sekalipun ia berpikir akan menikahkan Melodi di usia yang bahkan belum genap 20 tahun. “Hanya itu yang bisa saya lakukan untuk bertanggung jawab sama Melodi, Om. Saya sudah berjanji ....” “Melodi itu masih kecil. Dia baru 17 tahun dan kamu sudah mau menikah sama dia? kamu gak salah?” Feri makin terlihat kesal dan memarahi Rexy. Melodi yang juga ikut duduk di samping ayahnya memegang lengannya seketika. Feri pun menoleh pada Melodi dengan kening mengernyit. “Pa, jangan marahin Mas Rexy.” Melodi sedikit merengek pada ayahnya. “Mel, kamu belum tamat sekolah. Masa kamu mau menikah muda sih? Apa kamu gak ingin kuliah dan mendapatkan pekerjaan atau membangun karier?” sahut Feri menasihati Melodi. “Saya akan membiayai Melodi kuliah kalau dia memang mau melanjutkan pendidikannya,” sahut Rexy menyela. Feri langsung memberikan delikan padanya. “Kamu kan anak orang kaya. Kamu juga punya perusahaan. Kenapa kamu malah memanfaatkan Melodi untuk menjadi istri kamu? apa yang kamu rencanakan sebenarnya?” Feri tidak melepaskan Rexy yang ia curigai hanya akan menyakiti Melodi. Sedangkan Melodi yang polos terus membujuk ayahnya agar menyetujui pertunangannya itu. “Pa, jangan begitu. Mas Rexy maksudnya baik kok. Dia gak jahat bahkan menyelamatkan nama baik kita, Pa. Kalau tetangga tahu Mel hamil dan keguguran, bisa-bisa kita diusir dari kampung ini karena membuat malu.” Melodi beralasan membujuk ayahnya agar mau luluh. Feri masih terlihat sangat cemas. entah mengapa, ia merasa jika berurusan dengan Rexy Basupati hanya akan membuat putrinya kena masalah. “Kamu beneran mau menikah?” tanya Feri lagi tak yakin dengan keinginan Melodi. Melodi tersenyum lalu mengangguk. “Iya, Pa. Apa Papa gak mau melihat Mel bahagia?” Feri tertegun dan menundukkan pandangannya. selama ini ia hanya bisa memberikan hal buruk dan kemalangan pada Melodi. Dari ia kecil, Melodi tidak pernah hidup dengan layak. Semua harta benda Feri ludes tak bersisa. Sehingga Melodi harus besar dalam keadaan miskin. Kini anaknya itu terpikat pada pria kaya. Sudah jelas jika Melodi terlalu polos untuk mengetahui dan merasakan cinta. “Kalian hanya boleh bertunangan saja. Tidak usah bikin pesta apa pun. semakin sedikit yang tahu semakin baik. Jangan menikah dulu, nanti saja.” Feri pun mengambil keputusan dengan hati berat. Melodi memekik senang dan langsung memeluk ayahnya. Sekalipun sesungguhnya, Feri sebenarnya menyukai Rexy dan masih curiga jika pria itu hanya akan menyakiti anaknya. Tetapi ia akhirnya terpaksa menerima karena melihat Melodi yang sudah sangat bahagia. Ia tidak ingin membuat Melodi makin kecewa. Setelah proses lamaran yang singkat itu, Rexy pun mengajak Melodi ke beberapa butik perhiasan terkenal di Jakarta. Melodi akan segera tinggal di Jakarta begitu bertunangan dengan Rexy. “Kamu boleh pilih cincin mana pun yang kamu mau, aku pasti akan belikan buat kamu,” ujar Rexy sambil tersenyum pada Melodi di sebuah butik perhiasan terkenal. Melodi yang belum pernah masuk ke dalam butik perhiasan sebagus itu hanya bisa terperangah melihat dan mewahnya perhiasan yang mereka jual. Melodi tersenyum dan bingung harus memilih yang mana. Seumur hidupnya, ia belum pernah memiliki