Chapter 8

1040 Words
"Baiklah. Sekarang ... Bianca istirahat ya." ujar Nenek Mia. Bianca pun menuruti perkataan Nenek Mia, dia langsung merubah posisinya. Kemudian Nenek Mia membenarkan selimut gadis itu. "Selamat beristirahat, sayang." ujar Nenek Mia sembari mengecup kening Bianca. Gadis itu menutup matanya kemudian dia tertidur. Sedangkan Nenek Mia keluar dari kamar Bianca, namun sebelum beliau beranjak, Nenek Mia memanggil salah seorang pelayan untuk datang ke kamar gadis itu dan menggantikan Nenek mia. "Tolong jaga Bianca, dan Jangan biarkan Bianca hilang lagi." titah Nenek Mia. "Baik, Nyonya." Nenek Mia turun ke lantai 1. Beliau menghampiri Erza yang tengah berada di ruang tengah. "Erza," panggil Nenek Mia. "Iya, Nek. Ada apa?" tanyanya "Terima kasih karna kamu telah menemukan Bianca dan membawanya kembali." ujar Nenek Mia "Erza tidak menemukannya, Nek. tapi anak buah Erza." "Terserah siapa yang menemukan Bianca, yang pasti, sekarang Nenek merasa lega." Di dalam hati Erza, dia merasa kesal. Namun, Erza tidak mengungkapkannya. Pria itu hanya tersenyum dalam kekesalannya. "Sekarang apa yang sedang kamu lakukan?" tanya Nenek Mia. "Erza sedang memeriksa kontrak kerja, Nek." "Ouh ... Baiklah, kalau begitu kamu lanjutkan pekerjaanmu, Nenek tidak akan mengganggu." Setelah mengatakan itu, Nenek Mia pun beranjak pergi. Beliau berjalan ke dapur untuk membuat sesuatu. Beliau menyiapkan bahan-bahan untuk membuat kue. "Tepung terigu, mentega, gula halus, telur, coklat block, coklat bubuk, s**u kental manis coklat, dan vanili." gumam Nenek Mia sembari mengeluarkan bahan-bahan tersebut. Ketika semua bahan sudah siap, Nenek Mia mulai membuat kue. Beliau melakukan step by step pembuatan kuenya. Satu setengah jam kemudian. Kue yang di buat Nenek Mia akhirnya selesai. Beliau meminta pelayan untuk mengantarkan pada Erza supaya bisa dinikmati cucunya sebagai pendamping kerjanya. Lalu untuk sisanya Nenek Mia menyimpannya untuk Bianca setelah dia bangun. --- Bianca terbangun karna dia ingin ke kamar mandi. Dia beranjak dari tempat tidurnya lalu berjalan ke kamar mandi. tap tap tap Ketika Nenek Mia masuk ke dalam kamar Bianca, Beliau tidak melihat gadis itu di tempat tidurnya. Beliau sedikit khawatir, akhirnya Beliau mengecek di kamar mandi, dan ada sahutan dari Bianca. Lima menit kemudian Akhirnya Bianca keluar dari kamar mandi, dan Nenek Mia pun menghampirinya. "Bianca." panggil Nenek Mia "Iya, Nek." sahutnya. "Ayo, makan sayang." ajak Nenek Mia. "Tapi Bianca belum lapar, Nek." ujarnya. "Tapi kamu perlu makan, sayang." Bianca pun menuruti Nenek Mia, akhirnya dia ikut bersama dengan Nenek Mia untuk makan di ruang makan. tap tap tap Ketika Nenek Mia dan Bianca sampai di ruang makan, Erza pun ada di sana juga. Dia merasa malas untuk melihat Bianca. "Nek, Erza berangkat dulu." pamit Erza "Loh! makanan kamu belum habis, sayang." "Erza sudah kenyang, Nek." "Baiklah. Hati-hati, ya." "Iya, Nek." Erza pun akhirnya beranjak pergi. Tinggal Nenek Mia dan Bianca yang makan. BRAK Laki-laki itu membanting pintu mobilnya untuk meluapkan rasa kesalnya. Sejenak dia berada di dalam mobil dan memukul setir mobilnya. Hingga beberapa saat berlalu, akhirnya dia menyalakan mesin mobilnya, kemudian berangkat TIN TIN TIN TIN Erza menekan klakson mobilnya untuk memberitahu penjaga supaya membuka pintu gerbangnya. Dengan cepat penjaga gerbang pun membukakan pagar rumah. Dia menginjak gas mobilnya, dan tidak mempedulikan berapa kecepatan mobilnya. Sedangkan di kediaman Nenek Mia, Bianca tengah memakan kue yang kemarin di buatkan oleh Nenek Mia. "Bagaimana sayang?" tanya Nenek Mia. "Enak, Nek." jawab Bianca "Syukurlah jika kamu suka." ujar Nenek Mia. Bianca pun menyeringai, dan membuat Nenek Mia merasa lebih tenang. Karna dari kemarin beliau merasa khawatir, takut, dan merasa bersalah pada Bianca. Setelah menghabiskan kue yang di buat oleh Nenek Mia, Bianca di ajak jalan-jalan di sekitar kediaman. Gadis itu di tunjukkan tempat-tempat yang ada di kediaman Nenek Mia. "Oh ya, Nenek ada kabar bagus." ujar Nenek Mia. "Kabar bagus apa, Nek?" tanya Bianca "Kemarin Nenek ke rumah sakit dan konsultasi dengan dokter. Dan kata dokter jika Bianca mendapatkan donor mata maka Bianca bisa melihat lagi." ujar Nenek Mia Mendengar kabar itu, sebenarnya Bianca merasa senang, tapi dia memikirkan biaya yang di keluarkan. "Ada apa, sayang? Kenapa kamu terlihat tidak senang? Apa kamu tidak ingin melihat lagi?" tanya Nenek Mia "Bukan itu, Nek. Bianca senang mendengarnya, tapi biaya operasinya pasti mahal, Nek." ujar Bianca "Tenanglah. Untuk masalah Biaya perkara mudah." Namun, gadis itu masih saja tidak terlihat senang. Nenek Mia pun akhirnya meyakinkan Bianca untuk tidak memikirkan masalah biaya. Beberapa saat berlalu. Nenek Mia dan Bianca masuk kembali ke dalam rumah. Ketika mereka tengah bersantai, tiba-tiba Nenek Mia mendapat telepon. "Ya. Halo?" Bianca tidak tahu apa yang dibicarakan oleh Nenek Mia dengan si penelepon, tapi setelah beberapa saat bicara, Nenek Mia langsung tergesa-gesa untuk keluar rumah. Beliau tidak mengajak Bianca. Sedangkan gadis itu di antar oleh pelayan untuk kembali ke kamarnya. "Maaf, apa kamu tahu, ada apa dan kemana Nenek Mia pergi?" tanya Bianca. "Saya tidak tahu Nona," jawab pelayan itu. "Ouh ... Baiklah." Akhirnya Bianca berada di dalam kamarnya, dan menunggu Nenek Mia pulang supaya dia bisa tahu apa yang terjadi. Namun, hingga siang hari, Nenek Mia belum pulang juga. Dan ketika masuk makan siang, makanan Bianca di antar ke kamarnya. "Apa Nenek Mia belum pulang?" tanya Bianca pada pelayan yang mengantar makanannya. "Belum, Nona." jawab pelayan itu. Setelah memberikan makanan pada Bianca, pelayan itu keluar dari kamar Bianca. Sedangkan di tempat lain, Nenek Mia sedang berada di depan UGD untuk menunggu Erza yang sedang di tangani oleh dokter. Flashback On Beberapa jam yang lalu Ketika Nenek Mia mendapatkan telepon, Beliau bicara dengan seseorang. "Ya. Halo," "Apa anda keluarga dari pemilik ponsel ini?" "Iya. Saya Neneknya. Ada apa? Apa terjadi pada cucu saya?" "Pemilik ponsel ini mengalami kecelakaan dengan seseorang, dan dia sudah di bawa ke rumah sakit." "Rumah sakit mana?" "Shenzhen Hospital." Nenek Mia langsung beranjak mengambil tasnya, kemudian beliau menghampiri Bianca sebentar "Bianca, Nenek perlu keluar sebentar. Kamu bersama dengan pelayan di rumah, ya." "Iya, Nek." Setelah itu, Nenek Mia keluar dari rumah, dan langsung menuju ke rumah sakit. Dalam perjalanannya beliau berharap tidak terjadi apapun pada cucunya. Beberapa saat perjalanan, akhirnya Nenek Mia sampai di rumah sakit. Beliau langsung bertanya pada perawat yang ada di customer servis "Permisi, saya korban kecelakaan yang baru saja di bawa kemari. Dimana dia sekarang ?" "Pasien ada di ruang UGD, dan dia dalam penanganan dokter." jawab perawat "Dimana ruang UGD?" "Anda bisa lurus lalu belok kanan, ruangannya ada di ujung lorong." "Terima kasih." Flashback Off
Free reading for new users
Scan code to download app
Facebookexpand_more
  • author-avatar
    Writer
  • chap_listContents
  • likeADD