perhiasan apa pun. Kini seorang pria tampan yang akan menjadi suami membelikannya sebuah cincin. Dan yang lebih spesial, pria itu adalah pria yang disukai Melodi. “Tapi Mel gak tau harus pilih yang mana, Mas. Semuanya bagus-bagus dan pasti mahal harganya.” Melodi begitu bersemangat dan ia terlihat terus melihat dari kanan ke kiri dan makin bingung. Rexy tergelak kecil melihat respons menggemaskan dari gadis itu. Ia lalu meminta salah satu staf untuk menunjukkan model terbaru dari sepasang cincin pertunangan. Seorang pegawai dengan ramah menunjukkan beberapa model terbaru yang mungkin cocok dengan pasangan itu. Setelah membahas beberapa saat akhirnya, Melodi memilih salah satu pasang cincin yang cukup sederhana. Pilihan Melodi juga disukai Rexy. Rexy bahkan meminta agar mereka mengukir nama keduanya dibalik pasangan cincin masing-masing. Tanpa ia sadari, Rexy merasa bahagia bisa menghabiskan waktu bersama Melodi. Melodi bukanlah gadis yang merepotkan seperti Nita yang gila belanja. Ia lebih senang mengobrol dan menceritakan banyak hal yang menyenangkan. Tidak ada ponsel atau hal lain yang menjadi distraksi. Semua hal terlebih sewaktu mendengar Melodi berbicara adalah hal yang mulai disukai oleh Rexy. Pertunangan mereka akan dilaksanakan satu minggu sebelum ujian kelulusan Melodi. Rexy juga ikut mengundang teman dan koleganya pada pertunangannya kali ini. bisik-bisik mulai terjadi terutama menyangkut soal Melodi yang merebut Rexy dari Fernita. Salah satu yang juga kesal dengan pertunangan itu adalah Ariel. Begitu ia mendapatkan kabar soal pertunangan Melodi, dia langsung menggeram marah. Ini diluar dari rencananya. Bagaimana bisa Rexy malah berbalik ingin bertunangan dengan Melodi? Padahal Melodi sudah mempermalukan keluarganya di depan banyak orang gara-gara kehamilan di luar pernikahan. Tetapi yang terjadi memang seperti itu. “Jadi lo gak mau datang?” tanya Median mampir ke kantor Ariel pada jam makan siang. “Untuk apa gue datang?” “Ya ngasih selamat!” ucap Median asal. Ariel langsung berbalik dan mendelik kesal pada sahabatnya itu. Median hanya memasang wajah tanpa berdosa. “Desta yang ngundang, bukan Rexy!” sambung Median lagi. “Apa lagi Desta yang ngundang, bukan si b******k itu. Ngapain juga gue datang!” hardik Ariel lalu duduk sedikit menghempaskan punggungnya ke sandaran kursi. “Gue pikir lo mau ngejalanin rencana lo!” Ariel lalu menoleh cepat pada Median dengan kening mengernyit. “Ini cuma pertunangan Riel, bukan pernikahan. Yang nikah aja bisa direbut. Sorry ... gue gak bermaksud menyinggung lo.” Ariel tidak menjawab tapi ia tampak berfikir. “Lo bener, harusnya gue bisa balikin ini jadi keuntungan buat gue.” Median menaikkan alisnya mendengar Ariel berfikir seperti itu. Ariel menaikkan ujung bibirnya tersenyum penuh misterius. “Mungkin bukan hal jelek datang ke pesta itu,” ucap Ariel lagi lalu tersenyum setelahnya. Median yang duduk di depannya hanya bisa menggeleng dan diam saja. Ariel memang penuh dendam ingin menjatuhkan Rexy. Demi hal itu dia akan melakukan apa saja.
Free reading for new users
Scan code to download app
Facebookexpand_more
  • author-avatar
    Writer
  • chap_listContents
  • likeADD